Bagaimana jadinya jika seorang dokter cantik yang selalu ceria dan petakilan bertemu dengan seorang tentara yang memiliki sifat dingin dan juga galak? akankah mereka bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33 Masak Ikan Ala Cinta
Menjelang sore, semuanya sedang santai. Cuaca sore itu sangat cerah, terlihat Reynold, Dean dan anggota lainnya sedang main-main. Ada yang main bola dan ada juga yang main basket.
Cinta dan Lucy duduk di tangga rumah melihat yang sedang main-main. Segitu banyaknya yang sedang main, tapi tatapan Cinta hanya fokus kepada Reynold sampai dia senyum-senyum sendiri apalagi Reynold selalu tebar pesona.
"Sepulang dari Lebanon kenapa Kapten jadi ramah lingkungan kaya gitu ya? senyum-senyum, terus jadi pintar menggombal lagi," ucap Lucy.
Cinta terkekeh. "Itu 'kan lebih bagus dari pada dulu kaku dan dingin, menyebalkan lihatnya juga," sahut Cinta.
"Berarti sekarang bikin sayang, iya 'kan?" goda Lucy.
"Apaan sih." Cinta menyikut Lucy dengan sikunya.
Sementara itu, Dean secara diam-diam terus saja memperhatikan Lucy. Semenjak tadi Lucy menarik tangannya, Dean menjadi terbayang-bayang wajah Lucy terus. "Dr.Lucy kalau dilihat-lihat cantik juga," batin Dean dengan senyumannya.
Bugh....
Sebuah bola basket melayang ke kepala Dean membuat Dean seketika terjauh. "Siap, salah! maaf Pak Lettu," ucap Bani yang langsung push up di depan Dean.
"Astaga Bani, kenapa kamu selalu membuat salah sih," kesal Dean sembari memegang kepalanya yang terasa sedikit pusing.
Bani terus melakukan push up karena dia merasa takut kepada Dean. Sedangkan Lucy reflek bangkit dari duduknya saat melihat Dean jatuh membuat Cinta mengerutkan keningnya. "Kamu kenapa, Luc?" tanya Cinta.
"Ah, gak apa-apa," sahut Lucy gugup.
Cinta menyipitkan matanya. "Jangan bilang kamu suka sama Lettu Dean," goda Cinta.
"Ih, sotoy." Lucy berlari masuk ke dalam rumah.
"Eh, kok malah lari sih!" teriak Cinta dengan tawanya.
Cinta dan Lucy pun memilih untuk masuk ke dalam.
"Kapten, besok Cinta ulang tahun loh," seru Hugo.
"Iyakah?"
Hugo menganggukkan kepalanya. Setelah lelah bermain, mereka pun duduk di lapangan beristirahat. Sedangkan Cinta tampak bingung dengan ikan-ikan hasil Hugo memancing, dia tidak bisa masak sama sekali.
"Bagaimana cara masak ikannya?" gumam Cinta.
Cinta ingin memasaknya, tapi dia sama sekali tidak tahu bagaimana caranya. Dia pun melihat ponselnya dan mencari bagaimana cara memasak ikan.
"Ok, aku coba masak ikan. Semangat Cinta!" teriak Cinta penuh semangat.
Cinta melihat bumbu yang ada di dapur, bahkan nama-nama bumbu pun dia tidak tahu hanya garam dan gula yang dia kenal yang lainnya sama sekali Cinta tidak tahu. Dia pun membawa tempat bumbu itu keluar dan menghampiri Reynold yang sedang duduk berkumpul di lapangan. "Kapten, bisa jelaskan apa saja nama-nama bumbu ini," ucap Cinta.
"Kamu mau ngapain, Cinta?" tanya Hugo mengerutkan keningnya.
"Mau masak ikan hasil kamu mancing tadi," sahut Cinta dengan senyumannya.
Hugo mengerutkan keningnya. "Memangnya kamu bisa masak?" tanya Hugo.
"Ada youtube, aku tinggal lihat di situ saja," sahut Cinta dengan entengnya.
"Gak yakin aku kalau kamu bisa mempraktekannya," ledek Hugo.
Cinta mencubit paha Hugo dengan sangat kencang membuat Hugo berteriak kesakitan. Para Bapak-bapak Tentara hanya bisa menertawakan kelakuan Cinta dan Hugo itu.
"Sini, mana yang mau kamu tahu," ucap Reynold.
"Semuanya, ini nama-namanya apa saja?" tanya Cinta yang ikut duduk di samping Reynold.
Reynold langsung gerogi kala posisi dia dan Cinta saling menempel.
"Aku sudah bawa papan kayu yang di tempeli double tape jadi Kapten nanti menempel satu bumbu di papan itu lalu ditulis namanya apa," ucap Cinta.
Dean sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan Cinta. "Lebih baik ikannya kita saja yang masak, Cinta," ucap Dean.
