Ini mengisahkan seorang permaisuri terkenal tangguh yang mampu membantu rajanya melawan musuh di medan perang bernama Violetta.
Setelah membantu sang raja berjaya permaisuri malah di khianati dan dibunuh oleh suami yang dia sayang.
Setelah mati sebuah keajaiban muncul. Dia hidup kembali dalam tubuh wanita lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 09
Yuki yang baru keluar dari kamar sebelah kamar Az dan Sidney yang entah dari mana muncul dari tangga menuju kamar Az segera menghampiri Az.
"Jam berapa kita akan pergi ke tempat pelatihan lagi hari ini?" tanya Az.
"Sekitar dua jam dari sekarang nona muda." jawab Yuki.
"Lama sekali, siapkan segalanya segera agar kita tidak terlambat karena keperluan yang belum lengkap." ucap Az cemberut.
"Baik nona muda." saut Yuki dan Sidney bersamaan lalu pergi dari hadapan Az untuk menjalankan tugasnya.
"Lebih baik aku berlari keliling taman belakang mansion saja untuk pemanasan. Dari pada aku mati bosan menunggu dua jam." gumam Az lalu segera pergi dari sana menuju taman yang dia maksud.
"Nona muda mau pergi ke mana?" tanya Yuki saat melihat Az akan keluar dari mansion.
"Aku ingin berlari keliling taman belakang mansion untuk pemanasan." jawab Az.
"Tidak perlu mengikuti aku. Aku tidak keluar dari kawasan mansion dan kau harus mengurus semua kebutuhan untuk pelatihan nanti." ucap Az yang tau niat Yuki untuk mengawalnya bahkan sebelum Yuki mengatakan niatnya.
"Baiklah nona muda, tapi sebaiknya nona minum susu ini dulu agar perut anda tidak kosong saat berolahraga." saran Yuki.
Tanpa banyak protes lagi Az segera meraih susu dari tangan Yuki dan meminumnya hingga tandas.
"Sudahkan? (Yuki mengangguk) Kalau begitu, lanjutkan tugasmu dan aku akan melanjutkan rencana lari pagi." ucap Az.
"Baik nona muda." saut Yuki.
Az berlari pagi dengan semangat selama sejam lebih seorang diri. Setelah merasa cukup lelah berlari, Az duduk di bangku taman lalu meminum air di dalam botol yang sempat dia bawa sebelum keluar dari mansion tadi.
"Huft, tubuh ini sangat lemah. Belum berapa lama aku pakai berlari ringan tubuh ini sudah kelelahan." keluh Az sambil menyandarkan punggungnya di sandaran bangku taman.
"Aku harus melatih tubuh ini agar menjadi lebih kuat. Tampaknya akan ada banyak orang yang akan berusaha untuk melukai bahkan akan memb*nuh aku kedepannya karena posisi sebagai calon pewaris pengusaha Dari perusahaan yang masuk jajaran 10 besar." gumam Az sambil menengadahkan wajahnya ke atas sambil pikirannya menerawang entah kemana.
"Walaupun aku belum paham betul perusahaan itu seperti apa, tapi nampaknya tidak akan jauh beda dari kekuasaan pada kerajaan semakin tinggi dan kuat maka akan semakin banyak yang akan berusaha untuk menumbangkan nya." ucap Az lagi.
"Aku harus lebih kuat untuk bertahan dan melindungi mereka yang perduli kepadaku. Juga agar aku tidak menjadi kelemahan buat kakek yang sangat menyayangi pemilik tubuh ini." putus Az.
"Apa yang kau lakukan seorang diri di sini Az sayang?" suara yang sangat familiar bagi Az itu membuyarkan lamunan Az.
Az lalu menoleh ke arah datang suara itu. Az tersenyum melihat kakeknya berjalan ke arahnya.
"Aku hanya sedikit melakukan pemanasan dengan berlari keliling taman saja kakek." jawab Az.
"Kakek senang kau begitu semangat dalam meningkatkan kemampuan fisikmu. Tapi, kakek minta agar kamu juga tidak mengabaikan kesehatan dengan memaksakan diri berlatih. Lakukan dengan perlahan saja." ucap Samuel saat dia telah duduk di samping Az.
"Aku tidak memaksakan diri kakek. Aku akan beristirahat saat aku sudah merasa lelah dan akan berhenti saat sudah betul-betul tidak sanggup. Tapi, untuk saat ini semua pelatihan masih mampu untuk tubuhku terima." ucap Az berusaha untuk menenangkan kakeknya yang tampak khawatir.
