Diandra, gadis cantik yang dibesarkan di panti asuhan. Balas budi membawanya pada perjodohan, yang tidak diharapkan oleh suaminya.
Mampukah Diandra menaklukkan sang suami yang hatinya telah dipenuhi oleh dendam pada wanita karena sebuah perselingkuhan?
Simak, perjalanan cinta Diandra yang diwarnai tawa dan air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemilik Showroom
Angga langsung melajukan mobil nya meninggalkan kawasan perumahan elit di jantung kota Jakarta tersebut, sepanjang perjalanan Diandra hanya diam saja. Wajah nya yang biasa nya selalu ceria, kini terlihat sangat murung. Angan yang telah di pupuk nya semenjak dari rumah kemarin, kini telah musnah.
"Gadis ini dari tadi diem aja, jadi sepi rasa nya. Tapi seperti nya dia melamun, bagaimana jika dia jadi depresi ya? Ah, tidak,, tidak,, dia gadis yang kuat, pasti hanya melamun biasa," gumam Angga dalam hati.
"Hey,,, jangan melamun, nanti kesambet!" Ucap Angga akhirnya mencoba menegur Diandra, tapi dengan nada yang ketus.
Diandra sekilas melirik Angga, "ada gadis cantik lagi bersedih, bukan nya dihibur atau di rayu.. malah di sumpahin!" balas Diandra dengan sewot.
"Udah, jangan sedih. Kalau memang masih menjadi rizqi kamu, meski ayah mu pergi ke ujung dunia.. pasti bakal ketemu," Angga mencoba menghibur.
"Iya, kakak benar," balas Diandra yang membenarkan ucapan Angga. "Didi juga yang salah, terlalu berharap dan melupakan ketentuan Sang Pencipta," ucap nya dengan menyesal.
Angga mengernyit,,
"Ibu selalu menasehati kami, agar dalam menjalani kehidupan senantiasa menyandarkan apapun kepada Tuhan. Dan tadi Didi sempat melupakan itu, hingga akhirnya Didi harus menelan kekecewaan." Ucap nya sendu.
Angga mengangguk, dan tetap fokus dengan kemudi nya.
"Kakak tuh pelit banget ya! Ngomong nya cuman sepatah dua patah, Didi dah jawab banyak kali lipat.. eh si kakak enggak nyahut lagi! Benar-benar enggak seru,, dasar manusia robot!" Gerutu Diandra sambil membetulkan letak duduk nya, dia bersandar dan mencari posisi nyaman. "Mending Didi tidur aja, awas jangan curi-curi pandang," ucap nya memperingatkan.
Angga hanya mendesah kasar, dan melengos, "pede banget ni bocah," gumam Angga.
"Didi bukan bocah kak Angga... Didi ini sudah gadis, dan siap untuk menikah dengan kak Angga," balas Diandra dengan mata terpejam.
"Busyet, tidur aja bisa ngomong. Pantes saja kalau mata nya melek, bicara nya panjang kayak rel kereta api yang enggak ada putus nya," lirih Angga dalam hati, dia malas kalau gadis di samping nya mendengar dan kemudian membalas nya.
Suasana menjadi hening, Angga menambah kecepatan mobil yang dikendarai nya. Hingga setelah beberapa saat, Angga mengarahkan kuda besi yang ditunggangi nya menuju sebuah showroom mobil yang cukup besar.
Setelah memarkir mobil nya dengan sempurna, Angga melihat gadis di samping nya sudah terbangun. "Kita dimana lagi ini kak? Kok enggak pulang ke rumah susun? Dan kenapa kakak malah bawa Didi kemari?!" Cecar Diandra sambil mengucek mata nya berkali-kali.
"Aku harus kerja," jawab Angga singkat dan langsung turun, tanpa memperdulikan Diandra.
"Kak, Didi gimana?" Seru Diandra dengan masih duduk di tempat nya.
"Terserah," jawab Angga, lagi-lagi dengan sangat singkat hingga membuat Diandra kebingungan.
"Terserah,,,? Maksud nya gimana sih? Gak jelas banget jadi orang!" Gerutu Diandra sambil cemberut.
"Kalau ikut, cepetan turun!" Titah Angga kemudian, karena mendengar protes Diandra. Dan langsung berlalu untuk masuk kedalam showroom milik nya, yang sudah beberapa hari ini tak dikunjungi nya.
Diandra pun langsung turun, dan berlari kecil mengejar Angga yang berjalan dengan cepat dan langkah yang lebar. Hingga Diandra kehilangan jejak nya, "kak Angga tadi masuk atau kemana ya?" Lirih Diandra sambil mengedarkan pandangan nya.
Saat tengah kebingungan mencari sosok Angga, netra nya menangkap bayangan Aditya di cafe & resto yang berada tepat di samping showroom. "Itu kan bang Ditya?"
