Riky harus merelakan cintanya yang diam-diam ia pendam hanya karena kesalahpahaman yang terjadi. Ia harus menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenali.
Aisyah wanita malang, korban tabrak lari yang berhasil disekamatkan oleh Riky pada malam itu. Riky terpaksa menikahi Aisyah dan mengubur cintanya kepada Tita, gadis yang selama ini ia kagumi dan ia cintai secara diam-diam.
Tita pun menerima pinangan Raja. Mereka sama-sama memiliki pasangan. Namun jodoh tidak ada yang tahu. Tuhan mempersatukan mereka, saat keduanya sudah sama-sama tidak memiliki pasangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
Acara resepsi Tita pun berjalan dengan lancar. Di acara resepsi Tita kali ini, Pak Ferdi mengundang banyak sekali tamu. Hal itu dilakukan karena untuk terakhir kalinya dirinya menikahkan anaknya. Karena Tita hanya dua bersaudara bersama Abangnya.
Setelah acara di gedung selesai, Tita dan Raja langsung pulang ke rumah. Tita memang tidak mau bermalam di hotel. Jadi Kamarnya sudah dihias layaknya kamar pengantin.
Setelah menghapus make-up dan berganti pakaian di kamar sebelah, Tita kembali ke kamarnya. Ia melihat suaminya sudah berganti pakaian.
"Em.. Tita."
"Iya Mas?"
"Tolong ambilkan air, aku terbiasa minum saat tengah malam."
"Baiklah."
Di dalam kamar Tita sudah tersedia air bahkan lemari es mini. Tita mengambil air dari dalam kulkas dan menuangnya ke dalam gelas. Kemudian ia letakkan di atas nakas."
"Tita kita sama-sama capek, mati kita tidur."
"I-iya Mas."
Tita bisa bernafas lega malam ini. Rupanya suaminya ingin segera beristirahat. Jadi malam ini melewatkan malam pertamanya. Namun tetap saja Tita sedikit gugup karena harus tidur bersama dengan laki-laki. Meskipun itu adalah suaminya sendiri, tapi ia belum terbiasa.
"Tenang, Ta! Dia suamimu, tidak apa-apa tidur dengannya. Berdosa jika kamu tidak menemaninya." Batin Tita.
Keesokan harinya.
Tita bangun jam 5 pagi untuk shalat Shubuh, itu pun sudah agak terang. Ia bergegas untuk Membangunkan Raja.
"Mas, Mas Raja! Sudah Shubuh!"
"Apaan sih ma! Raja masih ngantuk."
"Mas Raja, hei bangun...!"
Raja pun baru sadar kalau saat ini dirinya tidak tidur di kamarnya. Ia baru ingat kalau dirinya sudah menikah dengan Tita.
"Tita..."
"Iya, ayo bangun Mas kita sudah hampir kesiangan."
Tita masuk ke kamar mandi terlebih dahulu untuk berwudhu', disusul kemudian Raja.
"Maaf Mas, aku mau kita shalat berjama'ah."
"Tita ma-maafkan aku, aku belum begitu lancar membaca surat pendek."
"Sehafalmu saja Mas."
Mereka pun shalat berjama'ah.
Setelah shalat, Tita mencium punggung tangan suaminya. Dan Raja untuk kedua kalinya mencium kening istrinya. Pertama ia lakukan saat mereka selesai akad nikah.
Tita melipat mukenahnya. Saat ini ia sedang memakai baju daster berbahan kaos dengan ukuran yang longgar. Rambutnya yang panjang ia cemol sembarangan. Namun meski begitu, kecantikannya masih memukau. Raja tidak dapat berpaling memandangnya. Saat ini Raja duduk di atas tempat tidur. Dan Tita membereskan bantal.
"Tita..."
"Iya Mas."
"Sini!"
Tita pun berjalan mendekati Raja.Tanpa aba-ba Raja menarik tangan Tita, sehingga Tita terjatuh ke pangkuannya.
"Au..."
Raja memeluk tubuh Tita dari belakang.
"Mas..."
"Biarkan seperti ini dulu."
Tita pun diam meski sebenarnya ia sangat tegang. Baru kali ini ia dipeluk laki-laki selain Abi dan Abangnya.
Dan Raja pun mengangkat tubuh Tita, kemudian membaringkannya di tempat tidur. Tubuh Tita mendadak panas dingin.
Apa lagi saat ini Raja hendak menciumnya. Tita memejamkan mata, ia pasrah. Raja pun tergoda dengan bibir mungil nan merah merekah. Raja mengecup bibir itu kemudian sedikit melumatnya.
"Ya Tuhan semoga kali ini aku bisa." Batin Raja.
