Kebangkitan Istri Tersakiti [Mengejar Cinta Janda]

Saat Tian ingin bicara, Pintu ruangan itu terbuka dan ia melihat Li dengan beberapa aneka macam makanan.

Asisten Li dengan penuh hormat,menyajikan sarapan itu di atas meja yang berada di antar Tian dan juga Leona.

"Keluarlah Li, aku ingin sarapan pagi dengan tenang"ucap Tian tanpa melihat kearah Li, hanya dengan sebuah anggukan Li menjalankan perintah nya.

Kini di ruangan itu hanya ada Leona dan Tian,

Rasa amarah yang tadi Leona rasakan kini telah berganti dengan rasa canggung.

"Pak Tian, saya hanya ingin tahu dimana keberadaan ibu saya"ucap Leona seraya memilin ujung bajunya.

"Ibumu aman, dia sekarang berada di rumah sakit Harapan, di ruang yang tidak bisa suami mu jangkau"ucap Tian seraya menatap lekat wanita yang kini duduk di hadapan nya.

"Nana... nikmatilah sarapan pagi mu dengan baik, agar kau bisa bekerja dengan baik"ucap Tian akhirnya.

Ya kini Leona mengerti, semua ini hanya karena Tian ingin dia bekerja dengan baik tanpa ada gangguan apapun.

Leona yang merasa kan perutnya yang tidak bersahabat dengannya, akhirnya menyantap sarapan pagi yang sudah Tian siapkan.

"Katakan jika kau butuh sesuatu? misal kau butuh seorang pengacara? aku punya teman, aku akan membantu mu dalam kasus mu, maksud ku,biar temanku yang membantumu"ucap Tian seraya menyesap minuman setelah ia menghabiskan sarapannya.

"Bisakah aku melihat ibuku Tuan?"ucap Leona hati-hati.

"Jam istirahat,datanglah ke basemen, aku tunggu kau di sana"ucap Tian.

Leona merasa sudah tidak ada hal yang harus ia bicarakan lagi dengan bos nya itu.Leona kini sudah berdiri dan mengundurkan diri.

"Tuan, kalau begitu saya undurkan diri"ucap Leona seraya menundukkan tubuhnya.

Saat Leona sudah membalikkan tubuhnya nya tiba-tiba.

"Aku sudah dua kali membantumu, tidakkah kau pagi ini ingin berterima kasih padaku?"ucap Tuan Tian

Sejenak Leona terdiam lalu berkata.

"Untuk tadi malam, aku ucapkan terima kasih Tuan, tapi untuk pagi ini, saya rasa tidak perlu, karena bukan mau saya anda memindahkan tempat berobat ibuku, bahkan andalah yang membuat aku tak nyaman karena kehilangan ibuku tadi"ucap Leona dengan seulas senyuman nya.

Membuat Tian juga tersenyum.

"Aku baru tahu, kalau aku mempunyai karyawan yang mempunyai karakter seperti anda, pertahan kan prinsip dan karakter mu, karena tidak semua wanita akan memiliki sikap seperti mu"ucap Tian yang kini menjulurkan tangannya, bertepatan dengan masuknya Li kedalam ruangannya.

Betapa terkejutnya Li saat melihat Tuannya berjabatan tangan dengan Leona tanpa sarung tangan yang menghalanginya.

"Baiklah Tuan, kalau begitu saya pamit dulu"ucap Leona yang akhirnya sudah keluar dari ruangan Tuan Tian.

"Tuan... apa maksudnya ini?"tanya Li.

"Seperti yang kau lihat, aku tidak alergi bersentuhan dengannya Li, aku tahu tadi malam dan karena itulah aku tertarik dengan wanita itu"ucap Tian seraya masih menatap pintu yang baru saja tertutup.

Kini Asisten Li mengerti mengapa tuannya sangat memperlakukan Leona dengan sangat baik, karena semua wanita yang bersentuhan dengan Tian pasti Tian alan mengalami alergi gatal dan berbintik merah.

"Tuan apakah anda akan...?"

"Jangan lakukan hal yang akan membuat wanita itu jauh Li, dia bukan seperti wanita lainnya, dia sangat berbeda Li, bukan kah itu sangat Menarik"ucap Tian seraya masih tersenyum dan duduk di kursi kebesaran nya.

