NovelToon NovelToon
Kejahatan Alexander Louise

Kejahatan Alexander Louise

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Hamil di luar nikah
Popularitas:253.8k
Nilai: 5
Nama Author: Zandzana

Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit

Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.

Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar

Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hamil

Sudah lebih sebulan Sania kembali beraktifitas seperti biasa. Tekadnya untuk melupakan kejadian kelam sebulan yang lalu membuatnya selalu menyibukkan dirinya untuk terus sibuk bekerja.

Panas yang terik tak membuat Sania mengeluh, dia terus menjalankan tugasnya sebagai tour guide dengan semangat.

Apalagi hari ini, dia membawa rombongan yang datang dari luar pulau.

Dengan cekatan dan pembawaan yang luwes, para turis lokal yang dibimbing Sania menjadi sangat terbantukan dan mengerti tentang apa saja yang ada di tempat itu

Ketika sampai di tempat istirahat, Sania membawa seluruh pelancong ke rumah makan tradisional yang terkenal di daerah tersebut

Seluruh pelancong segera duduk di pondok-pondok yang tersedia, begitupun dengan Sania. Dia ikut bergabung dengan para pelancong itu dan kembali menjelaskan nama makanan yang saat ini mereka santap

Kepala Sania yang sejak tadi dirasakannya pusing makin bertambah ketika air es yang dingin masuk kedalam kerongkongannya

Dia memasang senyum kepada para pelancong yang menanyakan keadaannya

"Mungkin akibat cuaca yang sangat terik" komentar mereka

"Mungkin" jawab Sania sambil kembali tersenyum

Selesai dengan istirahat makan siang, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka

...****************...

Sania segera merebahkan tubuhnya begitu sampai di mess. Mess masih sepi karena seluruh karyawan belum banyak yang pulang, lagian saat itu baru pukul lima sore.

Biasanya mess akan penuh menjelang maghrib. Kepala Sania yang sejak tadi pusing masih belum berangsur pulih.

Dia mencoba mengoleskan minyak aroma terapi yang ada di dalam laci meja kamarnya, berharap kepalanya akan segera ringan.

Hingga habis Maghrib bahkan menjelang Isya pusingnya belum juga hilang. Dhea teman sekamarnya yang mengetahui jika Sania tak turun untuk makan malam segera membawakannya nasi agar Sania bisa makan

Saat sampai di kamar, didapatinya Sania sedang memejamkan matanya

"San, kamu tidur?"

Tak ada jawaban

"Sania?" ulang Dhea

Sania membuka sedikit matanya.

"Hemmm"

"Ini aku bawakan kamu makan malam, bangun gih, makan dulu"

"Kepala aku dari siang tadi pusing Dhe"

Dhea mendekat, menempelkan jarinya ke kening Sania

"Nggak panas"

"Pusing, bukan panas"

Dhea terkekeh

"Aku kerokin, mau?"

Sania diam, kerokan hal yang biasa buatnya, tapi untuk duduk saja rasanya dia tak sanggup bagaimana Dhea mau ngerokinnya

"Kamu sambil tiduran aja"

Sania mengangguk dan segera tengkurap.

Dhea segera mencari uang koin dan mengambil minyak kayu putih lalu dia mulai mengerok belakang teman seperjuangannya itu

"Tuh kan masuk angin, merah ini"

"Merah sih merah, tapi nggak kaya nyangkul juga kali"

Dhea terkekeh mendengar jawaban Sania yang berkali-kali merintih kesakitan

Hampir satu jam Dhea ngerokin Sania, setelah selesai dipaksa nya temannya itu untuk makan

"Biar cepat sehat, nggak mau kan dimarah pak Doni karena besok nggak kerja?"

Sania mengangguk, dan menuruti ucapan Dhea. Tentulah dia takut jika pak Doni marah, karena pak Doni telah sangat baik padanya.

Baru juga beberapa suapan nasi masuk perutnya, tiba-tiba saja perutnya mual, dan dengan segera Sania berlari keluar kamar, masuk ke dalam kamar mandi

Isi perutnya keluar semua, hingga matanya mengeluarkan air mata akibat dia muntah tadi

Dhea yang melihat Sania lari ke kamar mandi segera menyusul dan mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi tersebut

"San?, Sania, kamu baik-baik ajakan?"

Tak ada sahutan, yang ada hanya suara Sania yang terus muntah. Setelah beberapa menit di dalam kamar mandi, Sania keluar dengan wajah basah akibat tadi dia cuci muka

"Gimana?, sudah muntahnya?"

Sania mengangguk lemah, lalu dengan pelan, Dhea membimbing sahabatnya itu kembali masuk kedalam kamar

Sania kembali merebahkan tubuhnya, dengan pelan Dhea menyelimutinya dan memijit-mijit keningnya

"Besok kalau belum sehat, libur aja dulu, biar besok aku yang ngomong dengan pak Doni"

Sania tak menjawab, dia hanya berdehem pelan.

