NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Ratusan tahun lalu, umat manusia hampir punah dalam peperangan dahsyat melawan makhluk asing yang disebut Invader—penghancur dunia yang datang dari langit dengan satu tujuan: merebut Bumi.

Dalam kegelapan itu, lahirlah para High Human, manusia terpilih yang diinkarnasi oleh para dewa, diberikan kekuatan luar biasa untuk melawan ancaman tersebut. Namun kekuatan itu bukan tanpa risiko, dan perang abadi itu terus bergulir di balik bayang-bayang sejarah.

Kini, saat dunia kembali terancam, legenda lama itu mulai terbangun. Para High Human muncul kembali, membawa rahasia dan kekuatan yang bisa menyelamatkan atau menghancurkan segalanya.

Apakah manusia siap menghadapi ancaman yang akan datang kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16 Remake: Ibukota Vixen

Cahaya mentari pagi menyusup di antara dedaunan yang basah oleh embun, menandai akhir dari malam yang panjang dan dingin. Di atas tanah padat tempat mereka berkemah, api unggun telah padam, meninggalkan bara kecil yang masih mengepulkan asap tipis. Di dekatnya, Sho menghela napas pelan, membuka matanya dari semedinya. Ia bangkit perlahan, mengibaskan sisa-sisa debu dari jubahnya.

Aria yang masih tertidur tak jauh darinya, kini mulai menggeliat pelan. Matanya terbuka perlahan, dan senyum hangat langsung terbit di wajahnya.

“Selamat pagi...” ucapnya sambil meregangkan tubuh.

“Pagi,” jawab Sho sambil merapikan rambutnya yang sedikit kusut.

Tanpa banyak percakapan, mereka membereskan kemah dan kembali menaiki kereta kuda. Sang kusir, yang sejak tadi sibuk memeriksa roda kereta, mengangguk begitu melihat mereka siap.

“Perjalanan ke Vixen akan memakan waktu sekitar empat jam lagi,” katanya sambil menarik kendali.

Dan dengan itu, roda pun mulai berputar kembali, melanjutkan perjalanan yang sudah mendekati akhir.

---

Langit telah cerah sempurna ketika mereka melewati perbukitan terakhir. Dari kejauhan, tembok tinggi yang menjulang kokoh mulai terlihat—itulah Vixen, ibukota dari wilayah barat dan pusat administrasi para High Human.

Aria mencondongkan tubuhnya keluar jendela, matanya bersinar penuh semangat seperti anak kecil yang melihat dunia baru.

“Itu dia! Itu Vixen! Wah, lihat! Gerbangnya besar sekali! Dan menara itu besar sekali!”

Sho hanya tersenyum tipis, menikmati keceriaan Aria yang langka.

“Tenang, kita belum masuk,” ujarnya santai. “Masih harus antre.”

Begitu kereta berhenti beberapa meter dari gerbang utama, mereka berdua turun. Para penjaga sudah berjaga dengan tombak di tangan dan mengenakan zirah khas Vixen—putih bersih dengan lambang matahari dan pedang bersilang di dada.

Sang kusir menyerahkan dokumen perjalanan dan diperbolehkan masuk lebih dahulu. Sementara itu, Sho dan Aria mendekat ke pos pemeriksaan yang dijaga beberapa petugas administrasi sipil.

“Nama dan data identitas,” pinta petugas itu tanpa menoleh, suaranya lelah karena sudah memeriksa ratusan orang hari itu.

Aria, dengan senyum percaya diri, menyikut Sho. “Biar aku yang duluan.”

Tanpa basa-basi, ia mengeluarkan Sertifikat High Human dari saku dalam mantelnya. Sho pun ikut mengeluarkan miliknya secara bersamaan.

Kilau cahaya sihir dari kedua sertifikat itu seketika menarik perhatian banyak orang.

Sertifikat itu bukan kertas biasa—melainkan lempengan kristal yang diukir simbol dewa masing-masing, dikelilingi mantra pengenal yang hanya bisa dibaca oleh mereka yang diberkahi.

“A... Apa itu...?” gumam salah satu orang di antrean.

“High Human! Mereka High Human!”

Kerumunan mulai berbisik heboh. Beberapa bahkan mundur satu langkah, memberi ruang secara spontan. Anak-anak menunjuk ke arah Aria dan Sho dengan mata terbelalak.

