Kisah tentang seorang gadis yang cantik dan lembut, ia harus menjalani hari-harinya yang berat setelah kepergian kakak perempuannya. Anak-anak yang harus melakukan sesuai kehendak Ibunya. Menjadikan mereka seperti apa yang mereka mau. Lalu, setelah semuanya terjadi ibunya hanya bisa menyalahkan orang lain atas apa yang telah dilakukannya. Akibatnya, anak bungsunya yang harus menanggung semua beban itu selama bertahun-tahun. Anak perempuan yang kuat bernama Aluna Madison harus memikul beban itu sendirian setelah kepergian sang kakak. Ia tinggal bersama sang Ayah karena Ibu dan Ayahnya telah bercerai. Ayahnya yang sangat kontras dengan sang ibu, benar-benar merawat Aluna dengan sangat baik. **** Lalu, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang selalu menolongnya disaat ia mengalami hal sulit. Laki-laki yang tak sengaja ia temui di gerbong Karnival. Lalu menjadi saksi perjalanan hidup Aluna menuju kebahagian. Siapa kah dia? apakah hanya kebetulan setelah mereka saling bertemu seperti takdir. Akankah kebahagian Aluna telah datang setelah mengalami masa sulit sejak umur 9 tahun? Lika liku perjalanan mereka juga panjang, mereka juga harus melewati masa yang sulit. Tapi apakah mereka bisa melewati masa sulit itu bersama-sama? *TRIGGER WARNING* CERITA INI MENGANDUNG HAL YANG SENSITIF, SEPERTI BUNUH DIRI DAN BULLYING. PEMBACA DIHARAPKAN DAPAT LEBIH BIJAK DALAM MEMBACA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sugardust, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karnival pertama bersama teman-teman
Tak terasa hari ini sudah hari sabtu. Ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu, karena aku dan temanku akan menghabiskan waktu malam kami bersama di Karnival. Aku sudah meminta izin pada ayah, dan ayah pun mengizinkan. Ayah bersedia untuk mengantarku dan pulang lebih cepat hari ini. Aku tidak sabar ingin segera malam datang. Karena hari masih siang, aku memutuskan untuk tidur dulu setelah makan siang. Kami berjanji untuk berkumpul pada jam 18.00 di gerbong masuk Karnival.
*Triing* *Triing* Ada pesan yang masuk.
Katrina: Hai, apa kalian sudah bersiap-siap?
Chloe: Aku baru saja bangun.
Edelyn: Aku sedang pergi bersama ibuku sekarang, aku minta diturunkan oleh ibuku disana nanti.
Aluna: Aku juga baru saja bangun, aku akan bersiap-siap dulu.
Jaeden: Aku juga.
Katrina: Oke! jangan sampai telat! sampai jumpa disana!
Katrina terlihat sangat tidak sabar untuk menikmati permainan yang ada di Karnival. Dia terlihat begitu antusias. Hari sudah menunjukkan pukul setengah lima sore, aku harus segera bersiap-siap jangan sampai aku telat dan mengecewakan mereka. Aku mendengar suara pintu dibuka, ayah sepertinya sudah pulang. Ayah menepati janjinya untuk pulang lebih cepat. Aku segera turun dan mandi.
“ Ayah! sudah pulang?” tanyaku pada ayah yang sedang merapikan sepatunya.
“ Sudah, nak, baru saja ayah sampai” jawab ayahku.
“ Kalau begitu aku mandi dulu! ayah benar kan akan mengantarku ke Karnival hari ini?” tanyaku memperjelas.
“ Iya, nak. Ayah akan mengantarmu kesana, ayah harus menyapa teman-temanmu juga” ucap ayah.
Aku masuk ke dalam kamar mandi untuk mandi. Setelah selesai aku kembali ke kamar untuk mengeringkan rambut, dan mulai berias sedikit. Aku memilih baju yang akan aku gunakan, aku bingung sekali ingin menggunakan apa. Cuaca malam pasti sangat dingin. Aku akan memakai celana jeans dan kaos, lalu menggunakan kardigan saja. Karena jika menggunakan dress atau rok, mungkin saja aku akan kesulitan. Hari sudah menunjukkan pukul setengah enam sore, aku harus segera berangkat. Ayah juga sudah menungguku di ruang tamu. Kami mengunci pintu dan masuk ke dalam mobil.
Akhirnya aku telah sampai dan mendapati mereka semua sudah berkumpul di gerbong. Ayahku lalu menyapa mereka.
“ Halo, apa kalian teman-teman Aluna?” tanya ayah memastikan.
“ Halo, iya paman salam kenal, saya Edelyn, ini Chloe, Katrina dan Jaeden” ucap Edelyn sambil menunjuk teman-teman untuk memperkenalkan nama mereka.
“ Halo, paman” ucap mereka serentak.
“ Kalau begitu, paman pergi dulu ya. Bersenang-senanglah, ini ada sedikit uang. Belikanlah teman-temanmu makan” ucap ayah sambil menyodorkan uang kepadaku dari dalam dompetnya.
“ Wah terima kasih banyak paman, hati-hati di jalan” ucap Katrina sambil membungkukkan kepalanya.
“ Mari kita berjumpa lagi, paman akan mentraktir kalian dengan benar lain kali. Kabari ayah kalau sudah selesai, ayah akan menjemputmu, Aluna.” ucap ayah kepada teman-temanku dan aku lalu melangkah pergi.
“ Wah banyak sekali, mari kita makan enak malam ini!” seru Chloe yang sangat tidak sabar.
