Sahabatku Musuhku

Arne pun menunggu orang dari bengkel untuk memperbaiki mobilnya. Setelah mendapatkan cctv dari resto, bahkan orang dari bengkel tersebut tak datang juga. Sementara malam semakin larut.

Jeny pun menghubungi putrinya dan mencemaskan keadaannya. Setelah mendapatkan penjelasan dari Arne, Jeny pun segera ke lokasinya dan menemaninya.

"Sayang, kau baik-baik saja?" tanya Jeny.

"Tentu ma, aku hanya perlu berada di dalam mobil saja jika sendirian." ucap Arne.

"Mama mencemaskanmu." ucap Jeny memeluk Arne.

"Aku tak apa ma." ucap Arne.

"Apa mereka masih lama?" tanya Jeny.

"Katanya sebentar lagi tiba." ucap Arne.

"Baiklah, mari kita tunggu mereka datang." ucap Jeny.

Setelah beberapa saat menunggu, teknisi dari bengkel itu pun tiba dan langsung memeriksa ban mobil Arne. Nampak cukup parah dan harus diperbaiki ke bengkel. Mobilnya pun harus diderek dan sementara tak bisa digunakan.

Arne pun memasrahkan mobilnya pada mereka, dan membiarkan mobilnya dibawa ke bengkel oleh mereka sementara dirinya pulang bersama Jeny. Jeny pun merasa memang Arne sedang dikerjai oleh seseorang. Mungkin antara Martha atau Aini, apalagi menurut cerita Arne mobilnya dan mobil Aini sama.

"Apa mobil Aini benar-benar mirip dengan milikmu?" tanya Jeny.

"Benar ma, bahkan sampai warnanya pun sama." ucap Arne.

"Ck.. apa dia tak terlalu terobesi pada semua milikmu.." ucap Jeny.

"Aku pikir juga begitu ma, apa aku jual saja ya mobil dari kakek." ucap Arne.

"Lebih baik pikirkan dulu dengan kepala dingin, mungkin ada solusi lain agar kakekmu tak tersinggung." ucap Jeny.

"Mama benar." ucap Arne.

Mereka pun pulang ke apartemen dan beristirahat. Sementara Aini sangat bahagia melihat Arne menunggu teknisi untuk tiba karena mobilnya tak bisa berjalan. Dan upayanya untuk mengerjai Arne berhasil. Orang-orang yg sudah ia bayar pun melaporkan kalau mereka bukan hanya membuat bannya kempes tapi juga merusak beberapa bagian.

Ya, itu dikarenakan mobil milik Aini sama dengan mobil miliknya. Dan Aini tak ingin disebut plagiat oleh Arne dan orang sekitarnya. Ditambah lagi Arne mendapatkan semuanya dengan mudah, sementara dirinya harus memesan mobil tersebut lebih dari satu bulan.

.

.

Arne pun bekerja seperti biasanya keesokannya. Dan dirinya pun seperti biasa sibuk kesana kemari sebagai dokter residen. Hingga sebuah kunjungan atasannya pun tiba dan mereka harus menyambutnya serta menunjukkan bahwa rumah sakit tersebut baik-baik saja.

Semua persiapan pun dimulai, dan semua orang nampak berhati-hati serta selalu rapi dalam berpakaian. Dan semua pasien dipastikan mendapatkan kenyamanan agar tak mendapat laporan kinerja buruk. Meski selama ini semuanya baik-baik saja.

Sementara Arne tak begitu peduli dengan hal itu. Baginya tak ada bedanya dengan hari yg lain. Dirinya harus bekerja keras dan melewati tahapan ini untuk berada di tingkat selanjutnya.

Apalagi Arne tak ingin dibandingkan dengan Aini yg akan mewarisi perusahaan Richard. Setidaknya, Arne harus punya reputasi yg bagus sebagai seorang dokter.

Hari itu, Arne pun sibuk kesana kemari dan mengurus banyak pasien. Dan masalah kunjungan tersebut masih dirahasiakan agar pihak orang dalam bisa melihat kinerja semua orang.

Pada jam makan siang, Arne pun pergi keluar sendirian karena semua temannya masih ada pekerjaan. Pergilah Arne ke toko roti lapis langganannya. Semua karena dirinya pernah ditegur Anderson jika membeli makanan dengan aroma yg kuat.

Dan Arne pun jadi tidak bisa membeli makanan yg disukainya. Jika inginpun Arne harus makan ditempat.

Saat menunggu pesanannya ada seorang pria yg sedang duduk di sebuah meja tak jauh darinya menjatuhkan dompetnya saat dirinya berdiri. Arne yg melihatnya pun langsung memungutnya dan memanggil pria tersebut.

"Permisi, tuan.." ucap Arne.

Sementara orang tersebut menuju ke kasir untuk mengambil pesanannya.

"Permisi tuan.." ucap Arne mendekat.

"Iya ada apa?" jawabnya.

"Ini dompet anda kan?" tanya Arne.

"Benar sekali.. terimakasih nona." balasnya.

"Sama-sama, tadi kulihat terjatuh saat anda berdiri." ucap Arne.

"Jadi begitu, baiklah terimakasih bantuannya.. sampai jumpa." balasnya.

