WARNING!!! BIJAKLAH MEMBACA!!! NOVEL 21+!!! JIKA TIDAK SUKA SKIP SAJA . MARI SALING MEMPERMUDAH URUSAN ORANG LAIN MAKA HIDUP ANDA PASTI JUGA AKAN DI MUDAHKAN OLEH TUHAN.
Laura Elsabeth Queen tidak menduga ia akan bertemu kembali dengan Zafran Volkofrich mantan kekasihnya, di acara ulang tahun teman sekelas mereka, 10 tahun yang lalu mereka berpisah dengan tidak damai, orang tua Laura menentang keras hubungan mereka karena Zafran pria miskin. Zafran masih sakit hati pada Laura dan ingin membalas dendam.
Di sisi lain Laura mengetahui rahasia kedua orang tuanya setelah mereka meninggal, dan kini beban berat berada di pundak Laura.
Sedangkan Zafran pria miskin itu kini telah berubah menjadi penguasa dunia bisnis.
Bagaimana kisahnya yuk baca kelanjutannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 10
Semoga kalian semua di berikan kesehatan dan rejeki Lancar. Selalu patuhi protokol kesehatan dan pakai masker. TERIMA KASIH~
***
Zafran duduk di pinggir kolam renang mewah miliknya, di temani langit yang penuh bintang serta terpaan angin malam yang sesekali menyentuh kulit wajahnya, tak lupa di mejanya terdapat beberapa botol alkohol, pria itu memainkan dan memutar-mutar gelasnya yang berisi sebongkah es kecil dengan alkohol merk Bachelder Niagara Chardonnay.
Tak berapa lama Edward datang membawa dokumen di tangannya.
"Aku tidak percaya Laura adalah kekasih yang mencampakkanmu dulu, jangan meggunakan ini sebagai senjatamu..." Saran Edward sembari menyodorkan dokumen pada Zafran.
"Kau bukan pria yang menggunakan hal-hal kotor terhadap wanita."
Edward memberi peringatan dengan mimik yang cukup serius pada Zafran namun peringatan Edward justru membuat Zafran terkekeh dan semakin bersemangat membuka dokumen-dokumen itu.
Zafran meletakkan gelasnya dan mengambil dokumen itu, ia tidak sabar ingin tahu apa yang mantan kekasihnya lakukan selama 10 tahun ini selama meninggalkannya, pria itu membaca dokumen pertama yang berisi tentang data pribadi Laura kemudian Zafran membaliknya.
Pada halaman berikutnya membuat pria itu tertawa geli ketika disebutkan bagaimana kisahnya dengan Laura pun tak luput di copy oleh Edward, saat kedua orang tua Laura menentang kisah cinta mereka karena Zafran adalah pria miskin, bagaimana Zafran di jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan menculik anak mereka untuk melakukan pernikahan paksa.
Pria itu membaca informasi dengan menyeluruh tentang Laura Elsabeth Queen dan mengangkat alis hitam nya karena terkejut melihat jumalah angka yang tertera, kemudian ia mengerti, apa yang Edward maksud.
Laura memiliki banyak sekali hutang bahkan nominal yang cukup mencengangkan untuk ukuran seorang gadis lajang tanpa beban biaya hidup, pikiran Zafran melayang untuk apa uang-uang itu, apakah Laura gemar berbelanja, namun semua yang Laura pakai serba sederhana dan Laura bukan wanita yang gemar menghamburkan uang, dia mandiri dan ulet.
Kini Laura benar-benar miskin, tidak memiliki tabungan, Zafran tahu dapat menggunakan informasi itu untuk menundukkan Laura dan pria itu tahu persis apa yang Edward khawatirkan, senyum mengembang serta lirikan Zafran pada Edward justru membuat Edward bertambah ngeri.
Kemudian Zafran membalik kembali lembaran dokumen yang ada di tangannya, pria itu menarik senyumannya dan terlihat menegang, rahangnya menguat, terlihat keterkejutan serta kecemasan dalam dirinya. Alisnya mengerut, matanya melotot, tangannya mencengkram dokumen-dokumen itu.
"Siapkan mobil kita ke pemakaman." Zafran berdiri dan menyambar jasnya dengan cepat.
"Astaga jam 3 dini hari meminta pergi ke pemakaman." Edward kemudian memberikan perintah agar pegawalan diperketat dan menuju ke pemakaman saat itu juga.
Setelah kurang lebih satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di pemakaman.
"Jadi ini makam kedua orang tua Laura." Tanya Zafran kepada Edward.
"Ya... Mereka melarikan diri dari penagih hutang dan tertabrak kendaraan lain tepat di belakang rumah mereka."
Kata Edward menjelaskan, pria itu berdiri dibelakang Zafran.
"Aku disini." Kata Zafran dengan canggung.
Cukup lama zafran terdiam dan kemudian melanjutkan kalimatnya.
'Aku di sini datang mengunjungi kalian, masih ingatkah kalian padaku, pria miskin yang pernah
kalian jebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan yang tidak relevan, hanya karena aku mencintai putri kalian. Pria miskin yang sangat kalian anggap kotor dan sangat kalian benci."
