Seorang wanita muda, meminta seorang pria yang tak di kenal nya untuk menikahinya. Namun siapa sangka permintaan nya pun di kabulkan saat melihat wanita tersebut di paksa menikah oleh kedua orang tua nya demi melunasi sebuah hutang.
Adela Anggita dan Raiz Hafid Faisal, pernikahan kedua nya terikat di atas sebuah kontrak pernikahan.
Apakah pernikahan kontrak tersebut akan membawa mereka pada pernikahan yang sesungguhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Herliyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Hati
"Ayah Ibu.. coba kemari...!!! " Teriak Mia saat menonton Televisi.
"Ada apa Mila kamu itu teriak - teriak malam - malam begini."Ucap Ibu Sukma.
" Mia ada sih? " Tanya Pak Syarif.
"Lihat tuh, ternyata suami Adela seorang Bupati. " Tunjuk Mia.
Pak Syarif dan Ibu Sukma melihat apa yang di maksud Mia anak mereka. Dan mata mereka seolah tak percaya apa yang di lihat nya.
Rais suami Adela di nobatkan sebagai Bupati terbaik dan mendapatkan sebuah piala penghargaan.
"Kamu kenapa tak katakan jujur bahwa suami kamu Bupati. " Ucap Pak Syarif.
"Ternyata anak itu pintar memilih suami, dan kita tak lagi kesusahan apalagi suaminya. yang Bupati pasti banyak uang. " Ucap Ibu Sukma.
"Benar Bu, kita ternyata jadi orang penting. Apalagi kalau kita kesana pasti di sambut nya dengan penghormatan. " Ucap Mia.
"Para tetangga harus tahu ini. " Ucap Ibu Sukma.
"Ayah akan mencoba menghubungi Adela." Ucap Pak Syarif langsung mengambil ponsel nya. Namun ponsel Adela tak bisa di hubungi.
"Kenapa Yah? " Tanya Ibu Sukma.
"Adela tak aktif. " Jawab Pak Syarif.
"Anak kamu itu, kebiasaan yang buruk untuk kita menghubungi nya sangat sulit." Ucap Ibu Sukma.
*****
"Nambah ya makan nya? " Ucap Raiz saat makan bersama Anita.
"Kenyang sayang. " Ucap Anita.
"Ehm... Sony, saya lihat kamu duduk berdampingan sama Adela cocok loh. " Ucap Anita.
"Kebiasaan kamu suka jodoh - jodoh in orang." Ucap Sony.
"Adela jomblo, kamu jomblo apa salah nya kalau di jodoh kan. Benar nggak Mas, kamu setuju kan? " Ucap Anita sambil memegang lengan Raiz.
"Adela, Sony cakep kan? " Ucap Anita.
"He... iya cakep, Mas Sony baik kok." Ucap Adela tersenyum ke arah Sony.
"Kamu terakhir punya pacar orang mana? " Tanya Sony.
"Orang jauh Mas. " Jawab Adela.
"Kirain orang dekat saja."
"Yang dekat juga ada, tapi sudah jadi mantan."
"Oh iya, jadi kamu benar nggak punya pacar. " Ucap Sony.
"Mas Sony sendiri? "
"Tanya saja sama Anita dan Raiz. " Ucap Sony.
"Pacarnya nikah sama teman dekat nya mereka berdua. Pacar nya sepupu saya." Ucap Anita.
"Oh dekat juga ya. " Ucap Adela.
****
"Adela."
"Ibu Nuri. "
"Ada tamu. " Ucap Ibu Nuri sambil mendekati Adela yang sedang berbaring di atas tempat tidur.
Adela melihat jam di dinding menunjukkan pukul 10 malam, dan menatap Ibu Nuri sangat lekat.
"Tamu siapa Bu malam - malam begini datang? " Tanya Adela.
"Ibu nggak tahu, tamu nya seorang pria. " Jawab Ibu Nuri.
Adela pun segera keluar dari kamar nya, dengan tak lupa menggunakan hijab nya dan sweater yang menutupi pakaian tidur nya.
"Abang." Sapa Adela saat tahu yang datang adalah Irfan.
"Maaf malam - malam Abang bertamu." Ucap Irfan.
"Dari mana Abang tahu saya tinggal disini?" Tanya Adela yang masih berdiri.
"Banyak cara Abang cari kamu, apalagi kuncinya Pak Raiz. " Jawab Irfan.
"Abang ada perlu apa datang malam - malam, tak pantas bertamu ke seorang wanita malam hari begini. Apalagi kita tak memiliki suatu ikatan." Ucap Adela.
"Abang kemari ingin kita kembali seperti dulu."
