"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.
"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.
Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.
Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Malam ini, Alexa yang merasa bosan tengah melangkahkan kakinya menuju balkon kamar untuk mencari udara segar. Gadis itu hanya bisa berada di dalam kamar sejak kemarin malam karena ia merasa malas untuk beranjak dari tempat tidur nya, selain untuk mandi dan bahkan ketika ia ingin makan, pelayan Alan selalu siap melayani dirinya kapan pun.
Selain itu, Alexa juga sibuk mengerjakan blog nya dari ponsel. Pandangan gadis itu berbinar ketika melihat Alan yang tengah berdiri di luar mansion, memberikan instruksi pada anak buahnya.
"Aku siap tinggal di sini selamanya agar bisa berada di dekat mu, tuan tampan." Kata Alexa, menatap Alan dengan mata penuh hasrat. Pria itu tampak menggoda dengan kemeja hitamnya, setiap kali Alexa melihatnya, gadis itu selalu merasa terpikat dengannya dan merasa tidak mampu memalingkan pandangan dari Alan.
Namun, tiba-tiba pandangan Alexa tak sengaja tertuju pada banyaknya senjata yang di masukkan ke dalam truk. 'sebenarnya siapa dia?.' Gumam Alexa, bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dan gadis itu merasa penasaran.
Alexa bersiul guna menarik perhatian Alan, tetapi siulannya itu justru mengundang perhatian semua orang yang ada di bawah termasuk Alan. Pria itu melayangkan tatapan tajam nya ke arah Alexa yang telah berani melakukan hal itu. Tetapi ketika pandangan Alan tertuju pada lekuk tubuh Alexa yang sempurna dan indah, muncul hasrat membara dari dalam dirinya.
Alexa tampak menarik dan seksi dalam balutan atasan bralette putih dan celana pendek denim berwarna biru.
Dan Alexa tanpa malu menyambut tatapan banyak orang itu dengan lambaian tangannya dan tersenyum.
Alan mendengus kesal dan menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah konyol dari gadis itu. Dan tak sengaja ia melihat pandangan sopir truk yang tampak kesemsem melihat Alexa. Rasa cemburu yang tajam melintas di perasaan nya, Alan dengan marah berjalan mendekati sopir truk nya.
Menarik kerah bajunya sopir itu dan dengan kekuatan penuh, Alan melayangkan pukulannya tak henti-henti, perasaan nya telah diliputi dengan hawa cemburu dan ia pun kehilangan kendali.
Melihat kejadian itu, Alexa terbelalak kaget. Sementara anak buah Alan yang juga ada di sana menatap tak percaya dengan apa yang terjadi, mereka tidak mampu memahami perubahan mendadak dari sikap bosnya itu. Padahal menurut mereka, sopir itu hanya diam dan tidak melakukan apa pun, lalu karena alasan apa bos mereka memukuli sopir tersebut?.
Faktanya, tak ada seorang pun termasuk Alan sendiri yang dapat memahami apa yang terjadi pada dirinya. Tangannya yang terus memukul pria malang itu terlihat mengeluarkan darah, membuat Alexa yang melihat hal itu terlihat cemas. Gadis itu bergegas turun untuk menghentikan Alan, Alexa merasa kasihan pada sopir yang terlihat hanya pasrah dengan apa yang telah bos nya itu lakukan.
Setelah tiba di tempat kejadian, Alexa masih mendapati Alan yang memukuli sopir itu tanpa ampun.
"Apa yang terjadi? Cepat hentikan mereka!." Alexa meminta anak buah Alan untuk menghentikan Alan. Namun sayang nya, tidak ada yang berani menghadapi bos mereka yang tengah marah dan mereka di lumpuhkan oleh rasa takutnya pada Alan.
"Kalian pengecut." Alexa melangkah maju. "Berhenti!." Teriak gadis itu, membuat Alan langsung melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah sopir dan menoleh ke arah Alexa.
