Menceritakan tentang hubungan percintaan yang rumit antara dua insan yang terjebak dalam zona persahabatan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nsti Nsti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
06
HAPPY READING 🥰 🥰🥰
,
,
,
di sebuah apartemen milik Abdul.
Abdul yang baru pulang segera masuk kedalam apartemen nya dan melihat setiap sudut ruangan.
"Apa dia masih disana,,??"
"Upss sorry wanita sialan,, aku lupa kalau kau masih terkunci di sana,,"
Sambung Abdul dengan senyum sinis nya sembari berjalan ke arah kamar mandi.
Stelah tiba di depan pintu kamar mandi Abdul mengecek pintu kamar mandi yang masih terkunci di dari arah luar Abdul membuka kunci pintu kamar mandi.
CEKLEK
(suara pintu kamar mandi terbuka)
Abdul membuka perlahan dan mendapati Ardila yang menyandar di kloset kamar mandi dengan wajah yang sangat pucat.
Abdul nampak santai dan melangkah ke arah Ardila menyender dengan mata yang masih tertutup.
"Hey bangun,,,"
Ucap Abdul dengan menendang pelan kaki Ardila
Ardila tidak mendengar dan tetap terdiam dalam lelap nya
"Bangun jalang sialan,,!!!!!"
Teriak Abdul dengan menendang kasar kaki Ardila hingga membuat tubuh Ardila terkulai ke atas lantai kamar mandi tanpa membuka matanya.
Ardila yang tidak bereaksi apapun membuat Abdul seketika panik dan berjongkok di samping Ardila
"Apa dia sudah mati,,, cekzzzz bangun bodoh,,!!!" Panik Abdul dengan memukul-mukul wajah Ardila yang masih terlihat memar dan tubuh yang sangat Dingin
"Oh shit,,,!!! Kamu harus bangun,,!!aku tidak mau kau membuat masalah baru lagi pada hidup ku,,"
Cemas Abdul dengan mengacak-ngacak rambutnya.
Abdul mendekat kan telunjuk nya di hidung Ardila namun tidak merasakan apapun hingga Abdul memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan Ardila
"Hahhh dia masih hidup,,!!"
Ucap Abdul yang sedikit lega
"Apa aku harus menggendong nya?"
Sambung Abdul dengan tatapan jijik kearah Ardila.
Abdul berpikir sejenak dan melirik kearah shower air yang ada di atas kepalanya Tanpa pikir panjang Abdul mulai berdiri dan mengambil shower air dan mengarahkan nya kearah Ardila yang masih tidak sadarkan diri
"Bangun,,,,!!!!"
Teriak Abdul yang berusaha menyembunyikan kecemasan nya.
Ardila yang merasa kan guyuran air di tubuhnya mulai menggerakkan matanya Abdul yang melihat Ardila yang mulai sadar sedikit Lega dan terus mengguyur Ardila dengan air shower
"Aku bilang bangun,,!!atau kau ingin aku kunci di sini lagi,,!"
Ucap Abdul.
Ardila yang mendengar ucapan Abdul berusaha bergerak dengan tubuh menggigil dan sangat lemah.
Abdul nampak tersenyum senang melihat reaksi Ardila
"Aaaa ssttt,,"
Ringis lemah Ardila Sembari berusaha duduk.
Abdul hanya diam dan mulai mematikan shower air nya
"Cepat bangun dan obati lukamu,, aku tidak mau kalau ada orang lain yang melihat itu semua,,"
Ancam Abdul yang mulai meninggalkan kamar mandi.
Ardila yang masih lemah berusaha mengumpulkan kekuatan yang masih tersisa dan mulai berdiri dari duduknya
"Ahhhh sssttt,,"
Ringis Ardila yang kembali tersentak ke atas lantai merasakan kakinya yang sudah mati rasa.
Ardila berusaha kuat dan mulai menyeret tubuhnya untuk keluar dari dalam kamar mandi.
Ringisan terus keluar dari mulut Ardila tanpa dan terus berjuang untuk menarik tubuh nya.
Dengan kegigihan Ardila akhirnya Ardila sudah keluar dari kamar mandi yang sangat dingin Ardila mengambil remote pemanas ruangan dan menghidupkan nya dengan full pemanas dan mematikan AC yang masih menyala.
