PENJARA CINTA Untuk STELLA

Juan sangat menjaga sikap. Ia tetap berusaha menjaga ucapannya. Tak mau banyak bertanya, kecuali Stella sendiri mau bercerita.

"Ste, kamu bisa mengoprasikan komputer?" tanya Juan ketika di dalam pesawat.

Stella menganguk, pertanda ia bisa melakukannya.

"Mau nggak sementara jadi kasir, di mini market temenku?" tanya Juan lagi.

"Mau," jawab Stella lirih, hampir tak terdengar, tetapi Juan bisa memahami.

"Nanti sampai sana kamu tinggal di rumahku dulu, setelah tempar tinggalmu selesai direnovasi kamu boleh pindah. Oke," ucap Juan.

"Oke, terima kasih. Bagaimana cara saya membalas budi baik anda?" tulis Stela di buku catatannya.

"Eemmm, bagaimana kalau kamu ke dokter kenalanku. Kamu terapi, biar bisa ngomong lagi," pinta Juan.

Stella menggeleng, tak menyetujui permintaan Juan.

"Nggak pa-pa Ste. Nggak sakit kok, kan biar suranya bisa keluar lagi. Sayang lo, cantik-cantik masa nggak bisa ngomong," canda Juan.

Stella menggeleng. Entanlah, Stella hanya tak ingin terlalu merepotkan Juan. Tak ingin terlalu banyak berhutang budi pada pria ini. Setidaknya, ia meminimalisir jika seandainya nanti Juan khilaf, dan mengungkit semua kebaikan yang telah ia berikan pada Stella.

"Kalau tidak gini aja Ste, kamu pelan-pelan menjawab pertanyaanku dengan suaramu. Kan nanti kamu kerja jadi kasir, jadi harus banyak ngomong sama pelanggan!" ucap Juan mengingatkan.

Stella menatap Juan, dalam hatinya ia membenarkan apa yang diucapkan pria ini.

"Kalau gitu aku kerja bersih-bersih di rumahmu saja. Gimana?" tulis Stella.

Juan tersenyum. Wanita yang aneh. Semua orang ingin pekerjaan yang layak. La ini malah memilih pekerjaan kasar dari pada belajar berbicara. Jika sudah begitu, Juan tak bisa memaksa. Namun, ia yakin jika suatu hari nanti Stella pasti bisa berbicara lancar lagi Trauma yang ada di dalam jiwa wanita ini bisa hilang, dan berganti dengan kenangan yang membahagiakan.

Siapapun kamu Ste, aku ingin melindungimu ... entahlah, mengapa aku seperti ini, mungkinkah aku telah jatuh hati padamu Ste, gumam Juan dalam hati. Diliriknya wanita yang selalu diam jika tidak ditanya. Namun tetap mempesona baginya. Mungkin, suara hati Juan benar, jika ia telah jatuh hati pada Stella.

"Kamu punya pacar Ste?" tanya Juan tiba-tiba.

Tentu saja, Stella terkejut. Ia tidak menyangka jika Juan akan bertanya seintim ini. Wanita ini hanya menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala.

Merasa ada kesempatan, Juan pun tersenyum.

"Oia Ste, adik kamu umur berapa?" tanya Juan lagi.

Stella menunjukkan jari dua di tangan kanan dan satu di tangan kiri.

"Dua puluh satu tahun?" tanya Juan. Stella menganguk.

"Cewek apa cowok?" dari pada tak ada pembahasan. Juan memilih melampiaskan rasa penasarannya.

"Cewek," jawab Stella dengan gerak bibirnya.

"Oh, cewek. Dia izinin kamu pergi?"

Kali ini Stella hanya diam. Ia tak mau menjawab pertanyaan yang menjurus ke ranah pribadinya. Sebab, ia memang berniat melupakan semua orang yang pernah menyakitinya selain adik dan ibunya.

****

Zein sedang kesal. Apriel tak mau pergi dari Villa miliknya. Wanita ini terus saja mengikuti kemanapun ia melangkah. Membuat pria tampan ini muak. Sangking kesalnya, Zein memesan obat tidur dari temannya yang berprofesi sebagai dokter dan memasukkan obat itu kedalam minuman wanita menjengkelkan ini. Kemudian ia pun meminta seseorang untuk mengantarkan wanita ini ke hotel mana saja, yang penting tidak di tempatnya.

Sayangnya, aksi Zein tidak bisa diterima oleh Apriel. Keesokan harinya, setelah ia mendapati dirinya tidur di tempat lain selain tempat Zein dia marah besar. Tanpa berpikir panjang, wanita ini pun langsung menghubungi ibu dari pria incarannya.

"Tante, Zein kurang aja. Dia mempermainkan aku," ucap Apriel kesal.

"Mempermainkan gimana?" tanya Widya.

"Dia kasih Apriel obat tidur Tente, setelah itu ia suruh orang buat nganter Apriel ke hotel lain," adu Apriel.

Di seberang sana, Widya tertawa. Menertawakan kebodohan Apriel dan kecerdasan putranya.

"Tante! jangan tertawa, Apriel kesal!" ucapnya, setelah itu wanita centil ini pun menutup teleponnya dan berjanji akan membalas perbuatan Zein.

Bersambung ......

Makasih yang sudah berkenan mampir, jangan lupa like n komennya ya ... aku tunggu😍😍😍