NovelToon NovelToon
LANGIT TAK PERNAH INGKAR JANJI

LANGIT TAK PERNAH INGKAR JANJI

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Wanita Karir / Karir / Balas dendam pengganti
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: kegabutanku

Langit tak pernah ingkar janji

Dihina karena miskin, diremehkan karena tak berdaya. Elea hidup di antara tatapan sinis dan kata-kata kejam. Tapi di balik kesederhanaannya, ia menyimpan mimpi besar dan hati yang tak mudah patah.
Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran untuk melanjutkan sekolah di kota.

Apakah elea akan menerima tawaran tersebut? Apakah mimpi elea akan terwujud di kemudian hari?

Penuh teka teki di dalamnya, jangan lewatkan cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kegabutanku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15

Sejenak mereka semua berfikir bagaimana caranya untuk kesana.

"Aku punya ide..." Ucap vita

"Apa vit? Kamu punya ide apa?" Tanya Jefri.

Vita pun membisikkan sesuatu kepada jefri dan Elea.

"Gimana? Bagus nggak ide ku?"

"Wahhh boleh itu, ayo kita coba." ucap Jefri dengan semangatnya.

"Yukk Let's go. El kamu dirumah saja, nanti kalau kamu ikut justru akan membuat tetanggamu curiga."

"Baiklah, kalian hati- hati. Terima kasiuh sudah banyak membantuku. Yaudah aku akan bikin makanan untuk kalian." Ucap Elea dengan sungkan.

"Nggak usah repot- repot El."

"Tidak kok Vit, udah tenang aja. Aku bisa kok..."

Akhirnya mereka bertiga membagi tugas untuk menyelesaikan misi menyelamatkan ibunya Elea.

"Permisi pak..." sapa Vita ketika dia sampai di rumah Pak Narto.

"Iya dek, mau cari siapa?" Tanya nya

"Hmmm...maaf pak, maksud kami ke sini kami mau meminta bantuan bapak." Jawab jefri dengan sopan. Mendengar perkataan jefri membuat pak Narto mengerutkan dahinya.

"Bantuan apa ya dek?"

"Jadi gini pak, kemarin waktu kami melintasi daerah sini dompet teman saya jatuh. Dan, teman saya ini menyadarinya baru hari ini. Apakah boleh saya melihat CCTV untuk memastikan jika itu memang beneran jatuh disini. Soalnya saya melihat hanya rumah bapak yang ada CCTV nya." jawab jefri.

"Wahhh kok bisa ya dek, yaudah mari ikut saya." Vita menatap senang ke arah jefri.

Keduanya mengikuti langkah kaki pak Narto menuju ke ruang CCTV.

"Ini dek, silahkan di lihat- lihat dahulu. Saya kebelakang ya saya buatkan minum. Sepertinya saya pernah melihat kamu." Ucap pak Narto sambil memandang ke Arah jefri.

DEG

"Dimana pak? Mungkin bapak salah lihat." Saat itu Jefri tengah menyamar agar tetangga Elea tidak mencurigainya.

"Iya ya, mungkin aku salah lihat." Jawah pak Narto.

Dirasa ada kesempatan, jefri langsung menyalin semua hasil rekaman CCTV di rumah pak Narto.

"Pak... Pakk... Kamu dimana?" sapa Ana yang tak lain adalah anak pak Narto.

"Di dapur, kemarilah bantu bapak buatkan minum."

"Kak, lebih cepatlah. Takut merek keburu ke sini..." bisik Vita yang tetap stand by mengawasi kondisi rumah pak Narto.

"Memangnya ada tamu siapa?"

"Itu ada siswa SMA Pemuda tengah mencari tau dompetnya jatuh di area sini."

"Mengapa harus kesini? Memangnya bapak tau?"

"Mereka sedang mengecek CCTV saja." jawab pak Narto dengan santai.

"Jadi, di rumah ini bapak pasang CCTV?" Ucap ana tercengang.

"Iya, memangnya kenapa?"

"Berarti semua kejadian di rumah Siti itu ada juga di rekaman sini?"

"Tentu saja ada."

"Mengapa tidak bapak hapus?"

"Bapak tidak tau caranya. Udah ini kamu bawa ke mereka."

Selang beberapa menit kemudian, pak Narto kembali.

"Gimana nak ketemu?"

"waduh, ternyata nggak ada pak. Mungkin teman saya ini lupa melewati arah mana." Jawab jefri.

"Enggak kok, aku ingat betul aku lewat sini kak." jawab Vita tentu saja dengan dalih agar pak Narto percaya.

"Yaudah pak, kami permisi dahulu. Terima kasih ya pak, maaf merepotkan." Ucap mereka berdua.

Vita dan Jefri pura - pura pergi meninggalkan rumah pak Narto dan kembali lagi.

"Ohh iya pak, maaf bapak tau tidak dimana rumah teman kami ini?" tanya Vita

"Memangnya ada perlu apa dek?"

"Kami ada kerja kelompok pak."

"Oh gitu, itu pas di depan rumah bapak."