Ruangan mulai terasa hangat Ardila melihat cahaya dari balik kaca dan merangkak kearah cahaya yang tertutup kain gorden Setiba di depan kaca Ardila membuka kain kaca dan menikmati cahaya matahari yang langsung menembus ke kekulit nya.
Tubuh Ardila yang awal nya dingin mulai merespon cahaya matahari dan di bantu penghangat ruangannya yang menyala sembari bersender miring di balik kaca.
"Apa rencana mu Tuhan,, kau seperti mempermainkan hidupku,, kau membuat ku merasakan mati berkali-kali tapi kau sama sekali tidak menjemputku di saat itu juga,, kau kembali membuatku hidup dan terus kembali merasakan siksaan yang terus aku terima,, aku sudah tidak sanggup lagi Tuhan,,"
Isak Ardila dalam batinnya memperhatikan telapak tangan nya yang mulai memerah.
Ardila menyender tubuhnya yang mulai merasa membaik dan menutup matanya menikmati hangatnya cahaya dari balik kaca ,
,
,
,
,
,
......................
Sedangkan Abdul yang kini sudah berada di lokasi syuting bersama babe dan cast lainnya
"Oh shitt,,aku hampir saja membunuhnya babe,,!!" Bisik Abdul ke arah telinga babe
"Kamu tenang saja,, sekalipun dia mati kita akan menghadapi ini bersama-sama,, aku kan tetap bersama mu,, bukanlah itu bagus untuk hubungan kita,,"
Senyum babe dengan suara pelan nya
"Iya aku tahu,, aku juga menginginkan dia benar-benar pergi dari hidupku,, atau aku harus mengurus surat cerai untuknya,,??"
Ucap Abdul pelan yang membuat babe melirik serius kearah nya
"Tidak,, kamu harus bertahan demi warisan dari Daddy mu,, kalau kamu sudah mendapat itu semua,, kamu boleh menceraikan nya di hari itu juga,,
ucap Babe
" Babe "Aku tidak peduli lagi dengan warisan itu,, aku masih bisa menghasilkan uang sendiri untuk menghidupi kehidupan kita berdua,,
Ucap Abdul
" Abdul "Iya aku tahu,, tapi bagaimana kalau pengadilan membongkar ini semua pada media,, karir kita akan benar-benar hancur Abdul,,"
Tegas babe
"Hufftt kenapa begitu sulit untuk kita bersatu,, aku hanya menginginkan mu dengan menikah dan hidup bahagia dengan mu,,"
Keluh Abdul dengan menyenderkan kepalanya di bahu babe
"Tapi sayang aku tidak menginginkan nya Abdul,,aku hanya membutuhkan mu untuk menaikkan kepopuleran ku,, dan stelah itu kau tidak aku perlukan lagi,,"
Senyum licik babe dalam batinnya.
Disaat Abdul dan babe saling bersender sebuah kamera menangkap momen kebersamaan mereka dan mempublish nya di hari itu juga.
Semua media menjadi ramai dengan kedekatan mereka
"Aku yakin mereka benar-benar real"
"Aww Abdulbabe ku kalian terlihat manis sekali"
"Dunia mendukung mu Abdulbabe"
"Mereka terlihat sama-sama nyaman,, aku menunggu kabar baik dari kalian berdua," ""
Semua media seperti mendukung hubungan mereka tanpa mengetahui kenyataannya seperti apa.
,
,
,
Disisi lain Nesti yang terlihat memeriksa akun sosial nya dan melihat hal tranding di media sosial.
#abdulbabe is real
Nesti yang Melihat hastag yang lagi tranding nampak kesal dan mengulik satu persatu Poto dan video kebersamaan aktor BL yang tengah populer.
"Oh shit,,pria macam apa dia,"
"Apa dia tidak menghargai perasaan istri nya,, oh my God Ardila bagaimana keadaan mu sekarang?
,,apa kau mengetahui ini semua dan memilih diam demi karier suami mu,,??"
"Cekzzzz benar-benar menjijikkan,,!!!"
Gerutu Nesti dalam batinnya.
