Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MILIKKU TAK BEKERJA
Alina merenung sendiri di ruang tamu. Ia menatap ponsel miliknya, yang tentu saja sudah ia ganti nomornya dengan yang baru. Ia benar-benar berusaha menghilangkan jejaknya.
“Tak ada pekerjaan yang cocok untuk wanita hamil sepertiku,” gumam Alina.
Di desa itu, pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah bertani dan berternak. Ada juga yang berdagang berbagai kebutuhan pokok, tapi tak mungkin Alina bersaing dengannya. Ia tak ingin membuat keributan atau pertengkaran dengan warga desa di sana.
Tokk tokk tokk …
Alina yang sedang melamun pun tersadar dan bangkit dari duduknya. Ia membuka pintu dan melihat seseorang di depan pintu.
“Grandma?”
“Selamat pagi, sayang,” sapa Beatrice.
“Masuk, Grandma,” Alina mempersilakan Beatrice untuk masuk ke dalam rumahnya.
“Kamu sibuk?” tanya Beatrice.
“Tidak, Grandma. Ayo masuk, silakan duduk.”
Beatrice masuk ke dalam rumah. Dulu rumah tersebut adalah milik sahabatnya. Mereka besar bersama di desa tersebut dan tinggal di sana setelah mereka menikah. Sayang sekali temannya itu meninggal terlebih dulu dan rumah tersebut jatuh ke tangan putranya.
Sudah beberapa kali rumah tersebut berganti penghuni karena memang putra sahabatnya itu tak berniat menjual karena kenangan masa kecilnya ada di sana.
“Kamu sedang mencari pekerjaan?” tanya Beatrice saat melihat ponsel Alina yang ada di atas meja, juga sebuah kertas yang bertuliskan beberapa pekerjaan serta alamat mereka.
“Ya, tapi aku bingung,” kata Alina.
“Apa yang kamu bingungkan?” tanya Beatrice.
Alina menghela nafasnya pelan. Ia tak ingin tinggal di desa tersebut dengan kebohongan. Meskipun negara mereka tak terlalu mempedulikan kehamilan di luar pernikahan, tapi Alina merasa hal tersebut tetap sesuatu yang tak baik.
“Aku sedang hamil dan tak ada pekerjaan yang sepertinya cocok untukku,” jawab Alina.
“Kamu sedang hamil? Ya Tuhan, mengapa kamu tidak mengatakannya? Grandma bisa membantumu beres-beres,” kata Beatrice.
Hati Alina langsung menghangat karena Beatrice justru kuatir pada keadaannya.
“Ia masih sangat kecil di dalam sini, jadi tak mengapa.”
“Justru karena dia masih kecil, maka kita harus menjaganya lebih baik lagi,” ujar Beatrice.
“Grandma tak bertanya mengapa aku bisa sampai hamil?” tanya Alina. Biasanya orang-orang akan mempertanyakan jika wanita hamil tanpa pasangan meskipun negara mereka adalah negara bebas. Rasa ingin tahu tetap ada di negara tersebut.
Beatrice tersenyum tipis. Melihat wajah Alina, ia teringat kembali pada sahabatnya. Wajah teduh yang terlihat imut menggemaskan.
Beatrice menggenggam kedua tangan Alina dan menatap mata wanita yang seusia cucu laki-lakinya, Carlos, “Setiap orang memiliki alasan dan Grandma tak akan bertanya ataupun menghakimi. Jika kamu siap menceritakan atau ingin bercerita, Grandma siap mendengarkan.”
“Grandma,” Alina langsung memeluk tubuh Beatrice dengan erat, sementara Beatrice mengusap punggung Alina. Beatrice tahu bahwa Alina sepertinya membutuhkan dukungan orang-orang di sekitarnya.
“Apa kamu memiliki keahlian tertentu?” tanya Beatrice yang berusaha membantu Alina untuk mencari jalan keluar.
Alina tampak berpikir, “aku bisa menjahit, tapi …”
Ia baru teringat bahwa mesin jahit miliknya ia tinggal di Mansion Ruiz. Tak terpikir olehnya untuk membawa benda yang besar dan agak berat seperti itu.
