Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlawanan Indi
"Bu Siska tadi ngapain ngajak kamu ke kantor?" tanya indi
Kini mereka sudah ada di kantin sekolah, seperti di parkiran tadi. Warga RT 05 Rw 03 heboh, eeeeeeaaaaaa. Anak-anak satu kantin, berisik dengan bisikan-bisikan ghaib mereka. Mereka tentu saja membicarakan Itoku, namun ketiga orang itu terlihat masa bodoh. Kini mereka, tengah menunggu pesanan mereka datang.
"Bu Siska nanyain rumus-rumus yang sudah aku buat sendiri, dia juga nawarin buat ikut akselerasi. Bu Siska bilang, aku bisa langsung ikut ujian akhir kelas XII" jawab Glenna
DEG
"Teeerruusss... kamu mau?" tanya Indi pelan, dengan jantung berdebar. Glenna menatap Indi, tatapan itu membuta Indi semakin takut.
"Ihhhh.... jawab, jangan bikin aku takut sama pikiran aku sendiri." rengek Indi, bahkan suaranya terdengar bergetar. Glenna tersenyum, ia menahan tawanya.
"Tentu saja aku tolak, aku masih ingin menikmati masa putih abu-abu." jawab Glenna, membuat Indi meneteskan air matanya.
Hatinya langsung terasa plong, tubuhnya langsung terasa lemas. Glenna tertawa melihatnya, dan itu membuat satu kantin tertegun. Pasalnya selama Glenna masuk, ia selalu memasang wajah dingin. Membuat orang takut untuk mendekat dan bertanya, hanya Indi yang mau mendekat dan bertanya lebih dulu.
Sedangkan sekarang, di depan mereka. Mereka bisa melihat tawa Glenna, cantik... Sangat cantik. Saat wajahnya datar saja, sudah cantik meski dingin. Tambah lagi, sekarang melihat wajah Glenna tertawa lepas.
"Kamu kok ngerjain aku sih, aku takut di tinggalin kamu." ucap Indi lagi, bahkan sampai terisak
"BERISIK" tangisan Indi terhenti, ia menatap tajam Itoku.
"Kalo kamu merasa ke berisikan sama aku, pulang sana ke hutan." balas Indi pelan, dengan menekan jari telunjuk ke meja.
BRAK
Itoku berdiri, seraya menggebrak meja. Membuat seisi kantin terkejut, apalagi melihat pria tampan itu menatap tajam Indi. Begitu juga sebaliknya, Indi yang lemah lembut tak ada di sana.
"KAU...
"APA?!" balas Indi
Glenna menghembuskan nafasnya pelan, ia menarik tangan Itoku agar ia duduk kembali.
DEG
Lagi... Glenna lagi-lagi bisa memegang dirinya, tapi kenapa dia tak bisa?
"Itoku... kamu mengganti namamu menjadi Hans, jangan bilang itu kepanjangan dari HANTU SILUMAN." ucap Indi, membuat Itoku kembali marah. Bahkan ia hampir mengeluarkan kekuatannya, bila Glenna tak segera menghentikannya.
"Cukup... aku lapar, di sini kita mau makan. Bukan untuk mendengar perdebatan kalian, apa kalian tidak sadar. Bila sudah menjadi tontonan satu kantin, ck." omel Glenna, Indi melihat ke sekelilingnya. Sedangkan Itoku, ia memilih diam tak peduli.
"Kamu Indi, tumben banget banyak berdebat dan bahkan terlihat lebih galak. Kenapa hmm?" Indi langsung menatap Glenna, ia memanyunkan bibirnya
"KARENA DIA" jawab Indi, ia menunjuk Itoku
"JANGAN MENUNJUKKU, ATAU KU PATAHKAN JARIMU!!!" Indi mencebik
"Kenapa karena Itoku?" tanya Glenna, padahal ia tau alasannya
"Karena dia, selalu ada di sampingmu. Selalu menempel padamu, perhatian mu jadi terbagi." jawab Indi malu, bukan ia memiliki kelainan menyukai sesama jenis. Namun baginya, hanya Glenna yang benar-benar tulus mau berteman dengannya.
"Dan kamu Itoku, kenapa kamu sangat cepat terpancing oleh Indi. Mana diri kamu yang kalem?"
"Karena dia sangat bisa membuatku cepat emosi, seandainya bukan temanmu. Sudah aku seret dia ke hutan"
DEG
"KAU...
"Apa?!" Indi menatap kesal dan takut pada Itoku, karena mendengar ucapannya tadi. Ia lalu membuang wajah ke arah lain, tak lama makanan yang mereka pesan pun datang.
