NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah pukulan.

"Bisa sampai subuh kita duduk di sini kalau kamu belum juga bicara Mas.." ucap Dinar, yang di minta Irham duduk mendengarkan penjelasannya. Tapi, bermenit-menit lamanya lelaki itu tetap bungkam.

"Itu Yank.."

Irham berdehem pelan, membasahi tenggorokan yang terasa kering.

"Aku bertemu dengan wanita yang pernah menjadi masa laluku."

Menantu keluarga Kiai Ahmad Sulaiman itu mengumpulkan segala keberanian dan berkata jujur pada istrinya. Dia memindai wajah jelita itu dari sofa sebrang. Lambat laun wajah tenang itu memudar. Wanita Sholehah yang dipercayakan kepadanya itu membantu dalam waktu cukup lama mendengar penuturannya. Kamar mereka tiba-tiba terasa sangat dingin malam ini, karena penuturan sang suami seolah membawa pergi kebahagiaan yang empat tahun Dinar rasakan seketika itu juga.

Dinar tak tahu, bagaimana harus bereaksi terhadap penurunan suaminya. Wanita masa lalu? Dinar tak salah dengarkan? Sungguh, sebuah penuturan yang tidak pantas di ucapkan sebagai mantan santri tersohor seperti Irham.

Irham menatap Dinar, dengan luapan macam-macam emosi tercetak jelas pada raut mukanya. Ada rasa malu, gelisah, juga kejujuran dari sorot mata laki-laki itu.

Dinar menunduk, demi menyembunyikan air mata yang hampir tumpah.

"Mas terlambat datang karenanya?"

"Ya.." gumam Irham sebelum menunduk malu.

"Mas mencarikan tempat tinggal sementara untuk wanita itu?"

"Ya.." jawab Irham masih konsisten.

"Mas juga membelikan ponsel untuknya?"

Kali ini Irham sedikit mendongak. "Itu ..." hendak menyangkal, tapi kemudian Irham mengangguk lemah. "Iya..."

"Satu lagi, Mas." ucap Dinar yang membuat dada Irham berdebar. "Apa kamu kesana kemari dengan perempuan itu tanpa orang lain? Hanya kalian berdua?"

"Yank..."

Dinar terperangah. Ia hanya mampu mengigit bibir bawah, saat melihat raut bersalah suaminya. Dinar merasa cemburu, hatinya sakit dan terluka.

"Kalian pernah menjalin hubungan sebelumnya, sebagai pasangan kekasih?"

Irham mengangguk, mengiyakan. Laki-laki itu merasa malu, saat jujur pada istrinya jika dia tak se Sholeh yang dikira. Dia pernah pacaran dengan wanita yang bernama Ratih.

Irham tahu dia telah menyakiti Dinar.

"Apa kamu masih memiliki rasa pada perempuan itu, Mas?" Dinar bertanya lagi.

"Yank.. Nggak gitu yank, aku hanya tak tega melihatnya sengsara."

Dinar menunduk, beberapa tetes air mata tak lagi dapat dia bendung. Entah mengapa jawaban suaminya tak membuatnya lega dan percaya. Tapi justru nyakitin nya lebih dalam dibanding rasa lelah yang pernah lelaki itu keluhkan.

Apakah karena ini menyangkut perasaan lelaki itu yang terbagi?

Dinar bangkit dari sofa. Irham ikut bangkit. Dinar meninggalkan Irham bersama dengan Ilyas. Hingga pagi tiba. Dinar tidak kembali ke kamar mereka. Bahkan, Irham tak menemukan Dinar saat sarapan bersama dengan mertuanya.

Yang ia dengar, Dinar hari ini sedang keluar ke pasar bersama Umi Zalianty.

Untuk pertama kalinya, Irham menjaga Ilyas di pagi hari.

Ilyas sangat rewel. Irham dibuat kuwalahan.

Sampai jam sembilan pagi, akhirnya Irham merasa lega, Ilyas akhirnya bisa di taklukkan. Meskipun yang membuatnya tidak begitu senang sebab yang bisa mereda tangis anaknya adalah laki-laki yang sempat membuatnya terbakar api cemburu.

Ya, laki-laki yang pernah tertawa bersama Istrinya dua hari yang lalu.

"Ham, ini Hassan, anak Ibu Saudah. Wanita yang telah menyusui istrimu dahulu. Artinya Hassan ini adalah saudara iparmu." jelas Kiai

Ahmad Sulaiman.

Jadi mereka saudara se susuan? Irham tersenyum kikuk.

Ada rasa bersalah mengingat ia sudah berpikir yang tidak-tidak tentang laki-laki di hadapannya ini.

Tak lama berselang Umi Zalianty dan Dinar datang.

Irham merasa gugup saat mata mereka bertemu. Dinar berusaha tegar, meski terlihat begitu terluka sebab pengakuannya semalam.