Pakaian Tita sudah melayang, hanya tersisa pakaian dalam saja yang melekat di tubuhnya. Puas mencumbu Tita, akhirnya senjata Raja mulai tegak. Ia bersemangat untuk menerobos lubang kenikmatan. Namun saat senjata itu sudah di pintu, ternyata layu kembali.
"Ah sial!" Kesal Raja.
"Ke-kenapa Mas?"
"Tidak apa-apa! Maaf kita tunda nanti! Aku harus mengirim file hari ini juga."
"Iya Mas."
Tita merasa kecewa, namun juga senang. Yang penting dirinya sudah mencoba melayani suaminya. Tita pun pergi mandi, setelah itu turun ke bawah untuk ikut membuatku minuman buat suaminya.
"Non, mau bikin apa?"
"Bi', ini mau bikin teh hangat untuk Mas Raja."
"Ah Non Tita so sweet deh, biasanya habis shalat Shubuh juga tidur lagi. Tapi sekarang jadi rajin."
"Ya kan harus membiasakan diri Bi'."
"Betul itu Non."
"Ya sudah Bi', aku ke kamar dulu!"
Tita membawa nampan yang berisi secangkir teh dan sepiring biskuit. Ia naik melewati lift menuju kamarnya.
"Mas ini tehnya."
Nampak Raja sedang berkutat dengan laptopnya di kursi balkon kamar Tita
"Terima kasih."
"Sama-sama."
Raja pun melanjutkan pekerjaannya. Tidak ingin mengganggu suaminya, Tita pergi ke bawah lagi untuk membawa baju cucian.
Tidak lama kemudian waktunya sarapan. Tita memanggil suaminya untuk sarapan ke bawah. Saat itu, Raja sedang membalas pesan.
"Mas, ayo sarapan dulu."
"Ah iya."
Mereka makan bersama berempat di meja makan. Tidak lama kemudian Tristan datang. Tita melayani suaminya makan.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
"Wah enak nih sarapannya."
"Kalau belum sarapan, ayo gabung Tris!"
"Aku sudah sarapan Ummi, istriku juga masak yang tidak kalah enak dengan ini!"
"Ya, ya, Ummi tahu! Salwa memang pintar masak."
"Ada apa Tris, tumben pagi sekali?"
"Aku lupa memberikan kado kepada adikku ini. Tita, ini tiket bulan madu ke Swiss! Besok kalian sudah bisa berangkat bulan madu ke sana! Untung pesawat kalian bisa pakai jet pribadi kita."
"Terima kasih Bang." Ujar Tita. Raja pun mengucapkan terima kasih.
"Ya sudah aku balik dulu, mau ke kantor!"
Tristan pun mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
Di Mesir
Saat ini di Mesir masih jam 4. Ricky menunggu waktu Shubuh setelah ia melakukan shalat tahajud. Saat ini Ricky meratapi hidupnya. Ia mendapatkan segala keluh kesahnya kepada Allah.
"Ya Allah, aku tahu mungkin sudah tidak ada harapan untukku dengan Tita. Aku tidak ingin mengharap apa yang sudah menjadi milik orang lain. Tolong jaga hati ini agar tidak menjadi zina hati. Ampuni hamba yang hina ini ya Allah."
Adzan Shubuh berkumandang, Ricky melakukan shalat shubuh. Namun saat dia ingin tidur lagi, Bunda Raisya menelponnya.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam, Bunda."
"Ricky, bagaimana kabarmu dan Aisyah?"
"Alhamdulillah kami baik-baik saja Bunda. Bunda dan keluarga di sana gimana?"
"Alhamdulillah kami sehat.
"Ricky, mana istrimu? Bunda ingin ngobrol."
"Eh.. Aisyah? Itu kebetulan Aisyah pulang ke rumah Kakaknya Bunda, ada acara di sana. Iya ada acara, nanti aku jiga akan menyusulnya."
"Oh.. benar begitu?"
"Iya, Bunda."
"Ricky kamu jadi pulang ke Indonesia kan satu bulan lagi?"
"Iya Insyaallah pas libur semesteran Bunda."
"Jangan lupa bawa Aisyah ya, sekalian nanti kalian resmikan saja pernikahan kalian di KUA sini. Urus semuanya Rik!"
"Hah?"
"Kamu ngerti nggak sih Rik yang Bunda omongin?"
"Iya, iya ngerti Bunda."
"Ya sudah Bunda mau belanja dulu buat masak siang nanti. Salam sama Aisyah ya?"
"Baik Bunda."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikum salam."
Lagi-lagi Ricky harus berbohong. Sebenarnya berat baginya untuk menutupi semua ini. Tapi ia harus lakukan sampai nanti dirinya pulang ke Indonesia.
Bersambung...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...