Istri Tuan Arga
"Bagaimana aku harus melunasi biaya rumah sakit ibu?" Gumam Retha dalam hati.
Setelah kepergian ayahnya, Retha sebagai anak tertua harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ibu dan adiknya. Ia harus kuliah sambil bekerja. Kini ia sudah menginjak semester akhir sebentar lagi akan wisuda.
Kini ibunya mengidap penyakit gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah setiap seminggu sekali. Adiknya masih duduk di bangku Sekolah menengah pertama.
Retha harus segera mendapatkan uang agar ibunya bisa segera melakukan transplantasi ginjal. Biayanya cukup mahal sehingga membuat Retha bingung harus mendapatkan uang dari mana.
"Bu tenanglah aku segera mendapatkan uang, dan sebentar lagi kau pasti akan sehat." Ucap Retha sambil mencium kening ibunya.
Ia berlalu pergi keluar ruangan perawatan ibunya. Akhir-akhir ini ibunya sering keluar masuk rumah sakit mungkin karena penyakit ginjalnya yang sudah kronis.
Retha berjalan keluar rumah sakit menunggu angkutan umum lewat. Tak selang beberapa lama tampak sebuah angkutan umum datang dan berhenti didepan Retha. Retha pun segera masuk.
Setelah beberapa lama akhirnya Retha sampai didepan sebuah restoran. Iya, restoran ini tempatnya bekerja. Setiap pukul 2 siang Retha akan bekerja di restoran ini. Dia bekerja sampai malam setelah itu pergi kembali ke rumah sakit untuk menjaga ibunya.
Retha pun masuk kedalam restoran itu.
"Sudah datang Re?" Tanya Delia teman kerja sekaligus teman kuliahnya Retha.
"Eh iya ini, kamu juga sudah datang Del?" Tanya Retha balik.
"Iya aku baru sampai." Ucap Delia.
Kemudian mereka segera melaksanakan tugasnya.
Pukul 19.00 tampak segerombol ibu-ibu memasuki restoran. Retha pun segera menyambutnya.
"Selamat malam Nyonya, ini buku menunya." Ucap Retha pada ibu-ibu itu.
"Iya terimakasih." Jawab ibu itu dan tersryum pada Retha. Retha pun membalas dengan senyuman manisnya.
"Jeng Rani aku mau pesan Foie Gras minumnya Grand Marnier" Ucap salah satu dari mereka.
"Mbak tulis semua pesanan yang mereka sebutkan." Kata Rani salah satu ibu-ibu yang ada disana.
"Baik Nyonya." Ucap Retha
Setelah semua pesanan ditulis Retha kembali kedapur untuk menyerahkan pesanan kepada koki.
Beberapa saat kemudian makanan sudah selesai dibuat, Retha pun mengantarkan makanan itu.
"Silahkan Nyonya, selamat menikmati." Ucap Retha tak lupa diikuti dengan senyum manisnya. Setelah selesai Retha pun kembali kedalam.
"Lihatlah gadis pelayan itu, bukankah dia sangat cantik, mengapa dia mau jadi pelayan." Kata seorang yang ada digerombolan itu.
"Apa kau pikir wanita cantik tidak butuh makan."
Mendengar perkataan Rani mereka semua menjadi tertawa. Setelah beberapa lama akhirnya makan malam pun selesai dan terlihat restoran sudah sepi mungkin sebentar lagi akan segera tutup.
Rani mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk memanggil pelayan. Retha pun datang.
"Ini tolong bayarkan ke kasir." Kata Rani.
"Baik Nyonya tunggu sebentar." Ucap Retha lalu dijawab dengan anggukan oleh Rani.
Setelah beberapa lama Retha kembali dan memberikan bill dan menyerahkannya pada Rani. Rani berniat memberikan sedikit tips untuk Retha tapi Retha menolak karena tak enak. Akhirnya dengan paksaan Rani Retha pun menerima uang itu. Dan mereka meninggalkan restoran itu.
Retha kembali masuk kedapur tak lama kemudian pekerjaannya selesai dan Retha hendak kembali ke rumah sakit. Retha berjalan keluar restoran menunggu angkutan umum lewat. Setelah menunggu lama tapi tak kunjung ada angkutan umum yang lewat kemudian Retha memutuskan untuk berjalan kaki sambil menunggu angkutan umum lewat.
"Kenapa hari ini jalanan terlihat sepi sekali ya!" gumam Retha.
Retha pun mempercepat langkahnya. Ketika dia sampai ditempat yang terlihat sangat sepi dia merasa ada yang mengikutinya. Dia pun mempercepat jalannya.
Tiba-tiba saja ada orang yang menarik tangan Retha. Dilihatnya dua orang pria dengan perawakan tinggi. Retha pun terkejut dan sangat ketakutannya. Ditariknya tangan itu dari genggaman preman tadi.
"Tolong lepaskan aku, aku harus segera pergi ibuku pasti sudah menunggu." Ucap Retha memohon.
"Tunggulah sebentar nona kita bisa bermain-main dulu bukan?" Kata seorang preman itu.