Petugas pemeriksa pun terdiam sejenak sebelum buru-buru berdiri dari kursinya, memberi hormat singkat. “Selamat datang di Ibukota Vixen. Kalian berdua dipersilakan masuk tanpa pemeriksaan lebih lanjut.”

Aria tersenyum bangga, bahkan melambaikan tangan pelan ke arah kerumunan yang mulai bersorak kecil. “Tuh, lihat. Aku kan bilang... Jadi High Human itu keren juga.”

Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, Sho menepuk pelan bahunya dari belakang.

“Jangan sombong,” bisik Sho sambil menyipitkan mata. “Kita datang bukan untuk jadi pusat perhatian.”

Aria meringis, lalu tertawa kecil. “Iya, iya. Tapi sedikit pamer kan tidak apa-apa?”

Sho hanya menggeleng.

Dengan gerbang Vixen yang kini terbuka di hadapan mereka, perjalanan mereka menuju jantung kekuasaan dan konspirasi baru akan segera dimulai.

---

Setelah melewati gerbang utama Vixen, Sho dan Aria disambut oleh pemandangan ibukota yang luar biasa. Bangunan-bangunan tinggi dari batu putih dengan atap perunggu berjejer rapi di sepanjang jalan utama. Kereta, para petualang, bahkan para bangsawan bercampur dalam keramaian yang teratur. Namun satu bangunan menjulang mencolok di antara semuanya—menara besar yang berdiri tegak di jantung kota, dikelilingi oleh taman dan pelatihan terbuka.

“Kalau aku harus menebak,” kata Sho sambil menyipitkan mata ke arah bangunan itu, “itu pasti markas Guild-nya.”

Aria mengangguk semangat. “Akhirnya! Guild cabang Vixen! Aku dengar ini salah satu dari lima cabang utama di seluruh benua!”

Langkah mereka pun semakin cepat, menyusuri jalan yang dipenuhi batu ubin putih menuju menara itu. Begitu mereka tiba di depannya, terasa jelas perbedaannya dengan cabang kecil seperti di Desa Zeen. Pintu kayu besar dihiasi ukiran lambang Guild: dua pedang bersilang di bawah mahkota, dan di sisi kanan gerbang berdiri dua penjaga bersenjata lengkap.

Pintu terbuka otomatis begitu mereka mendekat.

Begitu masuk, kehangatan langsung menyambut mereka—berbeda jauh dengan kesan keras dan dingin dari luar. Interior menara Guild terasa nyaman, elegan, dan modern. Lantai dari marmer putih yang dipoles berkilau, dinding dihiasi lukisan pertempuran terkenal, dan langit-langit tinggi menambah kesan megah. Para staf dan petualang di dalam tampak disiplin namun ramah.

Aria mengedarkan pandangan dan tersenyum lebar. “Tempat ini... Luar biasa.”

Sho diam-diam mengangguk. Bahkan aroma di dalam ruangan pun menenangkan, seperti wangi kayu manis dan bunga kering.

Tak lama kemudian, langkah kaki terdengar menuruni tangga melingkar dari lantai atas. Seorang wanita muncul dengan aura elegan yang langsung menyita perhatian semua orang.

Ia memiliki rambut merah agak kecokelatan yang digerai panjang, dan mata tajam berwarna emas terang. Gaun tempurnya berwarna hitam keunguan, dihiasi ornamen emas tipis yang membentuk pola seperti api. Tubuhnya ramping namun kuat, dan tiap gerakannya memancarkan wibawa yang tak terbantahkan.

“Aku sudah menunggu kalian,” ucapnya dengan suara tenang namun penuh kekuatan.

Wanita itu menghampiri mereka dengan langkah ringan namun mantap. Ia lalu meletakkan tangan di dada dan membungkuk sedikit.

“Namaku Levina Zalene, Guild Master cabang Vixen.”

Sho dan Aria segera membalas hormat. “Sho Noerant,” kata Sho. “Dan ini Aria Pixis.”

“Aku tahu,” jawab Levina sambil tersenyum hangat. “Sandels sudah mengirimkan surat lewat burung pengantar pesan dua hari lalu. Ia mengatakan bahwa dua High Human muda akan segera datang ke Vixen... Dan kini, kalian di hadapanku.”

Aria tampak kagum. “Jadi Sandels benar-benar mengabari lebih dulu...”

“Sandels adalah orang yang sangat detail dan cepat tanggap,” ujar Levina, lalu melirik Sho dengan pandangan penuh makna. “Dan kurasa... Dia cukup percaya pada kalian berdua.”

