Istri Tuan Arga

"Ivanka?"

"Eh Tante bagaimana kabarnya?" Tanya Ivanka pura-pura baik pada Mama Rani

Tapi mama Rani tidak menghiraukan keberadaan Ivanka. Mama Rani langsung menuju kedekat Retha dan mengangkat dagu Retha karena dari tadi Retha hanya menunduk saja.

"Ada apa re?"

"Ehm tadi aku tidak sengaja menabrak nona ini ma."

"Ma? oh ini istri Arga, cih norak sekali!" Gumam Ivanka dalam hati.

"Oh mana kerusakan yang dibuat menantuku akan aku ganti?" Tanya Mama Rani pada Ivanka.

"Ini menantu Tante? Saya kira pembantu Tante habisnya lebih mirip seperti pembantu ya!" Ejek Ivanka.

Mama Rani yang geram terhadap Ivanka ingin menampar tapi Retha melarang.

"Ma nggak usah aku yang salah, kita lebih baik pergi dari sini saja."

"Sebentar re ada yang ingin mama jelaskan pada wanita setengah ular ini!" Jawab mama Rani.

"Ehm perkenalkan Van, ini Retha menantu tersayang Tante, jadi Tante ingatkan sekali lagi kamu jangan macam-macam dengan menantuku dan kamu tinggalkan Arga, kamu nggak punya malu ya masih mau sama laki-laki yang udah punya istri." Ucap mama Rani menohok membuat Ivanka sangat malu.

Ivanka yang menyadari kalau dia seperti dipermalukan oleh Tante Rani buru-buru pergi meninggalkan toko itu.

"Ck lihat saja Tante aku akan membalas perbuatanmu hari ini!" Gumam Ivanka kemudian pergi dari tempat itu secepatnya.

Mama Rani pun mengajak Retha kekasir untuk membayar tas yang sudah diambil.

"Kok cuma satu re ambil lagi biar nanti sekalian mama yang bayar!"

"Nggak usah satu ini aja udah cukup kok."

"Ya udah."

"Berapa mbak?" tanya Mama Rani pada kasir toko itu

"Jadi ini 3 item ya nyonya totalnya 210 juta nyonya!" Ucap kasir wanita itu.

Retha membelalakkan matanya dia terkejut bagaimana tidak hanya tiga buah tas tapi harganya bisa untuk membeli dua unit mobil.

Mama Rani pun mengeluarkan kartu sebuah kartu untuk pembayaran. Setelah selesai melakukan pembayaran mama Rani mengajak Retha untuk makan siang di area mall.

"Re mau makan apa?"

"Aku ngikut mama aja."

"Ya udah disini ada restoran enak langganan mama kita kesana saja?"

Akhirnya mereka sampai didalam sebuah restoran mewah yang berada didalam mall tersebut. Mama Rani dan Retha memesan beberapa menu untuk makan makan siang.

"Re kapan kamu masuk kuliah?"

"Mulai Minggu depan udah masuk kuliah ma."

"Oh ya udah kalo gitu kebetulan kita sedang ada disini sekalian belanja kebutuhan buat kuliah kamu gimana?" Tawar mama Rani tentu saja dia sangat senang jika bisa berlama-lama dengan menantu pilihannya itu.

"Iya ma." Jawab Retha pasrah, rasanya jika ingin menolak pun pasti tidak bisa jadi apa boleh buat dia mengikuti ajakan ibu mertuanya itu.

"Kamu Sabtu depan ulang tahun kan gimana kalau papa mama sama ibu dan adek kamu makan malam diluar?" Tanya Mama Rani disela-sela makan siang mereka.

"Makan malam dirumah saja ma, nanti aku masakin."

"Wah ide bagus Re, mama jadi nggak sabar buat makan masakanmu lagi." Ucap mama Rani penuh antusias.

"Hehe iya ma, nanti aku kabarin ibu buat datang."

"Kamu mau kado apa re?"

Retha pun terkejut pasalnya mertuanya sudah membelikan banyak barang kadang barang-barang tidak penting juga mama Rani berikan untuknya.

"Cukup mama sama papa dateng aja Retha udah senang ma." Ucap Retha sambil tersenyum

"Ihhh ini baru menantu mama!" Jawab mama Rani sambil mengelus pipi Retha.

Setelah beberapa lama akhirnya makanan pun datang. Mama Rani dan Retha makan dengan lahap. Selesai makan mereka menuju ke tempat penjual buku yang ada di mall sana.

Cukup lama mereka mengitari seisi mall untuk memenuhi kebutuhan Retha kuliah mereka pun dengan tangan penuh belanjaan.