"Kakek sejak kapan pulang?" tanya Az pada Samuel karena Samuel sebelumnya berada di luar kota selama beberapa hari untuk mengurus proyeknya di sana.
"Kakek baru saja tiba dan tidak menemukan cucu kesayangan kakek di dalam mansion." jawab Samuel.
"Saat kakek menanyakan di mana kamu pada para pelayan, Yuki mengatakan kalau kau ada di taman belakang mansion. Jadi, kakek langsung ke sini untuk melepaskan rindu pada cucu kakek sebentar saja sebelum kakek harus kembali pergi." tambah Samuel membuat Az yang sedang bersandar manja padanya dengan senyuman kini mengerucutkan bibirnya.
"Kakek akan pergi lagi?" tanya Az.
"Iya sayang." jawab Samuel.
"Kakek sudah pergi selama beberapa hari dan baru kembali. Sekarang sudah akan pergi lagi? Kakek selalu saja meninggalkan aku di mansion sendiri." keluh Az.
"Ada beberapa masalah yang harus segera kakek bereskan sebelum masalah itu menjadi batu sandungan untuk perjalanan karier mu kelak. Kakek harus memastikan bahwa kau akan baik-baik saja dalam memegang kendali perusahaan saat kakek menyerahkannya padamu." ucap Samuel.
"Biarkan cucumu ini yang akan menangani masalah-masalah yang akan ada kelak kakek. Kakek harus percaya bahwa cucumu ini cukup tangguh jika hanya untuk di tumbangkan dengan mudah oleh orang lain. Kakek jangan terlalu memanjakan aku. Tidak akan baik untuk aku jika menjalani semuanya dengan terlalu mudah."ucap Az.
"Aku akan kurang waspada dan akan menjadi lemah. Itu tidak akan baik untuk aku kedepannya. Kakek cukup menjadi pengawas dan mendukung aku kelak. Aku yang akan melindungi kakek nanti." lanjut Az.
"Cucuku sudah sangat dewasa, Kakek bangga memilikimu sebagai cucu. Baiklah, setelah kau mengambil alih perusahaan, kakek hanya akan menikmati masa tua. Tugasmu ada dua setelah itu." ucap Samuel.
"Apa itu?" tanya Az.
"Memegang kendali perusahaan dan mencari pasangan agar dapat memberikan cicit pada kakek agar dapat menikmati masa tua dengan merawat cicitnya." ucap Samuel.
Mendengar kata pasangan membuat Az memasang wajah sedihnya. Penghianatan suaminya di kehidupan sebelumnya sebagai Violetta membuat dirinya sedikit sensitif jika menyinggung soal pasangan.
Karena kehidupan rumah tangga Violetta dan Az yang tidak jauh berbeda, membuat Samuel paham dengan arti dari wajah sendu cucunya itu.
"Tidak semua hubungan akan berakhir dengan kekecewaan sayang. Tidak semua lelaki memiliki sifat yang sama dengan bre*gsek itu. Kau harus bisa membuka kembali hatimu untuk pria lain yang lebih baik." ucap Samuel memberi nasehat.
"Aku belum siap untuk itu kek." ucap Az.
"Kakek tidak memaksa untuk kamu segera membuka hati. Kakek hanya ingin kau tidak menutup rapat hatimu. Perlahan lupakan dan relakan yang telah terjadi. Saat orang yang tepat telah datang, jangan sia-siakan hanya karena trauma masa lalu." ucap Samuel.
"Kakek percaya bahwa di suatu tempat ada pria yang layak memiliki hati cucu kesayangan kakek ini." ucap Samuel.
"Sudah saatnya kakek pergi. Kau juga akan pergi berlatih bukan?" ucap Samuel saat melihat asisten pribadinya berjalan mendekat.
"Baiklah kakek." ucap Az.
Mereka berdua berdiri dan berjalan ke arah asisten pribadi Samuel berdiri. Pria itu menunduk hormat saat keduanya berdiri tepat di depannya.
"Sudah saatnya kita pergi tuan." ucap pria itu.
Mereka bertiga jalan menuju depan mansion untuk mengantarkan keberangkatan Samuel. Setelah tiba di samping mobil, Az memeluk kakeknya Samuel balas memeluk Az dan mengelus pelan rambut Az.
bikin calon yg lebih tangguh dr devan utk az
malah gila