"Ning, jagoan habis bikin Abi nya kuwalahan. Sekarang anteng sama Pakde nya." tunjuk Kiai Ahmad Sulaiman ke arah Hassan.

Dinar melirik pada Irham sebelum ke Hassan.

Irham bersyukur meskipun kesan pertama pertemuan mereka kurang baik, tapi Hassan tidak menunjukkan rasa tidak sukanya. Hassan ramah, dan sopan.

******

Baru setelah shalat dhuhur. Irham dapat bertemu dengan Dinar di kamar mereka yang berada di rumah Ahmad Sulaiman.

"Yank.. Tolong jangan diamkan mas seperti ini, aku mengaku salah, dan aku mohon pengampunan mu."

Jika biasanya Irham yang menghindari Dinar sebab bosan, kini Dinar menghindari Irham sebab tidak ingin bertengkar.

"Mas, seandainya pun kamu benar-benar bosan beristrikan aku, kamu bisa dengan baik-baik memulangkan aku pada Abah. Tidak dengan cara mencoreng nama baik Abah, ataupun pesantren Al-Hasan. Apa kamu lupa? Ada Marwan yang harus kau jaga? Kamu adalah seorang yang setiap gerak geriknya di buat contoh puluhan bahkan ratusan santri, andai mereka tahu apa yang kamu lakukan hari itu, apa kamu bisa menjamin nama baik pesantren kita baik-baik saja? Bagaimana bisa mencetak generasi terbaik? Jika pengajarnya saja tidak tahu adab dan batasannya?"

"Dinar...aku."

Irham mendekat, hendak merengkuh istrinya, namun Dinar buru-buru menghindar.

Irham terus terang baru menyadari jika apa yang ia lakukan bisa menimbulkan dampak besar. Ada rasa pedih dalam hati saat baru menyadari itu. Kini dia hanya bisa berdiri kaku di tempat yang sama, hingga Dinar pergi dari hadapannya.

Jika bisa Irham ingin kembali pada hari kemarin. Pada waktu semua belum terlambat untuknya.

*******

Sore itu, kediaman Kiai Ahmad Sulaiman tiba-tiba kedatangan tamu tak di undang.

Seorang laki-laki yang marah-marah mencari keberadaan Irham.

Dinar yang kebetulan sedang menyuapi makan Ilyas melihat dari kaca jendela.

"Suruh ustadz gadungan itu keluar!! Dimana dia menyembunyikan istriku."

Deg!

Jantung Dinar berdebar keras. Apa yang ia takutkan akhirnya terjadi.

Kini rumah abahnya di datangi kerumunan orang untuk melihat keributan yang telah terjadi.

Alhasil, Kiai Ahmad Sulaiman selaku ayahnya ikut menemui tamu yang sedang marah itu.

"Ustadz siapa yang anda maksud? Mohon kendalikan amarah anda. Kita bisa bicarakan ini baik-baik."

Umi Zalianty berhasil mengejar langkah suaminya dan mendengar percakapan dua pria itu.

"Siapa lagi kalau bukan menantumu Pak Kiai. Si Irham itu sudah membawa kabur istriku."

"Astaghfirullah...Anda jangan asal bicara." rupanya Kiai Ahmad Sulaiman mulai terpancing emosi mendengar fitnah yang di tuduhkan pada menantu kesayangannya.

"Anda tidak percaya Pak Kiai? Di depan pesantren Al-Hasan menantu anda itu membawa istri saya naik ke dalam mobilnya, dan sampai detik ini belum pulang. Anak kami menangis setiap hari. Kalau Kiai tidak percaya tanyakan saja sama beberapa santri di sana, atau kalau mau jelas tanyakan pada penculiknya langsung."

Kiai Ahmad Sulaiman tak berhenti istighfar mendengar penuturan lantang pria di hadapannya.

Tidak lama berselang, Hassan berhasil menjemput Irham dari pesantren.

Irham sendiri kaget melihat kerumunan orang di depan rumah mertuanya. Dan saat matanya beradu pandang dengan sang istri, dia paham ada hal yang mungkin akan ia hadapi.

"Nah Kiai, silahkan tanyai menantu anda ini, dimana dia menyembunyikan istriku?"

Irham belum sempat membuka mulutnya, saat tiba-tiba ponselnya berdering.

Irham terperangah saat ponselnya langsung di rampas oleh laki-laki yang tak ia kenali ini.

Ingin merebutnya tapi terlambat. Ketika lelaki itu berhasil me-laudspeaker panggilan yang telah terjawab.

"Hallo... Kang Irham, Assalamualaikum..."

Bola mata Irham serasa mau keluar saat suara wanita yang menyebabkan hubungannya dengan sang istri semakin dingin terdengar.

Kini, Irham merasa ujian hidupnya semakin berat setelah ini. Melihat berapa banyak mata yang melihat kejadian ini, dan berapa pasang telinga yang pasti dapat mendengar dengan jelas sapa manja wanita di sebrang sana.

