Soleha tidak menyangka jika suami yang sudah menikahinya adalah seorang ketua geng motor yang selama ini sudah sangat meresahkan warga desa.
David tidak pernah bisa menebak bakal ada perubahan besar dalam hidupnya terkait pandangannya tentang cinta dan kesetiaan setelah bertemu dan menikah dengan Soleha.
Ikuti kisah mereka, David & Soleha
#Badboy #gengmotor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 David dan Soleha
Tidak sesuai dengan rencana awal, jika David dan Soleha setelah pulang hotel akan pulang ke rumah Umi dan Abi. Akan tetapi David membawa Soleha untuk mengontrak satu rumah kecil untuk tempat tinggal mereka yang tidak jauh dari kampus Soleha.
Karena sebelumnya David sudah mengatakan pada Soleha jika dia tidak memiliki rumah atau pun Apartemen atau pun pekerjaan tetap.
Demi menjaga nama baik suaminya dari kedua orang tuanya dan para tetangga, akhirnya dia bisa menerima keputusan David untuk tidak tinggal dengan mereka.
Dan tentunya sebagai seorang istri Soleha harus bisa menempatkan diri terhadap apa pun dimana pun mereka berada.
Walau pun Umi dan Abi merasa keberatan karena keputusan mereka yang mendadak. Tapi Umi dan Abi tidak bisa berbuat banyak terhadap rumah tangga yang baru di bangun oleh anak dan menantunya.
Yang hanya bisa mereka lakukan adalah selalu mendoakan yang tebaik untuk rumah tangga David dan Soleha dimana pun berada. Seperti anak sulungnya yang harus ikut bersama suaminya merantau ke negara tetangga.
Kunci rumah sudah di tangan Soleha dengan membayar untuk satu bulan ke depan, sudah termasuk air namun listrik mereka harus mengisi token sendiri.
Soleha dan David merapikan semua pakaian mereka ke dalam lemari yang sudah tersedia di sana.
Kebetulan David mengontrak rumah yang sudah dilengkapi dengan beberapa pasilitas seperti tempat tidur, kulkas, kipas angin, tempat masak nasi dan mesin cuci.
"Besok kita baru ke rumah Umi untuk mengambil semua perlengkapan dan kebutuhan kuliah mu."
Soleha mengangguk lalu menggantung handuk. Dia duduk di kursi dekat mesin cuci sambil memasukkan pakaian kotor mereka.
"Kamu tidak lelah?." Tanya David sambil menatap Soleh lalu menghampirinya.
"Cepek sedikit, tapi tidak apa-apa. Kamu mau aku buat kan sesuatu?." Tanya Soleha menghentikan aktivitasnya. Dia menatap David yang tersenyum dengan begitu manisnya.
"Tidak, hanya saja kamu sudah mencuci. Padahal kita baru dari hotel, merapikan pakaian. Memangnya kalau mencuci bajunya besok tidak bisa?."
Soleha membalas senyum David dengan tidak kalah manis, "Bisa-bisa saja, tapi kan besok kita mau ke rumah Umi. Jadi lumayan saat kita tinggalkan, nanti pas kita pulang ke sini lagi semua cuciannya sudah kering."
"Hidup mu penuh perencanaan dan memiliki pemikiran yang matang." Puji David sambil mengacungkan kedua jempolnya.
"Terima kasih, tapi biasa saja. Itu hanya pekerjaan kecil yang bisa aku kerjakan hari ini tanpa harus menunggu besok."
"Kamu benar, kalau kita bisa mengerjakannya sekarang, kenapa harus nunggu besok?."
Keduanya saling tersenyum, menampilkan senyum terbaik yang meraka miliki.
Pagi-pagi sekali David dan Soleha sudah berangkat dari rumah kontrakannya. Yang menjadi tujuannya adalah rumah Umi dan Abi. Membawa buah tangan yang sudah dipersiapkannya dari semalam. Dengan mengendari mobil yang sudah di sewanya untuk dua hari ke depan. Karena takutnya mereka akan menginap.
"Oh ya David..."
"Apa?."
"Tapi maaf ya sebelumnya kalau aku lancang. Apa masih boleh aku mengambil pekerjaan menjadi guru les private?. Karena sebelum kita menikah aku sudah memiliki anak tiga anak les." Tanya Soleha dengan perasaan cukup was-was karena takutnya akan menyingung David.
"Dimana?." Tanya David yang sesekali melirik kearah Soleha.
"Ketiga-tiganya di kampus. Jadi aku akan pulang jam 4 atau jam 5 sore sudah sampai rumah. Aku sudah memperhitungkan semuanya jika aku masih tetap mengajar les."
"Kamu mengajar anak usia berapa tahun?."
"Anak-anak yang sudah SMP."
"Ok, tidak masalah asalkan kami bisa membagi waktu untuk kita dan pekerjaan mu."
"Alhamdulillah, David. Terima kasih."
