perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di serang
Jum' at pagi rombongan siswa SMK Bhineka berangkat dari sekolahan .
Mereka akan mengadakan perkemahan di area bumi perkemahan sonokeling 2 . Mereka memotong melewati jalan Pagar Alam ,atau sering di sebut Gang PU karena jalan itu kanan kirinya Pemakaman Umum , yang nantinya akan tembus langsung ke Kemiling,
karena santai mereka baru sampai di area bumi perkemahan sore hari, di mana kabut mulai menutupi sebagian jalan.
sejuknya suasana pegunungan dan alaminya udara di sana sangat menyegarkan seakan akan pori pori ikut bernapas .
Rangga mendirikan tenda di tempat yang agak jauh, karena kalau terlalu dekat nantinya ada saja omongan siswa lain yang tak enak di dengar.
Rangga membawa bekal yang cukup untuk tiga hari, seperti mie instan roti kering dan juga beberapa cream pengusir nyamuk.
Eki sudah menghubungi Sama'un dan Pulung agar memberi pelajaran pada Rangga , mereka akan menyesatkan Rangga saat acara cari jejak .
Sama'un dan Pulung tentu saja senang mendapat pekerjaan seperti itu, mereka membawa beberapa anak buah dan menyusul ke Gunung Tanggamus.
Tak hanya mengirim Sama'un dan Pulung , Eki juga mendatangi tempat kerja Rangga sekarang di pasar Koga .
Eki menceritakan tentang Rangga yang mencuri uang dari toko di mana ia bekerja dan akhirnya di pecat , pak mo kaget mendengar hal itu ia tak menyangka bila Rangga seperti itu ia merasa telah tertipu dengan penampilan Rangga yang sopan .
" ya itu terserah bapak ,saya hanya memberitahukan saja" ucap Eki , ia pergi setelah menceritakan Rangga.
⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Rangga menikmati pemandangan di gunung Tanggamus dengan secangkir kopi dan sebatang rokok di tangannya,
malam hari para guru pengawas mengadakan acara Api Unggun , Rangga tak ikut bergabung hanya menyaksikan dari jauh saja
Drrrrr
tiba tiba bumi bergoyang, Rangga melihat ke sekitar .
" gempa , semua ke tengah lapangan jangan di bawah pohon" teriak Pak Atmo .
Gempa hanya beberapa detik , namun membuat kacau Acara api Unggun .
" Kamu ga apa apa Ngga?" tanya pak Atmo menghampiri Rangga
" ga apa apa pak, terima kasih" jawab Rangga , hanya pak Atmo yang masih peduli dengan nya, guru yang lain memandang sinis pada Rangga dan menjauhinya.
" ya sudah istirahat yang baik, besok acara cari jejak sampai pos 3 ." ucap pak Atmo sebelum pergi ke kemahnya.
" ya pak" jawab Rangga singkat , ia bersyukur masih ada pak Atmo yang perhatian padanya dan tak percaya bila Rangga mencuri.
Sama'un dan Pulung dengan berpura pura sebagai pendaki telah sampai di pos 3 , ia menyusun rencana di pos 3 , dari Eki dia mendapat info bila besok acara cari jejak. Ia akan mengutus beberapa anak buahnya bersembunyi di setiap jalan yang bercabang. Ia akan mengarahkan Rangga pada tempat tertentu , saat naik tadi ia melihat satu jalan yang mengarah pada jurang yang dalam rencana ia akan menunggu Rangga di sana setelah anak buahnya mengarahkan Rangga kesana.
Jam 8 pagi, semua murid bersiap ,Rangga yang tidak mempunyai tim dan hanya seorang diri menjadi orang yang terakhir berangkat mencari jejak. Jarak antara tim di tentukan 15 menit , baru tim yang lain di berangkatkan.
Rangga melangkah menyusuri jalan yang mengarah ke pos 3, ia bersantai sambil menikmati pemandangan, jalan ke pos sudah pasti ia tahu karena ia sudah beberapa kali naik gunung sewaktu SMP dulu . Gunung Tanggamus memiliki ketinggian 2100 meter di atas laut ( mdpl ), Rangga berhenti sejenak saat melihat pemandangan indah Teluk Semangka, Rangga dulu sering kemari dan pemandangan ini lah yang membuatnya selalu ingin mendaki gunung Tanggamus lagi, menyaksikan keindahan Teluk Semangka dari atas gunung.