"Sekarang pergilah dari sini dan pastikan kau tidak terlihat lagi." Kata Alexa pada sopir yang telah terluka parah dengan darah di tubuhnya. Sopir itu pun segera pergi sebelum Alan kembali memukuli nya tanpa ia tau alasannya.
"Panggil sopir yang lain!." Perintah Alexa pada salah satu anak buah Alan.
Dan Alan tiba-tiba menarik tangan Alexa dengan paksa menariknya masuk ke dalam mansion..
"Hei kau sedang marah, tapi apa yang terjadi? Dan kemana kau akan membawaku?." Tanya Alexa melangkahkan kakinya cepat mengikut Alan yang masih tetap menarik tangannya.
Alan tiba-tiba berhenti dan membentak Alexa, membuat gadis itu terkejut. "Diam saja dan pergi! Aku sedang tidak ingin mendengar ocehan mu!."
"Kau sendiri yang menarik tanganku dan membawanya ke sini dan sekarang kau ingin aku pergi? Apa kau baik-baik saja?." Tanya Alexa, gadis itu menempelkan punggung tangannya ke dahi Alan untuk memeriksa kesehatannya.
Tetapi wajah Alan terlihat tertekuk. Pria itu menyingkirkan tangan Alexa dan menarik gadis itu agar lebih dekat dengannya. "Mengapa kau tidak pernah mau mendengar perkataanku?!." Ketegangan di antara mereka terasa begitu hebat, membuat rasa kesemutan menjalar di punggung Alan.
"Kau bisa memerintah di mana saja dan pada siapapun, Tuan Alan Delano. Tapi jangan memerintah ku, karena aku hanya akan mendengarkan diriku sendiri!." Balas Alexa, terlihat kesal. Menekan Alan dengan jawabannya dan pria itu melepaskan tangan Alexa.
"Kau benar-benar sulit untuk di hadapi." Kata Alan.
"Oh, jadi kau ingin berurusan denganku?." Alexa menggoda Alan dan bibirnya membentuk seringaian yang nakal.
"Sialan! Diam dan beri tahu aku kenapa kau berdiri di balkon kamar dengan pakaian terbuka mu? Ini rumah ku dan aku tidak mengizinkan mu berkeliaran dimana-mana termasuk balkon." Kata Alan yang langsung pada inti permasalahannya.
"Oh jadi karena itu masalahnya? Hm apa aku telah mengalihkan perhatian mu? Dan asal kau tau aku bosan seharian penuh hanya ada di dalam kamar." Alexa dengan berani mengalungkan tangannya di leher Alan. "Tapi sekarang aku tau sesuatu, apa aku tadi terlihat menggoda saat di balkon?." Lagi, Alexa kembali bertanya, gadis itu bergerak lebih dekat dengan Alan, jari jemarinya yang lembut bergerak membelai rahang tegasnya.
Geraman pelan keluar dari bibir Alan saat dia tengah berusaha mempertahankan ketenangannya. Tingkah laku Alexa yang bergelayut manja sepertinya telah melampaui batas kemampuan Alan dalam mempertahankan diri.
Namun, Alan mendorong Alexa menjauh sebelum dirinya tersesat di mata Alexa yang memabukkan. "Hanya saja kau jangan terlalu menguji kesabaran ku, Nona Alexa. Pergilah ke kamar mu!." Perintah Alan mengibas tangannya beberapa kali agar Alexa cepat pergi dari hadapannya.
Sementara itu, pandangan Alexa tertuju pada luka di punggung jari-jari Alan yang berdarah..
"Baiklah, tapi biarkan aku mengobati lukamu dulu. Tangan mu berdarah." Kata Alexa terlihat cemas.
Gadis cantik itu, meraih tangan Alan dan membelainya dengan lembut, membuat pandangan Alan berubah teduh. Mereka berdua tanpa sadar saling bertatapan secara mendalam dan melupakan dunia yang ada di sekitar mereka selama beberapa saat.
