Seorang gadis bernama santi anastasia yang berusia 24 tahun yang ditinggalkan oleh kekasihnya karna insiden kecelakaan yang terjadi dua tahun yang lalu tepat di hari ulanga tahunnya, yang membuatnya menutup diri dan memutuskan untuk pergi dari kota asalnya karna ingin melupakan kenangan bersama sang kekasih. dikota yang baru, santi menjalani kehidupanya dengan menjadi tenaga pengajar di salah satu sekolah yang terkenal di kota itu, hingga dia bertemu dengan seorang lelaki yang tak lain adalah pemilik sekolah tempat santi bekerja dan karna suatu kesalah pahaman membuat mereka terpaksa harus menikah.
Ruben Prasetya seorang pemuda yang berusia 29 tahun, dia seorang pengusaha yang terkaya dan tersohor dikotanya, namun sampai kini masih belum menikah akibat kegagalan percintaannya lima tahun yang lalu sehingga membuatnya menjadi pria yang kejam dan dingin bahkan tak akan segan menghancurkan orang yang telah menyinggungnya, hingga suatu saat terjadi sesuatu yang mengharuskan dia untuk menikahi gadis yang mengajar di sekolah miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon baene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Pertama Mereka
Mereka sampi di rumah milik Ruben, bergega turun meninggalkan santi yang masih takjub dengan kemewahan rumah yang akan ditempatinya,
" gila ini rumah besar banget ya,giman cara bersihinnya coba.?" batin santi sambil mengedarkan pandanganya menyapu setiap sudut rumah itu.
" Hei kau..!" panggil Ruben saat menyadari santi masih tertinggal dan mematung disamping mobil miliknya.
" ada apa.?" jawab santi yang tersadar kalau ia sudah tertinggal dibelakang sedangkan ruben suddah sampai didepan pintu utama rumah itu.
" kau ini kampungan.! Baru melihat rumah seperti ini ya.? tanya ruben dengan mengejek dengan masih meremehkanya.
" Iya kamu benar, aku memang baru melihat rumah sebesar ini, sangat luas dan mewah." jawab santi dengan polosnya.
" cih,,, dasar." lirih Ruben dengan senyum sinisnya melenggan pergi.
" Dia kenapa.?" gumam santi bingung.
Tak mau ambil pusing, santi bergegas menyusul ruben kedalam rumah karna ruben sudah meniggalkannya, sampai dirumah tamu ia langsung disambut oleh asisten rumah tangga yang bernama bik asih.
" selamat malan nona, selamat datang dirumah ini, perkenalkan nama saya bik Asih." ucab bik asih membungkuk hormat.
" ehh, selamt malam bi Asih, nama saya Santi." jawab santi tak kalah sopanya.
" mari nona saya antar kekamar nona." kata bik asih mengantar santi kekamarnya.
" Makasih ya bik." ucap santi mengikuto
" Sama sama nona, kalau non butuh sesuatu bisa panggil saya saja, saya ada didapur." ucap bik asih pergi
" permisi non."
" iy bik silahkan." jawab santi dan menutup pintu setelah bik asih pergi. Santi merebahkan diri diatas kasur yang akan menjadi miliknya selama tinggal bersama Ruben ia merapa raba dan mengusap kasur miliknya terasa sangat lembut dan nyaman untuk tidur tidak serti kasur miliknya baik dirumah maupun di kontarakannya.
"haaaaa.....
Mengehela napasnya pelan, memejamkan mata mencoba meresapi kehidupan yang akan dijalani setelah ini, sungguh tidak pernah terlintas dipikiranya akan menikah secepat ini disaat hatinya masih terpaut pada sosok pria masa lalunya yang pergi untuk selamya itu.
" Rio,, apa disana kamu tau kalau aku Sekarang sudah menikah?, Apa kamu marah padanku.? aku sungguh tidak ada niat untuk menghianatimu, aku pun tidak tau kalau jalan yang akan aku tempuh sperti ini aku mohon jangan marah padaku ya." lirih santi menangis.
" maafkan aku Rio." ucap santi ditengah isak tangisnya.
***
Tok....Tok....Tok...
" nona,,, ini bibik makan malm sudah siap dan tuan sudah menunggu di meja makan." kata bi asih dengan sedikit keras.
ceklek...
" Iya bik, trimakasi saya akan kesab sebentar lagi ." jawab santi setelah pintu terbuka mengikuti bibi menuju meja makan.
hening.....
Tidak ada yang berbicara saat mereka berada dimeja makan, bibi asih yang melayani mereka bertanya tanya dalam hati apa yang terkadi kepada majikanya ini.