“Apa kamu sudah memeriksa seluruh isi rumah ini?” tanya Beatrice.
“Belum, Grandma. Aku hanya memeriksa dan membersihkan ruang-ruang yang aku perlukan dan aku gunakan,” jawab Alina.
“Ikut Grandma,” Beatrice mengajak Alina ke bagian belakang rumah. Bagian belakang rumah tersebut adalah sebuah taman kecil dan ada sebuah pintu yang merupakan ruangan yang berfungsi sebagai gudang.
Keduanya kini berada tepat di depan sebuah pintu yang langsung berhadapan dengan taman belakang.
“Kamu punya kunci pintu ini kan?” tanya Beatrice pada Alina.
“Ada, Grandma,” Alina kembali masuk ke dalam rumah dan mengambil kunci yang diberikan oleh pemilik rumah padanya melalui agen properti.
“Bukalah,” pinta Beatrice.
Pintu gudang pun terbuka, hawa pengap tercium dan debu mulai beterbangan. Beatrice masuk tanpa mempedulikan hal itu dan Alina pun mengikutinya.
“Kemarilah, sayang,” kata Beatrice, “Lihatlah ini.”
Beatrice membuka salah satu kain putih yang menutupi sebuah benda yang menjadi benda kesayangan sahabatnya.
“Ini?” Mata Alina berbinar saat melihat sebuah mesin jahit dengan merk yang sejak dulu ingin ia miliki. Memang merk lama, tapi terkenal kuat dan tahan banting.
“Rumah ini dulu adalah milik sahabatku. Ia sangat suka menjahit. Ia pasti akan sangat senang mesin ini akan kembali bergerak dan berguna bagi kehidupan seseorang,” kata Beatrice.
“Aku boleh menggunakannya?” tanya Alina yang masih merasa ragu.
“Tentu saja, sayang. Noa pasti akan sangat senang. Ia adalah wanita yang sangat baik. Aku bahkan sangat merindukannya.”
“Grandma, thank you. Aku tidak tahu bagaimana harus berterima kasih. Dengan mesin ini, aku bisa mulai bekerja seperti hobiku dulu.”
“Berterima kasihlah dengan hidup baik dan bahagia. Grandma dan Carlos akan selalu ada untuk mendukungmu,” ujar Beatrice.
**
“Arghhh!!!” Lagi dan lagi anaconda milik Logan tak bereaksi. Tubuhnya kembali panas dingin karena miliknya terus saja lemas.
“Keluar kalian!!” teriak Logan. Ia memanggil beberapa wanita dan meminta mereka tak memakai apapun. Namun, hassrat Logan yang tinggi tak diikuti dengan anacondanya yang terus saja mengerucut tanpa keinginan untuk berubah bentuk.
Jika dulu saat ia memikirkan Alina, maka anacondanya bisa berubah bentuk, tapi kini tidak sama sekali. Awalnya ia ingin mencoba bermain dengan wanita lain dengan menganggap wanita itu sebagai Alina, namun semua itu gagal karena ia seperti pria impoten.
“Log!” Vin yang baru saja masuk, melihat beberapa wanita keluar dari apartemen Logan dengan penampilan yang berantakan.
“Kamu bermain dengan mereka semua? Sekaligus? Hebat sekali!” puji Vin yang takjub dengan kemampuan Logan.
“Kamu memujiku atau menghinaku?” tanya Logan yang ntah mengapa merasa geram.
“Tentu saja aku memujimu, Log. Ada apa?” Vin kembali melihat wajah Logan yang sedikit pucat dan tak seperti biasanya, “kamu sakit?”
“Bawa aku pada Richard, Vin. Aku tak kuat lagi. Aku bisa gila,” ujar Logan.
Vin yang kuatir dengan keadaan Logan pun langsung membantu sahabatnya itu. Kebetulan sekali Richard mendapat tugas jaga malam hari ini.
“Ada apa sebenarnya denganmu, Log?” tanya Vin yang rasa ingin tahunya sangat besar.
“Milikku tak bekerja, Vin.”
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