...****************...

Keesokan paginya, Sania terbangun seperti biasanya. Pusing di kepalanya sudah hilang, dan sekarang dia merasa lebih baik dan sehat.

"Serius mau kerja? emang udah sehat?" tanya Dhea

Sania mengangguk dan terus memoleskan bedak padat di wajahnya

"Kamu kemarin malam nggak jadi makan loh, nanti kita beli sarapan di depan ya?"

"Oke"

Lalu keduanya kembali ke rutinitas berdandan mereka. Sania hanya memakai bedak padat dan memoleskan sedikit lipstik di bibirnya, sedangkan Dhea full cetar membahana.

Sania tersenyum melihat kepiawaian sahabatnya itu dalam berdandan

"Siapa tahu ada turis asing nyasar yang jatuh cinta sama saya, terus ngajak saya nikah"

Kalimat itu selalu dilontarkannya apabila pak Doni mengkritik riasannya yang wah itu

Setelah semuanya lengkap dan beres, dua sahabat itu keluar dari kamar dan keluar dari mess.

Berjalan sedikit ke depan membeli sarapan.

Sania refleks menutup hidungnya ketika penjual sarapan itu membuka tutup toples bawang goreng

"Kamu kenapa?" lirik Dhea

Sania mengangkat bahunya

"Nasi uduknya dua ya bu, lengkap sama sambal tempe dan telur dadar" ucap Dhea, karena biasanya menu itulah yang mereka pesan jika beli sarapan di sini

Sania dan Dhea duduk di kursi, menunggu pesanan mereka selesai. Dan kembali perut Sania terasa mual ketika ibu penjual itu membuka tutup panci kuah lontong sayur

Sania membekap mulutnya ketika kembali dirasakannya dia akan muntah.

Rasa mual akibat bau makanan campur aduk memenuhi kepala Sania hingga akhirnya dia berlari kecil menjauhi tempat itu, dan kembali muntah

Dhea yang melihat segera mendekat dan memijit-mijit tengkuk sahabatnya itu sambil memberikan segelas air untuk Sania kumur-kumur

"Are you okay?"

Sania mengelap mulutnya, masih berjongkok tak menjawab pertanyaan Dhea

"Kamu balik aja deh, nggak usah kerja!"

Sania menggeleng, dia segera berdiri dan memaksa senyum di wajahnya

"I'm okay"

Dhea memandang tak yakin, tapi karena Sania menggandeng tangannya tak urung diapun menurut

"Lagi hamil muda ya mbak?" tanya seorang ibu paruh baya yang juga membeli sarapan

Wajah Sania menegang, matanya terbelalak.

"Nggak ah, orang kita masih gadis" jawab Dhea cepat

"Oh, kirain sudah nikah dan hamil muda. Habisnya ciri-cirinya persis morning sickness"

Sania diam tak menjawab, dia hanya memasang senyum samar mendengar penjelasan ibu itu

Dalam hati, dia diliputi rasa ketakutan.

"Jangan-jangan aku memang hamil?" batinnya

Ibu penjual sarapan itu segera memberikan pesanan pada Dhea, setelah membayar, keduanya segera pergi menaiki ojol langganan mereka yang telah menunggu

Sepanjang jalan pikiran Sania kacau mengingat perkataan ibu tadi.

Begitupun ketika sampai kantor, Sania lebih banyak diam. Dhea yang mengetahui jika temannya itu kurang sehat hanya beranggapan jika diamnya Sania pagi ini dikarenakan dia kurang sehat

Akhirnya seluruh karyawan mulai melaksanakan tugasnya, tak terkecuali Sania.

Hari ini dia membawa lima orang pelancong ke pantai. Lagi-lagi cuaca pantai yang panas membuat kepalanya pusing.

Sarapan tadi pagi yang dibelinya dengan Dhea tak disentuhnya sama sekali. Selera makannya hilang

Seterik apa pun cuacanya, Sania tetap profesional melaksanakan kerjanya. Dengan menggunakan topi bulat lebar dan kaca mata hitam dia terus mengajak para pelancong menikmati keindahan pantai hingga tiba waktu istirahat

Jam makan siang, Sania membawa kelimanya masuk kesebuah restoran asri yang menyediakan menu sea food.

Dan lagi-lagi, perut Sania seakan menolak menu sea food favoritnya. Biasanya Sania akan menghabiskan satu porsi besar kerang hijau tapi kali ini dia hanya mencicipi sedikit, setelahnya perutnya kembali bergejolak

"Jangan-jangan mbaknya hamil" kembali kata-kata seorang ibu tadi pagi terngiang-ngiang di telinganya

"Apa benar ya aku hamil?" kembali Sania membatin dengan gelisah

Tugas Sania tak hanya sampai seputaran pantai, setelah istirahat Sania kembali membawa para pelancong tersebut ke sebuah destinasi desa yang menawarkan produk lokal dan menjual kerajinan tangan serta menawarkan akomodasi homestay.