"No, aku mau belajar masak jadi jika suatu saat nanti aku menikah, aku bisa masak untuk suami," tolak Cinta.
"Gak usah repot-repot dokter, Kapten 'kan pintar masak jadi jika nanti dokter menikah dengan Kapten biar Kapten saja yang masak," celetuk Bani dengan santainya.
Bani memang suka sekali mengeluarkan kata-kata yang sangat kontroversial. Entah karena sengaja atau memang Bani orangnya polos banget. Reynold dan Cinta sampai melotot mendengar celetukan Bani yang berani itu.
Dean menoyor kepala Bani dan seketika Bani gugup melihat tatapan tajam Reynold. "Siap salah, Kapten!" lagi-lagi Bani langsung push up di depan Reynold.
Reynold berdehem dan mulai menempel satu persatu bumbu di papan kayu itu lalu dia menulis namanya. "Ini sudah selesai," ucap Reynold salah tingkah.
"Baik, terima kasih Kapten." Cinta langsung bangkit dan berlari.
"Nanti aku cek masakan kamu!" teriak Reynold.
Cinta mengacungkan jempolnya dan segera berlari masuk ke dalam rumah. Sedangkan Lucy, dia berdiam diri di kamar setelah Cinta menggodanya habis-habisan. Cinta mulai mengeksekusi bumbu-bumbu, tapi dia bingung dengan ikan yang masih hidup itu.
"Cara membunuh ikan itu bagaimana? masa aku harus balik lagi minta bantuan kepada Kapten, 'kan malu," gumam Cinta.
Cinta berpikir keras, hingga dia pun memasukan ikan yang masih hidup itu langsung ke panci yang sudah berisi air. Sebelumnya dia mencuci ikan itu dulu, tapi butuh usaha kala mencuci ikan yang masih hidup. Terdengar sekali keluar rumah jika di dapur, banyak benda yang jatuh membuat Hugo, Reynold, dan Dean saling pandang satu sama lain.
"Cin, kamu itu masak apa tawuran? rusuh amat!" teriak Hugo dari luar.
Setelah memasukan ikan ke dalam panci, dia pun mulai menyalakan kompor. "Nanti kalau airnya sudah panas, pasti ikannya juga mati. Ah, kamu pintar sekali Cinta." Cinta berbicara kepada dirinya sendiri.
Lalu Cinta memasukan bumbu ke dalam panci. Dia tidak tahu harus diapakan bumbu itu jadi dia langsung cemplung-cemplungi bumbu ke dalam panci.
"Perasaanku gak enak, sepertinya aku harus lihat Cinta," ucap Reynold.
"Ya, sudah aku mau mandi dulu," timpal Dean.
Reynold pun bangkit dan menemui Cinta di dapur, diikuti oleh Hugo. Pada saat Reynold dan Hugo masuk, Cinta sedang berdiri dengan menyandarkan tubuhnya sembari mengotak-atik ponselnya.
"Bagaimana? kamu bisa?" tanya Reynold.
"Bisa dong, sekarang aku sedang menunggu airnya panas saja," sahut Cinta dengan senyuman penuh percaya diri.
"Luar biasa kamu, Cinta. Akhirnya kamu bisa masak juga," puji Hugo tanpa melihat masakan Cinta.
"Iya, dong," sahut Cinta penuh dengan senyuman.
Reynold melangkahkan kakinya menghampiri panci, betapa terkejutnya Reynold saat melihat ikan berenang di dalam panci dengan bumbu-bumbu yang mengapung di atas air. Seketika tawa Reynold pecah melihat semua itu, memang seharusnya dari awal Reynold tidak percaya jika Cinta bisa masak.
"Astaga, Cinta," ucap Reynold.
"Kenapa, Kapten? ada yang salah dengan masakan aku?" tanya Cinta dengan polosnya.
Hugo yang penasaran ikut melihat isi di dalam panci. Dan Hugo tidak kalah kaget dengan apa yang dilakukan Cinta.
"Ya, Allah Cinta, kamu itu cantik, dokter bedah pula, tapi kenapa otak kamu rada-rada bergeser sih? mana ada masak ikan hidup kaya gitu, seharusnya kamu urus dulu ikannya lalu dikasih bumbu bukannya disuruh berenang kaya gitu, kamu pikir dia mau berendam air panas!" ucap Hugo dengan gemasnya.
Seketika Cinta nyengir, membuat Reynold ikut nyengir juga. "Sudah benar kamu main suntik-suntikan dan jahit-jahitan, jangan coba-coba masak. Sudah, biar aku saja yang masak, kamu diam saja," ucap Reynold dengan tawanya.
Wajah Cinta kembali merah, Lagi-lagi Reynold berhasil membuatnya malu. Akhirnya Reynold pun yang memasak ikan-ikan itu dan Cinta hanya memperhatikan Reynold masak.