Alan mengerutkan dahinya. Didalam pikiran nya, ia bertanya-tanya pada dirinya apa yang sedang terjadi padanya. "Pergilah! Pergilah ke kamarmu!." Alan menarik tangannya..
"Aku akan melepaskan perbanku ini lagi jika kau tidak mendengarkan aku!." Sebelah tangan Alexa mencubit perban yang ada di di tangan nya yang lain, berniat untuk menakut-nakuti Alan.
"Apa yang kau inginkan?." Tanya nya kesal..
"Hm, aku ingin kau." Alexa menyeringai dan memberinya kedipan nakal.
Pria itu menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kau luar biasa! Aku tak mengerti dengan pikiranmu."
"Jadi, tolong mengertilah aku!." Balas Alexa dengan nada bicaranya yang serak, kembali mendekati Alan dan mengarahkan tatapan tajam ke arahnya.
"Kau bukan tipeku."Kata Alan, menjaga suaranya agar tetap tegas.
"Tapi aku adalah tipeku." Saat Alexa berbisik di telinga Alan, pria itu merasakan aliran listrik hasrat yang mengalir ke tulang punggungnya.
Alan menghela napasnya, menyadari jika berdebat dengan Alexa selalu akan sia-sia. "Kau selalu tidak ingin mendengarkan ku, kan?."
"Tidak akan pernah." Bibir gadis itu membentuk seringaian konyol.
"Baiklah, terserah padamu aku akan pergi."
"Aku ingin ikut dengan mu."
"Itu tidak perlu gadis menyebalkan."
"Terimakasih atas pujian nya, pahlawan ku." Alexa menyeringai, menikmati raut wajah Alan yang tertekan.
"Berhenti memanggilku seperti itu."
"Baiklah, jadi beri tahu bagaimana aku harus memanggilmu? Hm tuan tampan lebih baik, kan?." Alexa mengangkat sebelah alisnya ke atas. Dan bicaranya hanya bisa membuat Alan bertambah kesal padanya.
"Aku harus pergi dan kau tetap di sini!." Kata Alan..
"Berhenti! Atau aku akan melepaskan perbanku!." Alexa menunjuk ke arah perbannya dan tersenyum nakal. "Aku harus mengobati luka mu itu dulu, Tuan tampan."
"Kau sangat menyebalkan." Alan benar-benar frustasi dengan kelakuan Alexa yang tiada hentinya.
"Tapi jauh di lubuk hatimu, kau perduli padaku."
Mendengar kata-kata Alexa, ke dua bola mata Alan melebar saat gadis itu mampu merasakan kepeduliannya yang di sembunyikan darinya. Alan belum siap dan belum ingin mengakui jika ia benar-benar peduli pada Alexa.
"Terserah padamu dan lakukan apa saja sesuka hatimu, kau jangan ikuti aku." Alan berbalik untuk pergi, tetapi ia terpaksa menghentikan langkah kakinya ketika suara jeritan seseorang menusuk di indera pendengaran nya.
Alexa, gadis itu tanpa ragu-ragu melepaskan perban di tangannya, meski tau Alan telah melarangnya. Dan dia memang sengaja melakukan itu, agar Alan mau berhenti.
Sementara itu, Alan mengepalkan tangannya. Pikirannya terpecah antara keinginan untuk menghadapi gadis itu atau ego nya yang sangat kuat untuk mengacuhkan Alexa. Alan memilih pergi, menolak menyerah pada godaan untuk melihat Alexa di belakang.
"Aduh sakit!." Kata Alexa dengan keras. Namun, sayangnya Alan tak kunjung menoleh atau pun mendatanginya, membuat gadis itu pun merasa kecewa.
Dan tanpa sepengetahuan, seseorang sedari tadi menyaksikan semua kejadian yang terjadi di antara Alan dan Alexa.