Akhirnya kelima pelancong tersebut memilih untuk bermalam di homestay, dan meminta Sania untuk kembali lagi menemui mereka disini besok pagi

Setelah meyakinkan jika seluruh pelancongnya akan menginap di desa ini, Sania segera pulang menggunakan ojek online

Sebelum sampai di mess, Sania meminta pada supir ojol tersebut untuk mengantarkannya kesebuah apotek.

Sania ingin membeli testpack, dia penasaran dengan perkataan seorang ibu tadi pagi, terlebih setelah dia menyadari jika dari bulan kemarin dia tak datang bulan

Dengan menahan malu, Sania menanyakan testpack pada petugas apotek yang tak lama telah kembali membawakan pesanannya.

Dengan cepat Sania membayar lalu kembali naik ojol yang setia menunggunya

Tak butuh waktu lama, akhirnya Sania sampai di mess. Segera dia masuk ke kamar, meletakkan tasnya dan masuk kedalam wc.

Dengan tangan gemetar, Sania menyobek bungkus testpack, lalu dia pipis, dan menampung air seninya dalam wadah kecil

Kembali dengan tangan gemetar, Sania mencelupkan alat testpack yang sejak tadi dipegangnya

Menunggu sekian detik untuk menunggu hasilnya.

Sania memejamkan matanya ketika menunggu hasil testpack itu. Dia menarik nafas panjang berharap jika kekhawatirannya tidaklah benar

Dengan pelan Sania membuka matanya, dan mengambil alat testpack yang masih terletak di wadah air seninya

Degup jantungnya berpacu cepat saat dia membalik benda kecil tersebut.

Garis merah dua.

Sania segera mengambil bungkus testpack yang diletakkannya di pinggir bak mandi, membacanya

Tubuhnya langsung ambruk dilantai ketika dia selesai membaca tulisan di bungkus plastik itu.

"Jika test pack menunjukkan dua garis berjauhan dan keduanya garis penanda, besar kemungkinan ibu tengah hamil"

1
Uly Ringo
kok Alex sama bapaknya bodoh ya,,, sama perempuan aja kalah,,,
Diana
ternyata sad ending😭😭 sania oh sania...nasibmu begitu tragis😩
Uly Ringo
aku suka dengan ceritamu thor,,, tak ada perempuan yang mau menjadi kupu-kupu malam, tapi semua ibu akan melakukan apapun untuk membuat anaknya bahagia. semangat untuk semua ibu didunia ini, semoga selalu diberi kesehatan 💪💪
Diana
makin ruwet sj. dahlah bikin satu lg adek junior biar gak jd rebutan😤
Zandzana: 🤣🤣🤣 maunyaa
total 1 replies
Diana
ikut mumet kepalaku, thor, kena baling² bambunya tuan anton🤭
Diana
kenapa jd berat begini? bacanya jd gak nyaman, thor😭
Diana
jd ngebayangin othor nya ngetik sambil gemes sama sania😂
Zandzana: bener🤭
total 1 replies
Diana
pikirku mau terjadi perang dunia ke tiga eh ternyata cuma dagelan🤣
Zandzana: prank😁
total 1 replies
Diana
jangan mau, sania, kl cuma bunga buat apa?!🤭
Zandzana: kalo bunga bank baru boleh🤣
total 1 replies
Diana
orang kaya butuh heli kayak ngadang ojek. tinggal lambaikan tangan datang, deh🤣
Zandzana: 🤣🤣 ikut ngakak saya
total 1 replies
Diana
keren, thor👍👍👍
Zandzana: makasih😍
total 1 replies
Diana
dasar preman² yg cuma mengandalkan otot dari pd otak.
uukais
mbulettt
uukais
kalah sm peremouan 1..mbulettt
Dila Ferdianti
gedek sama Sania, egois banget jadi orang
Diana
ternyata deno garangan berhati emas🤣🤣
Diana
kenapa cobaanmu begitu berat, sania?
Diana
masih setia dgn ceritamu, thor. halunya gak lebay, bahasanya sederhana dan enak di baca. tetap semangat dgn karya²mu, othor👍
Zandzana: terima kasih kakak♥️♥️
total 1 replies
Diana
percaya karma itu ada, lex? setidaknya cari tau gimana keadaan sania yg jelas² kamu rusak hidupnya. selain ba*ingan ternyata kamu jg pengecut!! laki² apa kau itu?!! gemes bin gedek, aku.
Mentari Adi
ini happy ending ga sih?
semoga ajah happy ending
Zandzana: semangat membaca next bab nya mbak say♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!