"Aku mohon tolong biarkan aku pergi." Kata Retha.
Badan Retha sangat gementar karena ketakutan yang luar biasa.
Disaat itu mobil Nyonya Rani melewati mereka. Dilihatnya seorang gadis yang digoda oleh preman.
"Pak Man bisakah kita berhenti terlebih dahulu sepertinya gadis itu butuh bantuan!" ucap wanita paruh baya itu.
"Baik Nyonya." Kata sang sopir.
"Sebaiknya Nyonya tetap ada didalam mobil saja nanti jika waktunya sudah aman anda baru bisa keluar". Imbuh sopir itu.
"Baiklah cepat selamatkan gadis itu." Ucapnya lagi.
Sopir pun keluar dan mengarah ke tempat Retha. Tampak sedikit ada perkelahian antara sopir itu dan preman. Namun setelah beberapa lama akhirnya preman itu menyerah dan melarikan diri. Nyonya Rani pun keluar dari mobilnya.
"Kau tidak apa-apa nak?" Tanyanya
Dilihatnya gadis itu tampak pucat dan seleuruh tubuhnya gemetar. Dengan seluruh sisa tenaganya Retha pun menjawab.
"Aku tidak apa-apa Nyonya terimakasih sudah menolongku". Jawab Retha
Rani masih melihat kearah Retha. Ditatapnya gadis itu lebih dalam. Tampak guratan kesedihan dimatanya. Apa yang sudah preman itu lakukan kenapa dia terlihat sangat sedih? pikir Rani.
"Bukankah kau gadis yang bekerja di restoran tadi?" Tanya Rani karena dia merasa familiar dengan wajah Retha.
Mendengar hal itu tampak Retha mengingat-ingat kembali. Sepertinya dia sudah menemukan ingatannya kembali.
"Oh iya Nyonya, aku pelayan di restoran Arpege". Jawab Retha dengan senyum manisnya.
"Jangan panggil aku Nyonya panggil saja Tante Rani, aku lebih suka itu." Kata Rani
"Baik Nyo.. ehh tante, makasih sudah menolongku."
"Siapa namamu nak?"
"Aku Retha Tan, sekali lagi terimakasih Tante sudah menolongku pasti aku akan ingat ini, aku permisi dulu Tan."
"Aku akan mengantarmu dan untuk kali ini aku tidak mau kau menolak ku, sekarang masuklah kedalam mobil." Ucap Rani tegas karena dia tahu pasti Retha akan menolak tawarannya. Karena sudah malam Rani tidak ingin membahayakan nyawa Retha lagi.
Setelah masuk kedalam mobil, Retha dan Rani duduk bersampingan. Sebenarnya Retha merasa tidak enak karena Rani sudah terlalu baik dari tadi, tapi jika dia menolak tawarannya pasti Rani akan kecewa.
"Kemana kita akan mengantarmu Retha?" Tanya Rani memecahkan lamunan Retha.
"Kita kerumah sakit saja tan aku sedang ingin menengok saudaraku." Jawab Retha yang masih terlihat syok dan juga takut.
"Malam-malam seperti ini kau masih mau menengok saudaramu Retha, apa tidak sebaiknya kau pulang menengoknya besok pagi saja". Tanya Rani lagi.
"Tidak Tan aku tadi sudah berjanji padanya untuk menengoknya hari ini".
"Baiklah dimana rumah sakit yang saudaramu tempati?"
"Di Rumah sakit Nusa Bangsa". Jawab Retha.
Setelah beberapa lama keheningan pun muncul. Baik Retha maupun Rani hanya diam menikmati pemandangan kota pada malam hari. Tak terasa mobil yang mereka tumpangi sudah sampai didepan rumah sakit.
"Terimakasih kasih Tante atas bantuannya." Ucap Retha tersenyum menampilkan barisan giginya yang rapi.
"Sama-sama Retha, Tante pulang dulu ya?"
"Iya Tante hati-hati dijalan." Jawab Retha.
Retha pun bergegas keluar dari mobil Rani. Mobil Rani pun melaju meninggalkan rumah sakit.
Retha masuk kedalam rumah sakit karena dia ingin melihat kondisi ibunya.
Senyum yang tadi sempat berkembang kini hilang perlahan. Mengingat biaya transplantasi ginjal yang harus Retha bayar. Sampai saat ini dia masih belum bisa mendapatkan uang itu.
Retha masuk kedalam ruang perawatan ibunya, dilihat ibunya tidur terlelap membuat perasaan Retha menjadi tenang. Retha pun duduk disamping ranjang ibunya.
Dikediaman Rani, dia baru saja sampai dirumahnya. Dia bergegas masuk kekamarnya karena dia tahu pasti suaminya sudah menunggunya karena ini memang sudah larut malam.
"Maaf sayang aku terlambat pulang." Kata Rani pada seorang laki-laki yang sedang duduk disofa kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Aldiza azahra
nyimak dulu...kayaky bagus..
2021-09-28
0
Beci Luna
awal yg baik
2021-04-12
0
Nur Lela
baru mampir
2021-04-03
0