Karena dalam acara pencarian jejak Rangga tak bisa berlama lama di sana, ia kembali berjalan menuju pos ke tiga.
" eh, kok belok?" tanya Rangga heran dalam hati, saat memasuki rimba jalan yang ia inget adalah lurus ,tapi petunjuk jejak mengarahkan ke kanan.
" mungkin ada yang merintis jalan baru dan lebih aman" gumam Rangga, ia menapaki jalan yang di arahkan oleh tanda pencari jejak, tak lama Rangga berlalu , dua orang keluar dari semak dan memperbaiki arah , ternyata arah itu sengaja di belokkan oleh anak buah Sama'un dan Pulung, agar Rangga menuju tempat di mana Sama'un dan Pulung telah menunggu .
" perasaan di depan ada jurang, kenapa guru malah menyuruh murid lewat sini?" tanya Rangga heran .ia pernah menjelajah daerah itu dan mengetahui bila di depannya ada jurang
"Kok tandanya ga ada lagi, " Rangga kebingungan karena tanda jejak tak ada lagi saat mendekati jurang .
" ha ha ha, kena juga kan?" Sama'un keluar dari balik pohon di ikuti beberapa orang lainnya
Rangga mundur saat melihat Sama'un dan beberapa orang menghadang di depannya .
" udah serahin uang loe!" dari belakang Pulung mencegat jalan mundur Rangga.
" kalian salah orang kak, aku ga punya uang , cuma ada 100, nich" ucap Rangga sambil menyerahkan uang yang di milikinya , Rangga tak tahu bila memalaknya hanya alasan saja.
" masa iya ganteng ganteng kere!" ucap Pulung sambil mengeluarkan sebilah badik dari pinggangnya , Rangga sedikit ngeri melihat badik yang berkilau menandakan sangat tajam.
" beneran kak, ya namanya juga camping mana bawa uang" ucap Rangga memberanikan diri.
" Bugh"
Sama'un menyelinap dan memukul dari belakang saat Rangga berbicara dengan Pulung
"udah habisin aja, kelamaan nanti keburu ada yang datang" ucap Sama'un , ia juga mengeluarkan sebilah pisau .
" sialan mereka mau membunuhku" keluh Rangga , ia meraup tanah berpasir dan menggenggamnya ,
wuush
ia menyebarkan pasir yang di genggam , dan berlari menjauh. Tapi ia salah mengambil arah , arah yang di tujunya adalah jurang
" Aduuh, mata ku!" Sama'un dan beberapa orang yang terkena pasir mengaduh,
" kejar" pulung meninggalkan Sama'un yang masih mengucek matanya yang kemasukan tanah .
" ha ha ha , mau lari kemana !" pulung yang melihat Rangga berdiri di pinggir jurang tertawa
Rangga mengambil sebatang kayu kering yang menggeletak di tanah
" maju sini,!" teriak Rangga menantang, walau ia harus mati di sini setidaknya ia bisa membawa salah satu dari mereka menemaninya ke akhirat .
Melihat Rangga memegang kayu patahan dahan anak buah Pulung agak ragu mendekatinya.
" wuuuut"
" wuuuut"
dari belakang beberapa batu seukuran genggaman tangan mengarah pada Rangga , Rangga berusaha menghindar namun salah satu batu itu mengenai bahu Rangga membuat kayu yang di pegangnya terpental.
"Seraaang" anak buah Pulung melihat senjata Rangga terlepas langsung menyerang Rangga, Rangga berusaha melawan sekuat tenaga .
Jleb
Aaaakh
Rangga menjerit saat sebuah pisau menusuk perutnya , ia tersungkur ke tanah dan pingsan saat sebuah pukulan mengenai tengkuknya
" buang ke jurang agar tak ada yang menemukannya" perintah Sama'un , di tangannya masih menggenggam sebuah batu.
Anak buah Sama'un dan Pulung dengan cepat mengangkat Rangga yang pingsan dan melemparkan Rangga ke jurang , Sama'un membersihkan bekas darah yang berceceran sebelum pergi meninggalkan tempat itu.
Tubuh Rangga meluncur dengan cepat dan menghantam dinding tebing, namun dinding itu ternyata rapuh saat tertimba tubuh Rangga tebing itu pecah dan membentuk sebuah goa , tubuh Rangga menggelinding turun menyusuri goa yang terjal
bugh
Tubuh Rangga terhenti saat tubuhnya menabrak batu besar di dasar goa
apakah Rangga tewas.....
Baca bab berikutnya ......
Terima kasih....