"Maaf Bang, kita tak bisa. "
"Adela, Abang tahu disini Abang salah. Mungkin dulu orang tua Abang tak setuju, tapi sekarang mungkin bisa menerima kamu."
"Itu baru mungkin Bang belum yakin."
Irfan meraih tangan Adela, dan memakaikan kembali gelang pemberian nya dulu.
"Tolong jangan lepas. " Ucap Irfan saat tangan Adela mencoba lepas dari tangan Irfan.
"Abang masih mencintai kamu, jujur sama Abang kamu juga sama kan mencintai Abang dek. "
"Saya hanya akan menikah bila pria itu mau menerima kedua orang tua saya, menerima sifat mereka. "
"Abang menerima kamu, dari dulu Abang menerima orang tua kamu. "
"Tapi orang tua Abang nggak akan menerima saya. "
"Kita pelan - pelan jalani lagi."
"Maaf Bang, saya pun takut suatu saat nanti pengaruh sama hubungan kita. "
"Abang akan jamin keluarga kamu. "
Adela menoleh ke arah Irfan, dan membuang wajah nya kembali menatap lurus.
"Nggak Bang, itu yang saya nggak ingin kan. Kalau sudah menikah beda cerita nya lagi, biar saya yang menanggung nya tapi yang saya takut an Abang tak akan pernah terima kalau selalu di peras."
"Orang tua kamu, orang tua Abang juga."
"Mereka berbeda Bang, Mamah Papah sudah tahu kan saat pertama bertemu. Belum apa - apa sudah meminta yang tidak - tidak. Jadi maaf kan saya Bang, saya nggak ingin mempermalukan di depan keluarga Abang. "
"Tapi kamu masih cinta kan sama saya? "
"Saya mungkin akan memikirkan lagi masalah cinta, karena mereka masih butuh saya."
"Abang akan tunggu, Abang akan sering kemari berkunjung. "
"Jangan Bang, cukup hari ini saja. Jangan pernah Abang kembali lagi."
"Abang tetap akan terus kejar kamu kembali." Ucap Irfan yang langsung beranjak pergi.
"Kamu punya hubungan apa sama Irfan? "
Adela menoleh saat Raiz sudah berada di belakang nya.
"Mas Raiz kok ada disini? Sejak kapan datang?" Tanya Adela.
"Sejak Irfan bertamu, kalian tak sadar apa ada mobil parkir depan rumah. " Jawab Raiz langsung masuk kedalam rumah.
"Mas kok pulang kesini?"
"Kenapa Nggak boleh?
" Nggak begitu Mas, hanya saja kan Mas tinggal di rumah Dinas."
Raiz memutar tubuh nya dan menatap ke arah Adela dengan berkacak pinggang.
"Saya mau tidur di rumah Dinas atau rumah pribadi nggak ada yang ngelarang. Dan nggak ada Undang - undang nya. " Ucap Raiz.
"Ya aneh saja. " Ucap Adela.
"Kamu yang aneh. " Ucap Raiz langsung masuk kedalam kamarnya.
Adela pun mengambil pakaian ganti untuk Raiz, yang saat itu sudah melepaskan jaket serta kaos nya dan hanya menyisakan celana pendek.
"Siapkan air hangat, Mas ingin mandi dulu."
"Mas habis dari mana? "
"Bukan urusan kamu." Ucap Raiz .
Adela pun masuk kedalam kamar mandi dan menyiapkan air panas untuk Adela, namun saat berada di dalam kamar mandi tiba - tiba lampu padam.
"Mas.....!!! " Teriak Adela dari kamar mandi.
Raiz segera berlari masuk kedalam kamar mandi dan meraba apa yang bisa di raih nya dengan kamar mandi yang sangat luas.
Byuuurrrr
"Mas.....!!! "
Lampu pun kembali menyala, Raiz dan Adela berada di dalam bathtub bersama Raiz. Pakaian mereka pun sama basah dengan tubuh Raiz yang menindih tubuh Adela. Terlihat pakaian Adela yang basah dan mencetak apa yang ada di balik pakaian yang di kenakan Adela.
Mata mereka saling menatap dan degup jantung pun sama - sama berdetak kencang.
"Mas...!!! " Teriak Adela kembali saat lampu kembali padam dengan memeluk erat tubuh Raiz.
"Jangan pergi Mas, saya takut gelap." Ucap Adela yang sudah mulai terisak.
"Iya, Mas akan sama kamu. Tapi kita keluar dulu dari bathtub ya, tubuh kita sama - sama basah. " Ucap Raiz.
Raiz pun bangun, di dalam kegelapan Raiz mengangkat tubuh Adela yang kini sama - sama basah. Suara petir tiba - tiba datang dengan angin yang sangat kencang, hingga hujan deras pun mengguyur malam.