Kami harus mengantri untuk masuk ke dalam setelah membeli lima tiket. Disebabkan hari ini adalah akhir pekan dan hari libur sekolah, Karnival menjadi sangat ramai dari biasanya. Akhirnya giliran kami untuk masuk. Kami lalu bergegas memilih wahana apa yang akan kami naiki dulu.
“ Bagaimana kalau dari yang mudah dulu? kora-kora?” Chloe memberi saran.
“ Baiklah ayo kita mengantri sekarang sebelum bertambah ramai” ucap Edelyn.
Kami mulai mengantri untuk naik ke kora-kora, saat giliran kami tiba. Aku duduk bersama Jaeden dan Edelyn di bangku nomor tiga, Katrina dan Chloe duduk di bangku nomor empat. Permainan pun dimulai, terlihat Katrina berteriak-teriak dari belakang. Sedangkan Edelyn sibuk mengambil gambar kami semua. Dia memotret ke arah aku dan Jaeden, memotret ke arah belakang tanpa merasa pusing dan panik. Selanjutnya kami menaiki wahana komedi putar, Edelyn juga masih sibuk mengambil gambar, lalu aku menawarkan bergantian untuk memfoto dirinya.
Lalu kami menaiki roller coaster, Katrina tidak mau ikut naik karena takut, jadi dia menunggu di bawah saja. Aku duduk dengan Jaeden, Chloe dengan Edelyn. Jaeden tiba-tiba memegang tanganku dan menyenderkan kepalanya di pundakku, sepertinya dia ketakutan. Hatiku lagi-lagi berdegub dengan kencang. Edelyn tidak mengambil gambar karena dia memegang erat pegangan besi itu. Roller coaster adalah permainan yang menyeramkan bagi beberapa orang. Chloe terlihat seperti ingin menangis, dan terus menjerit.
Setelah itu kami memutuskan untuk bermain Gokart. Kami melaju kencang seperti menjadi musuh saat bermain permainan ini. Tapi Chloe membawa dengan pelan dan sangat hati-hati karena dia belum pernah membawa kendaraan apapun selain sepeda. Jaeden dan Katrina melaju kencang di paling depan. Jaeden memotong Katrina dan menjadi juara satu. Kami telah bertanding bahwa yang menjadi juara satu akan ditraktir membeli makanan ringan dan minuman sepuasnya.
Setelah itu kami beristirahat sebentar untuk membeli makan dan minum. Kami memesan hotdog, burger dan milkshake. Kami juga membeli gulali dan popcorn. Aku membayar dengan uang yang diberi ayahku tadi, mereka semua sangat senang. Kami duduk di bangku yang tersedia sambil kembali bercerita tentang permainan yang kami mainkan tadi.
“ Wah aku tidak akan pernah naik roller coaster lagi seumur hidupku” ucap Chloe yang menyesal menaiki roller coaster.
“ Makanya aku tidak mau naik, aku pernah naik sekali dulu. Setelahnya aku muntah, aku tidak akan naik lagi” ujar Katrina yang memilih untuk tidak menaiki roller coaster lagi.
“ Aku melihat Jaeden memegang tangan dengan erat dan berlindung pada Aluna, terlihat begitu romantis” ucap Edelyn yang melihat kami dari belakang.
“ Ah sesungguhnya aku juga takut, aku belum pernah baik roller coaster. Aku takut ketinggian jadi aku meminta tolong pada Aluna untuk memegang tanganku” jawab Jaeden yang terlihat hati-hati dalam menjelaskan situasi.
“ I i iya, aku hanya menolongnya saja” ucapku yang terlihat gugup.
“ Apa kalian berdua sungguh tidak pacaran?” tanya Katrina tiba-tiba.
“ Benar kok, tidak!” jawab kami serentak.
“ Begitu ya? karena ini kedua kalinya kami memergoki kalian berdua berpegangan tangan” ucap Katrina yang sangat ingin meyakinkan bahwa kami memang tidak berpacaran.
“ Ha? kapan yang pertama? berarti ini yang kedua?” tanya Chloe kebingungan.
“ Iya! aku melihatnya saat mereka menyeberangi jalan menuju ke kafe xx tempo hari, tapi mereka tidak mau mengaku” ucap Katrina yang masih bersikeras.
“ Wah ini sungguh diluar dugaan! apa benar kalian sungguh tidak berpacaran?” tanya Edelyn yang juga penasaran.
“ Benar kok, tidak!” kami lagi-lagi menjawab serentak.
“ Padahal kalau pacaran juga tidak apa-apa, awas saja kalau ada yang kalian tutupi” ucap Katrina sambil menikmati gulalinya.
“ Kalau sudah selesai ayo kita main lempar bola disana” ajak Edelyn sambil menunjuk ke arah lempar bola.
Kami bermain lempar bola, siapa yang dapat memasukkan semua bola ke dalam ember, maka akan mendapatkan hadiah boneka yang besar. Katrina mendapat boneka yang kecil karena hanya kurang dua bola lagi yang masuk ke dalam ember. Jaeden mulai melempari bola dengan tatapan dan fokus yang serius. Dia berhasil memasukkan semua bola ke dalam ember, pemilik permainan itu lalu memberinya boneka yang besar. Tapi Jaeden malah memberikannya padaku. Teman-teman sangat tercengang akan hal itu, semakin membuat mereka bertanya-tanya ada apa dengan kami. Padahal memang tidak terjadi apa-apa diantara kami.