Sedangkan pim yang masih ada didekat Nesti melirik sekilas kearah handphone Nesti
"Apa phi penggemar Abdulbabe juga,,??"
Senyum pim dengan suara pelan karena dosen yang sedang menerangkan pembelajaran
"No,, bahkan aku pembenci pasangan ini,,!!!"
Ketus Nesti dengan mematikan handphone nya
"Aw Bukan kah mereka terlihat manis dan saling tulus,, aku juga salah satu penggemar nya,, mereka terlihat sangat real dan didukung seluruh dunia,," Senyum pim
"What,???apa mereka sebegitu hebat nya sehingga seluruh dunia mendukung mereka,,!!"
Ketus Nesti pelan
"Ya bahkan mereka selalu bersama di dalam dan di luar kamera,, karena itulah banyak penggemar menyukai pasangan Abdulbabe"
ucap Pim
"Bagaimana kalau kenyataan salah satu dari mereka sudah memiliki kekasih atau sudah menikah,,apa dunia akan tetap mendukung nya,,!!"
Tanya Nesti Tajam
"Itu tidak mungkin karena mereka berdua mengaku sama-sama single,, dan menariknya mereka sempat memikirkan bayi sambung,, bukankah ini terdengar manis,,"
ucap Pim
"Aw shit,, sulit berbicara dengan orang yang hanya melihat dari media sosial saja,,"
Gerutu Nesti yang membuat dosen mendengar ucapan Nesti
"Patricia Pattinson,,!!!"
Teriak dosen membuat semua mata mengalihkan perhatian mereka kearah Nesti
Nesti yang di perhatikan hanya masa bodoh dengan expresi kesal nya sembari mengetik asal laptop nya ,
......................
Disisi lain di jam 16.00 waktu Thai Ardila yang mulai bangun dengan keringat yang mulai membasahi tubuhnya kerena pemanas ruangan dan matahari yang terus menyelimuti nya.
Ardila merasa kan kaki nya sudah tidak mati rasa lagi Dirasa sudah membaik Ardila mulai berdiri dan mematikan pemanas ruangan lalu berjalan kearah kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Setelah selesai Ardila mengganti pakaian nya Ardila berjalan kearah luar kamar dan duduk di depan meja rias yang ada di sudut luar kamar.
Memar di wajah Ardila sudah sedikit menghilang Ardila mengambil kotak obat dan mengobati luka di dahi nya yang sudah mengering lalu menempelkan plaster dengan warna kulit senada hingga tidak terlihat mencolok di dahinya.
Dirasa cukup Ardila memoles riasan ringan dibagian wajah nya hingga menyamar kan bekas memar di wajahnya.
Setelah selesai Ardila mulai membersihkan ranjang Abdul yang sangat berantakan karena sudah memakai nya untuk bercinta dengan babe Ardila terus melakukan aktivitas nya tanpa mempedulikan pikiran kotor nya tentang pendengaran nya semalam.
Setelah selesai membersihkan kamar Ardila mulai menyiapkan makanan dan membersihkan dapur dan ruang tamu hingga semua nya selesai.
Karena pekerjaan nya sudah selesai Ardila mengambil 1 cup mie dan 1 gelas jus kearah sofa tepat di depan tv Sembari menikmati makanannya.
Ardila menghidupkan tv yang sudah Menayang kan series Abdul dan babe Membuat Ardila langsung mematikan kembali tv nya dan melanjutkan makan nya.
Stelah selesai menikmati makanan nya Ardila mulai berjalan ke arah kaca yang masih terbuka.
Ardila memperhatikan pemandangan senja di kota Bangkok dari atas apartemen sembari melipat kedua tangannya di atas dada
"Sampai kapan aku akan terkurung disini,, aku ingin seperti burung yang berterbangan yang bebas terbang Kemana pun dia mau,,"
Harapan Ardila dalam batinnya dengan memperhatikan burung-burung yang masih beterbangan di atas udara kota Bangkok
"Kalau hidupku ada di negeri dongeng dengan diberikan lampu ajaib untuk mengabulkan permohonan maka aku ingin meminta satu permintaan,, aku ingin bebas dan mengakhiri pernikahan toxic ini tanpa membuat siapapun terluka dengan keputusan ku" Sambung Ardila