Sedangkan Arita yang tidak tahu malu, datang kerumah Arsa, yang mana Arita tahu kalau sekarang Leona sudah tidak ada, ia masuk kedalam rumah Arsa, seakan-akan ia adalah pemilik rumah itu.

"Maaf Nona, anda cari siapa? Anda tidak boleh main masuk kedalam rumah orang Nona" ucap seorang wanita paruh baya, yang hanya bertugas mencuci baju dan bersih-bersih, setelah itu ia akan pulang.

Terlihat senyum di bibir Arita seraya berkata.

"Kau pembantu di sini kan? jadi jangan banyak bicara, aku calon Nyonya mu yang baru" ucap Arita seraya menaiki tangga rumah itu, dan hendak membuka pintu kamar Leona.

Dengan segera wanita paruh baya itu menghubungi Leona.

"Hallo mbok, ada apa?"tanya Leona,

"Nyonya...di sini a..ada...w... anita"

menyadari kegugupan si mbok Leona menghela nafasnya, seraya berkata.

"Apakah ada gadis kecil yang main masuk kedalam rumah mbok? biarkan saja mbok, jangan halangi, Leona takut,mbok akan kenapa-kenapa, dia wanita nya Arsa mbok"ucap Leona dengan menahan sesak di dadanya.

Betapa terkejutnya si mbok mendengar ucapan Majikannya,

"Baiklah mbok, lanjutkan saja pekerjaan mbok, Setelah itu pergilah, jangan sampai mbok terlibat ya mbok"Ucap Leona dengan lembut.

"Nyonya... mbok ada di sisi Nyonya"ucap si mbok dengan tangisannya.

Si mbok bisa merasakan apa yang di rasakan Nyonya nya,

"Tuan... kurang apa nyonya selama menjadi istri anda? kenapa anda tega mengkhianati istri sebaik dirinya"

Si mbok pun meneruskan pekerjaan nya, tanpa lagi memikirkan apa yang terjadi di dalam kamar itu, sialnya Leona tidak memasang cctv untuk menjadi bukti kebusukan sang suami.

Benar saja, awalnya Arsa terkejut dengan sentuhan tangan di keris pusaka nya, ia mengira itu adalah tangan Leona.

Sehingga Arsa tersenyum, berfikir mungkin Leona merindukan sentuhannya dan keris pusaka nya, saat Arsa membuka matanya, betapa terkejutnya ia saat melihat Arita yang kini sedang bermain dengan keris yang sudah siap berperang.

"Kenapa terkejut begitu mas?"ucap Arita seraya masih menaik turunkan tangannya di pusaka milik Arsa.

"Arita, kenapa kau kemari lagi, ah"ucap Arsa menikmati permainan tangan Arita.

"Kenapa mas, apakah tidak boleh"ucap Arita seraya mencium benda pusaka kesayangan nya.

Arsa menengadah kan kepalanya, menahan nikmat yang sudah Arita berikan pagi ini, kenikmatan yang tidak pernah Leona lakukan selama menjadi Istrinya.

Arsa menjambak rambut Arita sehingga kepala nya terbenam di antara kedua paha Arsa.

Sungguh itu membuat Arita semakin bersemangat, sehingga terjadilah pertarungan di pagi hari.

Dan itu membuat Arsa melayang terbang ke angkasa dengan segala kenikmatan yang sudah ia rasa.

"Arita, sekarang kau pulang lah, aku ada hal yang harus aku lakukan"ucap Arsa seraya membelai rambut Arita, yang mana Arita kini masih tanpa busana memeluk Arsa.

"Libur lah, jangan kekantor, kita main seharian ini ya sayang"ucap manja Arita, tentu... itu menjadi ciri khas Arita dalam menjerat Arsa dalam pelukan nya.

"Jangan hari ini ya, aku sudah banyak liburnya ke kantor, bagaimana kalau kantor sampai mengalami kerugian yang tidak aku ketahui, aku bisa bangkrut, dan kalau aku bangkrut siapa yang akan memanjakan kebutuhan mu?"ucap Arsa seraya membelai pipi Arita.

"Baiklah, aku tidak akan menahan mu, tapi... puaskan aku sekali lagi sayang"ucap Arita seraya memberi jalan untuk Pusaka Arsa.