Sho hanya mengangguk sopan, tidak membalas dengan kata-kata.

Aria sempat menegakkan tubuhnya dengan bangga, namun Sho hanya tersenyum tenang.

“Sebagai High Human,” lanjut Levina, “kalian berdua memiliki izin khusus untuk mengambil misi dari peringkat terendah hingga tertinggi, termasuk misi kelas S dan bahkan misi darurat level nasional.”

“Misi... Darurat?” tanya Aria.

Levina mengangguk. “Ya. Ada jenis misi tertentu yang hanya bisa diberikan kepada High Human atau petualang level kerajaan. Namun tentu saja, kalian tidak diwajibkan langsung mengambilnya. Di sini, kalian bisa memilih dan menyusun strategi sesuai kemampuan.”

Sho dan Aria saling pandang sesaat. Keduanya tahu, status mereka bukan hanya gelar semata—tapi tanggung jawab besar yang menyertainya.

Levina tersenyum kembali, kali ini lebih lembut. “Tapi untuk saat ini, kalian telah menempuh perjalanan panjang. Aku sudah siapkan kamar istirahat untuk kalian di lantai tiga. Kamar itu hanya digunakan oleh tamu istimewa, dan sudah dilengkapi fasilitas pribadi.”

Aria menghela napas lega. “Akhirnya bisa meregangkan kaki...”

“Jika kalian membutuhkan sesuatu,” tambah Levina, “tinggalkan saja pesan melalui kristal komunikasi di dalam kamar. Aku akan pastikan semua kebutuhan kalian dipenuhi.”

Sho membungkuk sopan. “Terima kasih atas sambutan hangatnya.”

Levina mengangguk. “Nikmatilah waktu istirahat kalian. Mulai besok, pilihan akan ada di tangan kalian.”

Dengan itu, seorang staf wanita dari Guild mendampingi Sho dan Aria ke tangga spiral menuju lantai tiga, melewati lorong-lorong sunyi yang dipenuhi cahaya lembut dari kristal di dinding.

Sho melirik Aria di sebelahnya, dan melihat senyum lelah namun puas di wajah gadis itu. Mereka telah tiba di ibukota. Mereka selangkah lebih dekat ke takdir yang menanti.

1
J. Elymorz
sho.. hikss /Cry//Cry/
J. Elymorz
omaigatt di remake, apakah alur ceritanya lebih ke arah romance? hmmzmz/Applaud//Applaud/
J. Elymorz
lucuuuu
J. Elymorz
lucuuuu, sifat mereka berbanding terbalik
J. Elymorz
yahh hiatus/Cry/

semogaa hp nya author bisa sehat kembali, dan semoga di lancarkan kuliahnya, sehat sehat yaa author kesayangan kuu/Kiss//Kiss/
J. Elymorz
gila... hollow bener' gila
Soul Requiem
Ini Saya, Kyukasho, untuk sementara Chaotic Destiny Akan Hiatus dikaenakan HP saya rusak/Frown/
J. Elymorz: /Cry//Cry//Cry/
total 1 replies
J. Elymorz
ouh oke.. kelakuan bodoh dari krepes ternyata berguna, bagus krepes
J. Elymorz
si krepes dateng tiba-tiba banget plss, krepes jangan jadi beban yh/Grievance//Grievance/
J. Elymorz
akh... gantung banget plss/Grievance//Grievance/
J. Elymorz
SJSKSKKSK APASI SHO, PINTER BGT GOMBALNYA
J. Elymorz: aku pas baca chapter ini
awal: /Grimace/
tengah: /Hey/
akhir: /Kiss/
total 1 replies
J. Elymorz
aduh... perasaan yg rumit..
J. Elymorz
yara santai banget pls/Shame/
J. Elymorz
BAGUSS LIORAA
J. Elymorz
Ayooo lioraaaa, kamu pasti bisaaa/Determined//Determined/
J. Elymorz
AKHIRNYAAA SHO BALIKK/Joyful//Joyful/
J. Elymorz: "Kau adalah matahari ku.." KSSKKSKSKSKSKS APASI SHO, GOMBAL BGT/Hammer//Hammer/
total 1 replies
J. Elymorz
Persephone sayang banget sama sho/Cry//Cry/
J. Elymorz
wamduh ada plagiatnya sho, dasarr
J. Elymorz
baguss/Cry//Cry/
J. Elymorz
Ga tidur sama makan selama 3 hari? Bener-bener gila!! /Skull//Skull/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!