Belum sempat mengatakan apapun. Kepalan tangan sudah mendarat di rahangnya.

Suami dari Dinar itu tersungkur di hadapan banyak orang.

Rasa iba menyapa hati Dinar, tapi tidak mampu membuat kakinya melangkah keluar, Dinar memaku dengan pandangan iba semua orang.

Apa mereka semua mengasihaninya sebab suaminya telah tertangkap basah membawa kabur istri orang?

1
Cinta Salsabila
saya suka ceritanya 👍👍👍👍
nietta harry
sholat berjamaah berdua?? bukankah Dinar dlm masa nifas setelah melahirkan...???
Lilan
pernah ada d posisi Dinar.. kuat Dinar kami bisaa
Lilan
sampai bab ini nyesek banget, ngebayangin ada diposisi Dinar mungkin aku gak sanggup.🙏🙏
Hera
wuuiih sad ending Dinarnya 😢😭
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget Thor semoga bermanfaat novel bagi pembaca
Sandisalbiah
𝚋𝚎𝚗𝚎𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚍 𝚎𝚗𝚍𝚒𝚗𝚐...
Sandisalbiah
𝚍𝚞𝚕𝚞 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚢𝚐 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝚕𝚞𝚙𝚊 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚍𝚐𝚗 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚖 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚞𝚓𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚊𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊.. 𝚔𝚒𝚗𝚒 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚢𝚐 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚗, 𝚊𝚙𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚋𝚊𝚔𝚊𝚕 𝚐𝚊𝚗𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚗𝚐 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚒𝚋𝚞 𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐𝚗𝚢𝚊? 𝚔𝚘𝚗𝚏𝚕𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚓𝚊𝚞𝚑² 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚔𝚎𝚌𝚎𝚕𝚊𝚔𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚊𝚖𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚒𝚗𝚒.. 𝚍𝚛 𝙸𝚛𝚑𝚊𝚖 𝚍𝚊𝚗 𝙸𝚕𝚢𝚊𝚜..
Dewa Rana
kok dinar gak pegang uang sedikitpun
Tri Utari Agustina
Bikin emosi aja Irham rasakan suami Ratih datang dengan emosi
Tri Utari Agustina
Rasakan Eliyas istri pergi gimana rasanya istrinya
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚙𝚞𝚝𝚞𝚜𝚊𝚗 𝙷𝚊𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛, 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚗𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑, 𝚊𝚙𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚞𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚐𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚎𝚔𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊
Sandisalbiah
𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚐𝚎𝚐𝚎𝚛 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚜𝚊𝚗𝚝𝚛𝚎𝚗.. 𝚑𝚎𝚋𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚒𝚗𝚒 𝚋𝚎𝚝𝚒𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚔𝚑𝚕𝚊𝚔.. 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚍𝚒𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚜𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚢𝚊𝚑 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛.. 𝚑𝚊𝚒𝚜𝚑𝚑
Sandisalbiah
𝚔𝚎𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊𝚊𝚗 𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚢𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚗𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚍𝚐𝚗 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚝𝚙 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚜𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚃𝚑𝚘𝚛... 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚔𝚊𝚝𝚊² 𝚍𝚕𝚖 𝚑𝚊𝚍𝚒𝚜𝚝 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝙵𝚒𝚛𝚖𝚊𝚗 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑, 𝚔𝚞𝚍𝚞 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚞𝚝𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚑𝚊𝚖𝚒 𝚊𝚛𝚝𝚒 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚝𝚞 𝚏𝚊𝚔𝚝𝚊 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚋𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚕𝚊𝚖𝚋𝚊𝚝 𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚎𝚛𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚗𝚊 𝚢𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚗𝚍𝚞𝚗𝚐 𝚍𝚕𝚖 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚖𝚊𝚝² 𝚝𝚛𝚜𝚋𝚞𝚝.. 𝚖𝚊𝚊𝚏 𝚝𝚑𝚘𝚛
Sandisalbiah
𝚊𝚔𝚞 𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚘 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚒𝚜𝚒 𝚝𝚞𝚕𝚒𝚜𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛, 𝚔𝚘𝚔 𝚐𝚊𝚔 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚝𝚊𝚞 sih😔
Sandisalbiah
𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚓𝚊𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚙 𝚔𝚛𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚞𝚍𝚊𝚛𝚊 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚜𝚞𝚊𝚞𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚞𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚝𝚞𝚙𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊
Sandisalbiah
𝚏𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚝 𝚢𝚐 𝚍𝚒𝚛𝚊𝚜𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙳𝚒𝚗𝚊𝚛... 𝚑𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊 𝚒𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚔𝚎𝚌𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝
Fitri Yah
ya Allah semoga novel ini sampai kepembaca yg lain, jujur saja Thor beberapa hr ini sy baca smua novel membosankan udh lama off dr novel tp Alhamdulillah sy Nemu yg bener" bagus islami yg g terlalu fanatik ada lucu dikit
linanda eneste
dy belajar agama kan ya? tugas suami ya direpotkan istri lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!