"Oh itu ya pak, terima kasih pak sekali lagi kami permisi."

"Iya dek."

Mereka berdua bergegas menuju ke rumah Elea untuk mengabarkan hal baik kepadanya.

"Assalamualaikum El..."

"Walaikumsallam... Masuk aja nggak di kunci kok." sahut Elea dari dalam rumahnya.

"Kami dapat bukti baru, yang pastinya bikin kamu nggak nyangka."

"Apa itu?"

"Nih dengerin." Vita memutar rekaman suara yang dia dapatkan dari percakapan pak Narto dan anaknya.

"Astaghfirullah, jahat bener mereka." Ucap Elea dengan suara bergetar.

"Kita bisa membawa ini ke kantor polisi El. Dan, kita juga bisa minta tolong mbak Tyas untuk menjadi saksi." ucap Jefri

"Nahh... Bener. Setuju aku kak tunggu apa lagi?" Ucap Vita tak kalah bersemangat.

"Sebentar dulu, kita harus mempersiapkan bukti yang sangat kuat dulu." Ucap Jefri.

"Apakah ini buktinya kurang kuat?"

"Tentu saja sudah, tapi apakah kita sudah melakukan yang benar?"

"Udah gini aja, aku akan minta bantuan ke papa agar meminjami pengacaranya."

"Lalu bagaimana caranya aku membayarnya?" Tanya Elea.

"Jangan terlalu difikirkan, kamu serahin aja ke aku." Jawab vita.

Mereka pun semua pulang ke rumah masing- masing .

Elea seperti biasanya, ia berjualan keliling untuk menghidupi dirinya sendiri saat ini.

"Pa, apa aku boleh berbicara?"

"Ya, kamu mau bicara apa?" Jawab Tito

"Gini pa, ibunya Elea sedang terkena musibah. Ia dijebak oleh tetangganya dan sekarang berada di kantor polisi." Vita mencoba menjelaskan dengan detail.

"Lalu?"

"Aku mau minta bantuan papa, untuk mengeluarkannya."

"Memangnya kamu ada buktinya?"

"Nahh... Justru itu, aku mendapatkan sebuah rekaman CCTV dan juga rekaman suara dari terduga pelaku."

"Mana coba?" Vita segera memberikan rekaman kepada papanya." Dengan teliti Tito mendengarkan itu dan mengamati dengan seksama isi dari CCTV tersebut."

"Apa kamu tau resiko yang bisa kamu dapatkan dengan bukti ini?"

"Aku mendapatkannya secara legal pa. Aku meminta izin orangnya sendiri, tapi kalau rekaman suara itu aku mengambilnya diam - diam. Hehehe..." jawab Vita sambil garuk- garuk kepala.

"Nanti biar papa bicarakan dengan pengacara papa, kasian juga ibunya Elea. Lalu dia tinggal sama siapa?"

"Sendirian pa, dia juga kalau sore jualan gorengan."

"Mengapa tidak kamu ajak kesini?"

"Dianya yang nggak mau, takut merepotkan katanya."

"Hmm... Benar- benar anak yang mandiri."

Beruntungnya Elea mendapatkan teman sebaik Vita bahkan keluarga Vita juga teramat peduli kepadanya.

"Alhamdulillah... Hari ini jualan aku habis. Bisa buat beli kebutuhan rumah." Ucap Elea ketika sampai di rumahnya sudah hampir maghrib.

TOK...TOK...TOK...

"Siapa ya yang datang maghrib- maghrib begini." gumamnya dari dalam rumah.

"Om Tito... Masuk om. Maaf rumah El seperti ini." Ucapnya dengan sopan.

"El, kamu tinggal bersama kami saja. Remaja belia sepertimu berbahaya jika harus tinggal sendiri. Maaf, bukannya om lancang tapi om nggak tega membiarkan kamu seperti ini."

"Ta-tapi om..."

"Sudah jangan memikirkan apapun, serahkan semua sama om. Nanti begitu ibumu bebas kamu boleh pulang kembali."

"Te-terima kasih om..." ucap Elea yang sudah tidak mampu menolak lagi.

Sebenarnya ia juga sudah lelah jika harus menghadapi kerasnya dunia sendiri.

"Yaudah, kamu bawa barang- barang kamu yang sekiranya kamu perlukan."

"Tapi apakah tante Dira tidak keberatan jika aku tinggal disana?"

"Justru ia sangat mengkhawatirkanmu, mangkanya om jemput kamu kesini."

"Hmm... Aku harus menolak dengan cara apalagi kalau seperti ini. Aku sangat tidak enak hati jika harus menumpang di rumah Vita." Gumamnya dalam hati.

.

.

Eitss... Apakah Elea akan menerima tawaran dari keluarga Vita? Tungguin Bab selanjutnya gaiss..

Jangan lupa, like comment and subscribe. Thank you 🫶🫶🫶🫶🤩🤩🥰🥰

1
kegabutanku
Karya ini menceritakan kehidupan yang pahit, namun juga di selingi dengan kisah percintaan remaja. Sangat cocok kalian baca gaisss..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!