Pesanan Itoku, tentu saja daging ayam tanpa nasi. Bahkan ayamnya ada 5 potong, di atas piring miliknya. Indi menggelengkan kepalanya, namun ia tak berkomentar. Memilih fokus dengan makanan miliknya, sampai...
PRANG
Makanan milik Indi, berpindah ke lantai. Dengan piring yang sudah pecah, juga makanan yang berserakan. Indi menatap nanar makanan miliknya, Itoku hanya diam memperhatikan. Begitu juga dengan Glenna, ia ingin melihat reaksi Indi.
"INDI" bentak seseorang, perlahan Indi beralih tatapannya. Dengan tatapan datar, Indi menengadah. Ia menatap tajam, pada orang yang kini ada di sampingnya.
"HEH?! KALO ORANG MANGGIL ITU NYAHUT, LU BISU?!" bentaknya lagi
"Menyahut? Maaf, tapi aku hanya mendengar suara lolongan ANJ*NG saja tadi. Ia mengacak-ngacak makanan milik manusia, jadi apa aku harus menyahutinya?" jawab Indi, membuat semua orang menahan nafas. Glenna dan Itoku terlihat santai, apa yang mesti di takuti dari anak ketua pemilik yayasan.
Perempuan yang menggebrak dan membentak Indi, terlihat sangat emosi.
"Bukankah seharusnya, aku memukul ANJ*ng itu menggunakan balok." lanjut Indi, dengan mengepalkan kedua tangannya.
MARAH, ia sangat marah. Karena baru saja ia makan dua suap makanannya, kini makanan itu sudah tidak bisa ia makan lagi. Glenna dan Itoku, tersenyum melihat perlawanan Indi. Glenna kira, Indi akan diam seperti hari-hari sebelumnya.
Yups, ini bukan yang pertama. Namun entah yang ke berapa kalinya, apa Glenna tidak menolong? Bukan tak ingin menolong, ia hanya melakukan apa yang diminta Indi. Untuk selalu diam tak melawan, sehingga Glenna terus mengajarinya untuk melawan dan sedikit bela diri.
Bukan tanpa alasan, Indi selalu menjadi sasaran. Tentunya itu semua karena pria, pria yang di sukai perempuan itu. Menyukai Indi, bahkan bukan hanya suka. Pria itu, merupakan tetangga dan juga teman masa kecil Indi. Jadi bagi pria itu, hanya ada Indi dimatanya.
Dan hal itu, membuat perempuan itu tak suka. Makanya semenjak ia tau, pria yang di sukainya menyukai Indi. Ia selalu datang mencari Indi, melampiaskan kekesalannya. Padahal Indi, hanya menganggap pria itu teman biasa. Tak ada yang istimewa, ia malah lebih tertarik dengan biasnya. mang AGUS alias SUGA, ahhhewww.
"KAU, KAU BERANI MELAWANKU" ucap perempuan itu tak percaya
"Kenapa harus tak berani? Kita sama-sama makan nasi bukan?" perempuan itu mengepalkan tangannya
"Kamu datang ke sini, masih dengan alasan yang sama? Gara-gara Edward, apa tidak lelah? Ahh... bukan bukan itu, apa tidak malu? Pria yang kamu kejar dan kamu agungkan sebagai kekasihmu, TIDAK MENYUKAIMU. Jangan kan untuk suka, melirik mu pun ia enggan."
PLAK
Wajah Indi langsung ke samping, karena tamparan dari perempuan yang menyukai sahabatnya. Glenna langsung bangun, ia menarik rambut perempuan itu.
"KYAAAAA.... LEPASSS.... APA KAMU GA TAU SIAPA AKU, HAH?! AKU BISA BUAT KAMU KELUAR DARI SEKOLAH INI" teriaknya kesakitan, seraya mencengkram pergelangan tangan Glenna. Namun Glenna tak bergemimg, cengkraman itu hanya gigitan semut untuknya.
"Selama lo ga main fisik, gue juga bakalan diem. Tapi berani lu main fisik, jangan salahin gue. Kalo gue bakal bikin lo menyesal, udah berani berurusan dengan orang yang salah." ucap Glenna dingin, bahkan jambakannya tak terlepas.
Indi menatap lurus pada perempuan itu, tatapannya begitu tajam. Ia bangun, keluar dari tempatnya duduk dan...
PLAK
"KYAAAAAA.... CEWEK SI*ALAN, PEC*N, BANGS...
PLAK
"Kamu sudah berhadapan dengan orang yang salah, kalo kamu pikir aku diam karena takut di keluarkan dari sekolah. KAMU SALAH BESAR...
...****************...
Budayakan like, komen ya....
Gift ma Vote mah bonusnya😁
...Happy Reading All...
Nih 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟 7 nggak cuma 5 😁
Covernya juga bagus 🥰