" ada apa dengan anak anak muda ini.? bukankan mereka baru saja menikah." tanya bi asih hanha dalam hati saja karna dia tidak berani bertanya kepada majikannya.
" silahkan dinikmati makan makan malamnya tuan,nyonya." kata bik asih memecah keheningan yang mencekam itu.
" trimakasih bi." ucap santi lalu memakan makanan yang telah diisi didalam piring oleh bi asih.
Makan malam berjalan nikmat, hanya suara dentingan sendok yang menemani acara makan malam itu hingga Ruben menyudahi acara makan malamnya dan berlalu begitu saja tanpa kata Menuju ruang keluarga, menyalakan televisi dan menontonya, Santi pun tak mau ambil pusing ia masih setia dengan makananya hingga habis lalu bergegas membereskan piring kotor mereka.
" Biar bibi saja non yang bereskan." kata bibi yang melihat majikanya menuju dapur.
" Gak apa bi, biar aku saja bibi istrahat dan tidur saja sana.
" Tapi non.-"
" Gak apa kok bi, percayalah." ucap santi masih meyakinkan bi asih.
" baiklah non kalau begitu saya pamit kekamar dulu ya non." ucap bibi pada akhirnya mengalah.
" Iya bi." jawabnya singkat.
Selesai dengan pekerjaanya santi langsung menuju kamarnya Melewati ruben yang saat itu sedang duduk disana dan terpaksa langkahnya terhenti saat mendengar suara ruben.
" tunggu " titah ruben.
santi memutar badanya menghadap ruben " ada apa.?" tanya santi saat berhadapan dengan ruben.
" duduk." ucap ruben singkat.
Santi mengikuti perkataan ruben ia duduk disamping ruben namun agak berjauhan.
" dengar.! sekarang kita sudah menikah dan aku tegaskan agar kamu menjaga sikapmu sebagai seorang istri prasetya, jangan pernah saya mendengar kau berbuat ulah selama menjadi istriku.!" kata ruben to the point.
" ya,, baiklah tapi apa aku masih bisa bekerja.?" tanya santi hati hati.
" bisa.! tapi ingat jaga sikapmu diluar sana." kata ruben mengingatkan santi.
" ia baiklah." kata santi.
" ini." ucap ruben melemparkan black cart miliknya didepan santi.
" apa ini.?" tanya santi bingung.
" apa kau punya mata.?" tanya ruben dingin.
" ish kau ini." jengkel santi.
" kalah kau sudah tau lalu untuk apa kau bertanya lagi.?" ketus ruben.
" iya aku tau, tapi ini untuk apa."
" untuk keperluannmu, memang apa lagi." ketus ruben.
" tapi aku tidak butuh ini, aku masih bisa memenuhi kebutuhanku sendiri." ucap santi berniat menolak pemberian santi.
" aku ini suamimu jadi aku bertanggung jawab terhadapmu." jawab ruben.
" tap.-" baru saja santi mau menolak tapi ridak jadi.
" aku tidak suka penolakan." ucap ruben tegas dan penuh penekanan.
Santi pun langsung terdiam dan tidak membantah lagi karna percuma ia membantah tidak ada gunanya lagi mengingat suaminya yang memegang kekuasaan penuh.
" ya baiklah terimakasih." jawab santi mengalah dan mengambil kartu yang diberikan ruben
Tidak ada jawaban dari ruben ia hanya pergi berlalu meninggalkan santk yang masih dudu disana menuju kamarnya untuk beristrahat.
Santk pun ikut bersiri dari duduknya menuju kamarnya membawa kartu yang diberikan ruben tadi, ia masuk dan merebahkan diri untuk tidur menyambut pagi yang tak tau apa yang akan terjadi nanti esok.
Sementara didalam kamar lain Ruben masih belum tidur, ia masih berkutat dengan komoputer dan berkas berkas yang harus diselesaikan karna memang hampir seluruh hidupnya hanya untuk bekerja dan bekerja.
Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, pekerjaan Ruben akhirnya selesai juga ia meregangkan otot ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama bekerja, matanya pun sudah terlihat mengantuk, ia melihat jam dindingnya dan menyadari ini sudah larut malam ab terlalu lama bekerja kemudian ia membereskan sisa pekerjaanya setelah itu ia langsung merebahkan dirinya karna sudah terlalu mengantuk yang ternyata hanya beberapa menit saja ia sudah terlelap.
Bersambung...
Salam kenal dari ku untuk para pemabaca seti noveltoon,🙏
Mampir ya ke karya pertama autho ini😊
Jangan lupa like,vote dan di simpat di favorita ya para reader yang tercinta 🙏☺....