"Semoga kalian tenang dan bahagia di sana, aku berjanji pada kalian akan memberikan kehidupan yang lebih dari layak untuk Laura bahkan kehidupan yang lebih dari apa yang kalian bayangkan dulu untuk putri kalian."
"Tapi sebelum semua itu ku berikan pada anakmu, aku harus memastikan sesuatu terlebih dahulu. Jika aku salah menilai perasaanku, maka putri kalian lah yang akan menanggung akibat dari perlakuan kalian terhadapku, aku akan membuat hidupnya bahkan lebih mengerikan daripada hidup di neraka, dan kalian hanya cukup melihat dan menontonnya dari atas sana."
***
Pagi yang malas untuk Laura, ini pertama kali dalam hidupnya ia merasa tidak ingin bekerja, tubuhnya lelah, dan ia kembali teringat hari ini adalah hari terakhirnya tinggal di apartmen kesayangannya itu, yang sudah kurang lebih 8 tahun ia tinggali, Laura tidak dapat lagi tinggal di apartmennya karena ia sudah tidak sanggup membayar uang sewa, sedangkan rumah milik kedua orang tuannya telah di sita oleh pihak bank.
Hari ini adalah hari libur baginya, atau ia meliburkan diri, gadis itu meminta ijin pada manager karena Laura harus mengemasi barang-barangnya untuk pindah ke penginapan milik kedua orang tuannya meski penginapan itu sudah tua dan sebentar lagi akan di sita oleh pihak bank juga, namun itu lebih baik untuk dirinya daripada tidur di jalanan.
"Padahal tadi malam aku sudah memaki Zafran, tapi hari ini aku justru tidak berangkat bekerja, pasti pria itu akan menertawakan dan mencomohku lagi, aku lupa kalau hari ini harus berkemas, tapi salah dia sendiri kenapa menarikku seenaknya membuat ku menjadi bahan tontonan. Aku akan cepat berkemas."
Laura mempercepat pekerjaannya, ia mengemasi barang secukupnya, toh ia akan pergi juga dari penginapan setelah penginapan itu di sita, dan lagi Laura tidak akan memberitahu Kate, karena ia tidak ingin semakin banyak merepotkan sahabatnya itu, apalagi kini Kate adalah publik figur yag selalu di cari cari beritanya oleh para paparazzi.
Laura mendesahkan nafas beratnya, akhirnya gadis itu hanya membawa baju-baju dan beberapa barang penting lainnya, jadi tidak terlalu banyak.
"Aku akan naik bus, lagi pula aku sudah memberitahu pihak asuransi kalau mobilku akan diambil alih biarlah mereka mengambil dan mendereknya sendiri." Laura tertawa kecil.
Gadis itu menuruni tangga dengan membawa beberapa koper dan terlihat sedikit kuwalahan.
"Nona saya bantu." Kata pria berotot dan berbaju serba hitam dengan jas yang terlihat mahal.
"Siapa ya? Ti-tidak perlu saya hanya pergi sebentar untuk membuang beberapa barang yang sudah tidak ku pakai, aku bisa melakukannya sendiri." Laura mengira para pria berbaju hitam dan berotot itu adalah para debt Collector.
"Tapi kalau kalian mau membantu di atas sana, di apartmenku masih banyak barang yang ingin ku buang, kalian naik dan ambillah, apartmen nomer 112." Kata Laura tersenyum.
"Baik Nona." Kemudian para pria naik menuju apartmen Laura.
"Dasar Debt Collector bodoh." Kata Laura sambil tertawa geli dan dengan cepat ia mendorong koper-kopernya menuju halte bus yang tak jauh dari apartmen.
Selang beberapa menit para pria berbaju hitam kebingungan mencari kamar bernomor 112 karena kamar apartmen hanya sampai di nomor 111.
"Sialan gadis itu membodohi kita. Telfon boss." Kata salah satu pria yang lain.
"Halo Tuan Edward, Nona yang semalam diantar pulang oleh tuan Zafran kabur..." Kata salah satu pria yang menelfon boss mereka.
***
Setelah menempuh beberapa jam perjalanan memakai bus dan berjalan kaki sejauh beberapa meter, akhirnya sampailah Laura di tempat yang ia tuju, gadis itu melihat penginapan yang berdiri kokoh namun terlihat tua di depan matanya.
"Jaman sekarang mana ada yang mau menginap di penginapan tua begini, orang akan memilih menginap di hotel modern yang lebih mewah, daripada penginapan tua seperti ini, apalagi gaya nya sangat norak dan kuno." Kata Laura yang kemudian ia mengangkat kopernya dan masuk perlahan melalui pintu besar yang berdebu.
"Aku akan membersihkan sebagian dulu, penginapan ini memiliki 3 kamar dan aku harus memulai nya dari kamar yang akan ku tempati baru ruangan yang lainnya. Semangat!!!"
Bersambung~