David hanya tersenyum sambil melirik Soleha yang mengambil posnelnya untuk memberikan jawaban atas pertanyaan dari ketiga anak didiknya.
Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah Umi dan Abi. Keduanya disambut oleh pelukan hangat kedua orang tuanya.
"Maaf kami datangnya terlambat, karena jalannya lumayan macet karena sedang ada perbaikan jalan." Ucap Soleha tidak enak, karena Umi sudah mengirimkan pesan beberapa kali terkait mereka yang belum sampai.
"Enggak apa-apa. Umi dan Abi hanya khawatir saja. Syukur alhamdulillah sekarang sudah sampai di rumah dengan selamat." Balas Umi.
Untuk menghormati Abi dan Umi, Soleha dan David bermalam di rumah mereka. Meski ada rasa canggung terhadap orang yang baru dikenalnya, namun David berusaha untuk membaur seperti yang dilakukan Soleha pada keluarganya saat pernikahan mereka kemarin.
Anak-anak yang mengetahui keberadaan Soleha di rumah kedua orang tuanya. Membuat mereka berdatangan untuk mengaji setelah mereka libur beberapa hari. Dan rencananya, nanti Umi dan Abi yang anak menggantikan Soleha mengajar mereka.
Karena ingin menebus rasa kangen Soleha terhadap anak-anak, Soleha meminta izin pada David untuk mengajar mereka mengaji, tidak lama hanya satu jam setengah. Dan David pun mengizinkannya.
Melihat David yang duduk sendiri sambil memperhatikan Seolah mengajak David untuk duduk bareng Umi dan Abi sambil menikmati kue yang sudah terhidang di meja ruang tengah.
Untuk pertama kalinya David berada di kamar Soleha. Kamar yang cukup luas itu dipenuhi dengan buku-buku. Ada yang sudah lama atau pun yang masih baru.
"Maaf ya kamarnya berantakan." Ucap Soleha merapikan meja riasnya.
"Apanya yang berantakan?, segini itu sudah rapi banget jika dibandingkan sama aku." Jawab David duduk di kursi.
"Sekarang kamu ganti pakaian ya." Soleha memberikan pakaian ganti yang sudah dibawanya.
Tanpa ada rasa malu atau pun canggung lagi, David membuka pakaiannya di depan Soleha.
Melihat hal itu sontak saja Soleha segera memalingkan wajahnya karena masih merasa malu jika harus melihat tubuh David secara langsung. Karena selama mereka bercinta selalu dengan penerangan yang redup.
"Kenapa masih malu?." Tanya David menggoda Soleha sambil berdiri tepat di belakang Soleha.
"Malu aja, sudah belum ganti pakaiannya?."
"Sudah." Bisik David.
Soleha pun membalik tubuhnya karena mendapatkan jawaban dari David kalau dia sudah selesai berpakaian. Namun nyatanya David masih belum mengenakan apa pun.
Teriakan Soleha tidak terdengar karena David sudah membungkam bibir istrinya dengan bibirnya sendiri.
Ciumannya itu cukup berjalan lama, hingga suara ponsel David menyudahinya.
"Iya, ada apa?."
"Besok kau bisa ikut balapan dengan kita?. Hadiahnya uang tunai."
"Selain itu?."
"Ada geng sebelah yang berani menantang kau untuk tanding?."
"Ok, besok malam aku akan ikut."
David pun mematikan ponselnya kala sudah menyelesaikan perkataannya.
"Besok kamu masih harus tinggal di sini. Aku ada urusan di Jakarta." Ucap David memberitahu Soleha.
"Iya enggak apa-apa. Aku masih cuti."
"Ayo kita lanjut lagi yang tadi!." Ajak David menarik tangan Soleha hingga mereka merebahkan tubuh di atas tempat tidur.
Keesokan paginya...
David sudah berpamitan pulang pada Umi dan Abi setelah dia ikut Abi melaksanakan shalat di mesjid.
"Kenapa harus buru-buru pulang?."
"Iya Umi, aku ada urusan di Jakarta. Jadi aku titip Soleha di sini. Hanya satu hari aja."
"Oh iya, semoga apa yang menjadi urusan mu di permudah oleh Allah."
"Aamiin."
David juga sudah berpamitan pada Soleha dan sekarang dia sedang mengecek kondisi mobil rentalnya.
"Sepulangnya dari Jakarta aku akan langsung menjemput mu ke sini." Ucapnya pada Soleha sambil mengambil daun yang jatuh di atas kepala Soleha.
"Iya, kamu hati-hati."
Usai berpamitan, David segera masuk ke dalam mobil dan mulai mengendari mobilnya meninggalkan Seolah yang masih setia berdiri ditempatnya.
"Semoga Allah selalu melindungi mu, suami ku." Sepenggal doa yang meluncur dari bibir Soleha untuk mengiringi kepergian sang suami.
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