"Iya sama-sama." balas Arne.

Arne pun sekalian mengambil pesanannya dan kembali ke rumah sakit. Nampak pria tadi melihat Arne kembali ke rumah sakit dan penasaran apa pekerjaan wanita itu di rumah sakit.

.

.

Esok harinya, pria itu pun datang kesana dan membawa seseorang yg terjatuh dari tangga. Arne pun segera memeriksanya karena hanya dirinya yg ada disana.

"Apa yg terjadi sampai begini?" tanya Arne.

"Dia terjatuh dari tangga." ucap pria itu.

"Tuan, apa anda bisa menggerakkan kaki anda.?" tanya Arne.

"Tidak bisa sakit sekali." ucapnya.

"Kita harus melakukan MRI.. dan melihat apakah ada tulang yg patah." ucap Arne.

"Baiklah.. aku akan menunggu." jawabnya.

Arne pun berkoordinasi dengan dokter senior dan spesialis. Lalu mereka melihat kondisi pasien tersebut. Arne pun memerhatikan seniornya dengan seksama dan mendengarkan setiap penjelasannya.

Lalu pasiennya pun ditangani oleh dokter spesialis.

"Maaf tuan, sepertinya rekan anda akan menjalani operasi dengan dokter spesialis." ucap Arne.

"Baiklah, apa yg harus kulakukan?" tanyanya.

"Silahkan ikuti aku untuk mendapatkan penjelasannya." ucap Arne kemudian menuju ke bagian administrasi dan menjelaskan segalanya pada pria tersebut.

Setelah mendapatkan persetujuan dan pembayaran, Arne pun meminta pria itu untuk tanda tangan.

"Kalau anda setuju silahkan tanda tangani disini." ucap Arne menunjukkannya.

"Baiklah." ucapnya lalu tanda tangan tanpa banyak bertanya.

"Ini dok.." ucap pria tersebut.

"Terimakasih, anda bisa menunggu di ruang tunggu.. lalu jika butuh sesuatu bisa ditanyakan." ucap Arne.

"Dokter wanita yg mengembalikan dompetku kan?" tanya pria tersebut.

"Tunggu sebentar." ucap Arne.

"Aa.. iya benar,.." ucap Arne setelah yakin.

"Terimakasih dokter berkat anda dompetku tidak hilang dan tak harus repot mengurusnya. Lalu ternyata anda juga menyelamatkan temanku." ucapnya.

"Sama-sama, tapi bukan aku yg mengurus operasinya tapi seniorku.. aku hanya dokter residen." ucap Arne.

"Jadi begitu.. boleh kita berkenalan.. Namaku Tony." ucapnya.

"Aku Arne, salam kenal tuan Tony.. maaf aku harus kembali bekerja." ucap Arne.

"Iya.." balasnya tersenyum. "Jadi namanya Arne ya.." gumamnya dalam hati.

Sementara itu, operasi pun berlangsung dan Tony menunggu hingga temannya bernama Agus selesai di operasi. Tony pun melihat-lihat kondisi rumah sakit yg terlihat kondusif dan juga sangat bersih. Bahkan tak ada yg tahu siapa dirinya saat ini. Hingga Tony bisa berakting layaknya wali dari pasien.

Tony adalah pemilik rumah sakit tersebut, dan sedang mengintai kondisi rumah sakit tersebut. Sementara yg sedang dioperasi adalah tukang kebunnya yg terjatuh saat sedang merapikan pohon di rumahnya. Tony sengaja berpura-pura sebagai temannya agar tidak diketahui siapapun.

Arne pun beristirahat di ruangannya bersama Kenzi dan Nino.

"Arne kira-kira pemilik rumah sakit ini bagaimana ya? apa dia masih muda dan tampan..?" ucap Kenzi.

"Atau seorang kakek tua.." ucap Nino.

"Atau sugar Daddy." lanjut Arne.

"Arne imajinasimu luar biasa." ucap Kenzi tersenyum.

"Habis kau ini peduli sekali. Mau dia kaya, tampan, atau sudah kakek-kakek takkan membuat pekerjaan kita mudah dan membuat kita lebih cepat menyelesaikan residen ini." ucap Arne masa bodoh.

"Ternyata kau tidak peduli sama sekali." ucap Kenzi.

"Itu benar, aku tak peduli Ken." ucap Arne.

"Sepertinya patah hati membuatnya tak tertarik pada pria." balas Nino.

"Entahlah.. yg ada diotakku adalah bekerja dan menghasilkan uang." ucap Arne.

"Baiklah Arne terserah padamu.. " ucap Kenzi.

"Ck.. prof Anderson lagi." ucap Arne mendapat panggilan.

"Sepertinya dia menyukaimu karena sering memanggilmu." goda Kenzi.

"Tidak mungkin, dia hanyalah si tukang ancam." ucap Arne.

"Bhahaha.. benarkah?? padahal kau itu jarang dimarahi lho." balas Kenzi.

"Begitulah adanya." ucap Arne.

"Pergilah, nanti kau diancam macam-macam lagi.." tambah Nino.

"Sampai jumpa.." ucap Arne.

"Semangat Arne..!" ucap Kenzi dan Arne hanya melambaikan tangan.