Diandra kemudian berlari kecil mengejar Aditya yang berjalan memasuki cafe & resto milik nya, "bang Ditya," seru Diandra menghentikan langkah Aditya.
"Lu Di, Angga mana?" Tanya Aditya sambil mengedarkan pandangan nya mencari sosok sahabat nya.
Diandra mengedikkan bahu nya, "Didi ditinggalin dan enggak tahu kak Angga kemana?" Jawab nya polos.
"Hahaha,," Aditya tertawa, "kenapa enggak langsung masuk?" Tanya Aditya masih sambil tertawa.
"Masuk kemana?"
"Ya, ke showroom lah.. kemana lagi?" Jawab Aditya seraya menunjuk showroom milik Angga.
"Nanti kalau bos nya kak Angga tanya-tanya, Didi ini siapa? Didi harus jawab gimana coba, kan enggak enak bang? Mendingan Didi di sini aja, bang Ditya mau ya nemenin Didi?" Pinta nya penuh harap.
"Memang nya tadi Angga bilang gimana?"
"Mau kerja kata nya," jawab Diandra jujur.
"Angga itu bos nya, dia pemilik showroom itu. Sudah kamu masuk aja sana.. dan langsung ke ruangan nya," titah Aditya mengusir Diandra dengan halus, "sorry Di, gue bukan nya enggak mau nemenin lu.. tapi gue enggak mau kena penyakit jantung gara-gara sering berdekatan dengan lu," gumam Aditya dalam hati.
"Tapi Didi malu bang,,, Didi nunggu di sini aja deh, ya?" Pinta nya memohon.
"Lu masuk aja ke sana, takut nya nanti Angga nyariin. Gue buatin makan siang buat kalian, nanti gue anterin ke sana," titah nya sambil mendorong pelan tubuh Diandra.
Diandra pun nurut dan melangkah dengan gontai menuju ke showroom, tapi di pintu masuk dia kebingungan, "siang mbak, ada yang bisa kami bantu?" Ucap satpam yang nampak tidak bersahabat melihat penampilan Diandra, "mau apa gadis sederhana ini masuk ke showroom mobil mewah?" Gumam satpam bertanya-tanya dalam hati. "Mbak mau melamar kerja? Mana CV nya, biar saya antar ke pak bos," lanjut pak satpam menatap tajam Diandra.
"Maaf pak, saya mau ketemu kak Angga,,, pemilik showroom ini," jawab Diandra sambil tersenyum ramah.
"Ketemu pak bos? Sudah ada janji?" Selidik satpam, meneliti Diandra dari bawah ke atas. "Cantik sih, tapi terlalu sederhana untuk ukuran cewek nya pak bos," lirih satpam.
Diandra hanya senyum-senyum mendengar ocehan satpam tersebut, "pak, nanti bapak terpesona lho sama saya kalau lihatin saya seperti itu?" Tegur Diandra pada satpam yang masih terus memperhatikan penampilan nya.
Satpam tersebut terhenyak dan sedetik kemudian memalingkan wajah nya.
"Bapak enggak percaya saya kenal sama bos bapak?" Tanya Diandra menegaskan. "Karena penampilan saya yang sangat sederhana, begitu kah?" Tanya Diandra kembali.
Satpam tersebut hanya diam dan tak menjawab.
"Jadi menurut bapak kehormatan seseorang itu dinilai dari mahal atau tidak nya pakaian yang dikenakan?" Tanya Diandra seraya tersenyum.
"Kehormatan seseorang itu dinilai dari cara berpakaian nya, apakah sopan ataukah terbuka dan memamerkan lekuk tubuh nya. Bukan dari seberapa mahal pakaian orang tersebut," jawab Aditya yang tiba-tiba muncul dengan membawa troli yang berisi banyak makanan dan minuman.
"Bos Ditya, siang bos," sapa satpam sambil menunduk hormat.
"Pak Jaya, gadis cantik ini adalah calon istri nya bos Erlangga," ucap Aditya memperkenalkan Diandra kepada satpam tersebut yang bernama Jaya.
Pak Jaya langsung menunduk hormat pada Diandra, "maaf kan saya nona," ucap pak Jaya nampak menyesal.
"Biasa saja pak Jaya, jangan sungkan seperti itu," balas Diandra tetap rendah hati.
"Ayo Di, masuk," titah Aditya dan berjalan mendahului Diandra masuk kedalam showroom mobil milik Angga, semua karyawan terlihat menunduk hormat pada Aditya.
.tp ak ky blum bca yng ini ap sudh lupa soalny..hp kmren rusk.ini hp bru jd crta yng sudh prnh ak bca mlah d ulang tp klo dh inget crtanya ak lwti..tp klo kluarga alamsyah smua sudh ak bca..