Kanaya Nadhira.Perempuan berparas cantik berusia 28 tahun.Menikah dengan pria pilihannya,Bayu Bagaskara.Namun pernikahannya harus berakhir,karena hadirnya orang ketiga yang tak lain adalah sekretaris sang suami diperusahaan.Dan mengejutkannya lagi,perempuan tersebut sedang mengandung benihnya.Bayu menceraikannya karena ia belum bisa memberikan keturunan.Namun Bayu melupakan satu hal yang membuatnya harus kehilangan semua asetnya.Bagaimanakah kelanjutan kisah Bayu dan Kanaya?Yuk ikuti terus ceritanya..
Dikarenakan ini karya pertamaku , mohon bimbingannya ya😍
Terima Kasih🍒
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diandra Deanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS 14
."Bu,di luar si nenek lampir datang sambil marah-marah.Dia cari Bu Kanaya."Sisi masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi yang seperti baru saja melihat setan."Siapa nenek lampir,mantan ibu mertua?".Saya terpaku.Sisi menggeleng cepat."Bukan Bu.Kalau yang itu nenek gayung.Ini Siska Bu."tatapan Sisi membuatku sedikit terkejut."Mau apalagi perempuan itu."
Daripada bertanya-tanya,aku pun memutuskan untuk keluar dan melihatnya sendiri.Segera aku beranjak dari kursi kemudian melangkah keluar dan diikuti oleh Sisi dibelakangku.
"Hei perempuan serakah.Keluar kau..!"bahkan belum mencapai pintu depan pun aku bisa mendengar suara lantang itu."Hmm cari gara-gara sepertinya si Siska ini."Akhirnya aku tiba didepan.Terlihat dua security sedang berusaha menahan tubuh perempuan yang sedang meronta-ronta itu.Dengan perutnya yang membuncit,Siska berusaha menyerang saat melihat kemunculanku.
"Apa maumu?"tanyaku dengan sikap tenang."Kembalikan hakku..!!!"teriaknya."Hak-hak yang mana Siska?"tanyaku sembari maju selangkah.Aku tahu saat ini kami tengah menjadi tontonan para karyawan."Sekarang hak yang kau rampas dari suamiku.Jangan pura-pura bodoh kau Kanaya!Dasar perempuan serakah.Bisa-bisanya kau tak menyisakan satu sen pun untuk anak dalam kandunganku ini.!!"semburnya seperti orang kesurupan.
"Anak dalam kandunganmu sama sekali bukan urusanku.Toh kau membuatnya bersama mantan suamiku pun tanpa seizin dariku."kularikan seulas senyum padanya.Perempuan itu menggeram.
"Aku tak pernah ada urusan denganmu.Urusanku hanya dengan mantan suamiku.Pun sudah selesai di pengadilan.Jangan sampai mempermalukan dirimu sendiri dengan meminta sesuatu yang kau sendiri tak ada di dalamnya Siska..!!!"
"Pergilah sebelum kau bertambah malu nantinya."kuberi kode pada security melalui gerakan kepala untuk mengusir perempuan itu pergi.Sebelum aku sendiri masuk ke dalam kantor,samar terdengar kasak-kusuk dari para karyawan saat aku melewati meja-meja mereka menuju ruang kerjaku.
Aku kembali ke dalam ruangan,kemudian ku hempas tubuhku di atas kursi kerjaku.Tak ku pungkiri,aku merasa kesal atas ulah Siska barusan.Bukan karena malu,karena nyatanya dialah yang harusnya malu karena merusak rumah tangga orang sampai hamil di luar nikah.Yang aku kesalkan adalah dia masih saja berusaha merecoki hidupku.Padahal kami sudah tidak ada lagi urusan.
Andai dia meminta dengan cara baik-baik,mungkin aku masih berkenan mempertimbangkannya.
Mengingat kehidupan mereka saat ini pasti sedang sulit pastinya.Apalagi mereka juga butuh biaya untuk mempersiapkan kelahiran anak di dalam perut Siska.
Tapi caranya yang sok barbar itu entah mengapa membuatku sangat muak.Andai aku mau,aku bisa saja meminta papa untuk menuntut perempuan itu atas apa yang dilakukannya saat ini.Menjebloskan dia ke dalam sel atas tuduhan perbuatan tidak menyenangkan ataupun pasal lain yang papa lebih paham dariku.
Tapi setelah kupikir lagi,untuk apa?Apakah itu membuatku puas menyingkirkan orang-orang yang telah menyakitiku?Daripada membuang-buang waktu berurusan dengan orang yang otaknya hanya seputar selangkangan dan uang,lebih baik aku fokus menata hidupku.
Sesuai rencana semula,setelah sidang putusan cerai aku meluangkan waktu mencari hunian baru.Melalui agen-agen real estate yang memasang iklan di media sosial.Pilihanku akhirnya jatuh pada residence yang luarnya dibangun.Tipe rumahnya tak terlalu kecil juga tak terlalu besar dan juga dengan desain minimalis modern.Lebih dari cukup jika hanya ku tinggali berdua dengan Bi Syam.
Perumahan ini bisa dibilang cukup elit karena dibangun di pusat kota.Dekat dengan mall,stasiun dan akses ke bandara juga tak terlalu jauh.Meski harganya cukup lumayan,aku tak ragu memutuskan untuk membeli salah satu unitnya.
"Lumayan bagus."ini kata Mama saat beliau ku ajak untuk melihat-lihat sebelum aku pindah ke rumah tersebut.
Bersambung...