Meskipun suaminya dingin dan membencinya tapi Retha merasa bersyukur masih diberikan mertua sebaik papa Johan dan mama Rani.

Dikantor Arga sedang menandatangani beberapa berkas kerja sama. Kemudian dia memberhentikan kegiatannya karena ponselnya berbunyi.

"Ada apa sayang?" Tanya Arga.

Ternyata yang menelfon adalah Ivanka. Terdengar suara isakan dari seberang sana.

"Heii ada apa sayang?" tanya Arga mulai khawatir

"Kamu bisa ke apartemen sekarang hikss hikss?" tanya Ivanka dengan isakan

"Iya aku kesana sekarang."

Arga pun bergegas memacu mobilnya sekencangnya untuk segera sampai ke apartemen Ivanka. Dia sangat khawatir karena Ivanka menelpon dengan menangis.

Setelah beberapa lama akhirnya mobil Arga sampai ke apartemen Ivanka. Arga berrgegas menuju lift dan menekan lantai tempat apartemen Ivanka.

Arga pun masuk kedalam Apartemen Ivanka. Dilihatnya Ivanka menangis tersedu-sedu diatas sofa. Arga pun menghampiri Ivanka.

"Ada apa sayang kenapa kamu menangis?" Tanya Arga kebingungan karena Ivanka menangis terisak-isak.

"Tadi aku ketemu mama sama istrimu, mamamu menghina aku dihadapan banyak orang aku maluu hikss... hikss"

"Sudah sudah jangan menangis lagi ya nanti aku bakalan ngomong ke mama."

"Kamu janji?" Tanya Ivanka dan mulai menghapus air mata palsunya itu.

"Iya aku janji sayang, sekarang sudah stop nangisnya" ucap Arga sambil mengusap air mata di pipi Ivanka.

"Kamu lihat aja Tante Rani anakmu yang bodoh ini begitu tergila-gila padaku!" Ucap Ivanka dalam hati sambil menunjukkan senyum menyeringainya.

"Aku nggak bakalan nangis lagi tapi kamu janji beliin aku sesuatu?"

"Iya aku janji, kamu mau beli apa?" Tanya Arga sambil mengusap kepala Ivanka.

Kini Ivanka sudah berada diatas pangkuan Arga menghadap ke wajah Arga.

"Aku mau jam tangan, tadi aku lihat-lihat di internet Aig**r keluarin jam model baru aku mau itu, kamu mau kan beliin aku?" Tanya Ivanka sambil menyedarkan kepalanya didada Arga.

"Iya kamu pesan nanti biar aku yang bayar."

"Makasih yang sayang." Jawab Ivanka sambil mencium bibir Arga.

Semula itu ciuman biasa sebagai tanda terima kasih tapi kini ciuman itu berbubah menjadi ciuman liar.

Arga yang merasa sudah nafsu dan berhasrat akhirnya membawa tubuh Ivanka masuk kedalam kamar. Mereka pun melakukan permainan ranjang. Setelah permainan ranjang yang cukup lama akhirnya mereka tertidur.

Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Arga terbangun dan membersihkan diri. Selesai keluar dari kamar mandi Arga duduk ditepi ranjang dan memakai pakaiannya lagi. Ivanka yang sudah terbangun kini mendudukkan dirinya dibelakang Arga.

Saat akan mengambil minum didekat nakas Arga melihat sebuah jam tangan laki-laki. Arga mengernyitkan keningnya jam tangan siapa ini?

Arga pun meraih jam tangan itu dan langsung menghadap ke Ivanka.

"Jam tangan siapa ini Va?"

Ivanka yang ditanya tentang jam itu pun sedikit gugup untuk menjawabnya.

"Ehmm i..ituu.. punya kekasih temanku sayang kemarin mereka menginap disini." Jawab Ivanka dengan gugup tapi sebisa mungkin dia menutupi kegugupannya.

"Sejak kapan Ivanka memperbolehkan temannya menginap ke apartemennya?" Batin Arga yang menaruh sedikit curiga pada Ivanka.

Arga menjadi sedikit curiga dengan gerak-gerik Ivanka yang sedikit mencurigakan. Arga pun bergegas keluar apartemen Ivanka untuk pulang kerumah. Sebelum keluar tak lupa Ivanka mencium bibir Arga.

Sesampainya dirumah Arga melihat Retha yang sudah tertidur disofa. Dilihatnya barang belanjaan Retha yang begitu banyak. Tapi Arga tidak ambil pusing tentang itu toh dia tidak peduli dengan istrinya.

Tapi dia akan tetap bertanya tentang pertemuan mereka dengan Ivanka. Tetapi ketika melihat Retha yang tertidur pulas Arga mengurungkan niatnya.