Syakira sabira dijodohkan untuk menikah dengan seorang lelaki bernama Husain Ghani oleh ibunya. Sebab persahabatan kedua orangtuanya yang akrab syakira menerimanya. Sementara Husain Ghani tidak suka pada syakira. Namun keduanya tetap dipaksa menikah demi mempererat persahabatan kedua orangtuanya juga sebagai balas budi ayah husain pada keluarga syakira.
-------
"syakira kamu ga boleh bobok di sini, pokoknya kamu bobok di bawah titik tanpa koma. kamu harus nurut",ucap husain sinis.
"kamu aja yang dibawah aku kan cewek masak dibawah huh",kesal syakira.
"okee."
Akankah pernikahan mereka harmonis ataukah mereka tidak tahan pada kelakuan satu sama lain? kepoin yukk ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pangesticass, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Hanum melihat husain dari jendela kamarnya. Nampak lelaki itu manis seperti biasa, dia tengah memasukkan motornya sesudah dibukain pintu sama ibu hanum. Ibu hanum sendiri belum tahu kalau husain dan hanum sudah putus. Ditambah dengan kedatangan husain sesorean beliau tidak berpikir hal itu.
"mari nak masuk mau ketemu hanum kan", ajak bu hanum.
"iya mah makasih."
Husain berjalan memasuki rumah hanum sembari melihat ke arah kamar hanum. Sejak diputusin husain hanum tak seantusias dulu menyambut kedatangan husain. Dia semakin menjauh meski hatinya mungkin tak menjauh masih dengan harapan yang sama.
"num, ada temanmu nak nak husain ", panggil ibunya sembari mengetuk pintu.
Bukannya bersiap untuk keluar, hanum malah terduduk di hadapan cermin. Ia tengah bingung, menilik hatinya tentu ia berharap husain menikah dengannnya bukan dengan wanita pilihan ibunya. Tetapi hati nuraninya juga tak tega jika harus melukai calon mempelai wanita husain. Tentu wanita itu mesti punya harapan yang sama. Kalaupun belum sekarang nanti juga pas ti berharap. Perasaan dilema berkecamuk dalam hatinya. Tidak mendengar adanya jawaban apapun dari hanum, ibunya memanggilnya sekali lagi. Beliau berpikir mungkin putrinya tengah tertidur.
"Maaf ya nak, mungkin hanum lagi tertidur. Coba ibu panggil sekali lagi ya", tutur sopan bu hanum.
"Iya gapapa mah "
"Num...." , panggil ibunya disusul suara tok tok, tepukan jemarinya pada pintu kamar hanum.
Tak mau berlarut dalam perasaan yang dilema, hanum segera keluar. "Iya mah"
ceklek. Suara pintu dibuka
"Hanum ini temanmu"
"Iya mah"
"Yaudah mama tinggal nyapu di belakang dulu ya"
"He em"
Meski keluarga hanum cukup mapan secara ekonomi. Ibu hanum tidak memberi hanum bibi pembantu untuk mengerjakan pekerjaan sehari hari. Ibu hanum memilih mengajari hanum untuk hal itu. Sehingga hanum belajar mandiri sejak kecil. Yah meski ada seorang yang terkadang datang membantu membetulkan genteng atau saluran dan membantu memasak saat ada acara keluarga tapi tidak setiap hari. Hanya saat dirasa pekerjaan rumah kuwalahan untuk melakukannya.
"Sayang", panggilan husain masih sama membuat hanum tak bisa move on
"Kamu masih panggil itu sain. Gimana aku move on? Jadi menurutmu apa selama kita putus panggilannya masih sama?", tanya hanum memastikan.
"Entah. Tapi aku masih sayang kamu", ucap husain dilema.
"Aku juga. Makan yok di luar?", ajak hanum.
"enggak sorry num. Aku takut ibuku lihat."
"Yah yaudah deh. Yaudah kita bicara di sini aja. Tapi aku takut mama ku dengar", ucap hanum lirih sembari mencari tempat duduk di sofa dekat dapur itu.
"Hah? mama mu belum tahu apa? Kupikir sudah num", kejut husain lirih.
"Belum kalau tahu juga aku ga boleh ketemu kamu lagi. Mama ku benci wanita yang suka dekat sama pria yang sudah bercalon atau beristri sain", bisik hanum dengan nada selirih lirihnya.
Kamu jadinya gimana ? Ga mungkin kan kita terus menerus begini. Nanti kita gimana?", bisik hanum lagi .
"Aku gak tau. Aku emang udah putusin kamu tapi belum ikhlas.", ucap husain tak kalah lirihnya.
"Kamu benar sain. Sudah bertahun tahun kita bersama ga mungkin pupus gitu aja kan ."
Keduanya saling tatap kebingungan. Terbesit keinginan bejad dalam diri hanum untuk menipu keluarganya husain, tapi ia takut harga dirinya jatuh. Begitupun sebaliknya dengan husain terbesit keinginan buruk dalam diri husain untuk memulai terlebih dulu dengan hanum supaya bisa dijadikan alasan menolak perjodohan itu.
Tapi tidak, tidak boleh, Alloh marah padaku kalau sampai aku demikian. tapi bagaimana lagi",batin husain mencela dirinya.
"Sain kalau aku bohongin keluargamu gimana?", tanya hanum kali ini membisikannya langsung di telinga husain.
"maksudmu?", kaget husain.
"Aku pura pura hamil anak kamu meski sebenarnya enggak biar kita dinikahkan. Aku mau kok kalau harus jadi islam biar kita direstui papamu san", bisik hanum lagi.
"Ngawur kamu orang kita ga ngapa ngapain. Oh atau jangan jadi kamu lagi hamil ya?", nethink husain
"Dih dikasih tahu saran malah suudzon nih", kesal hanum melengos.
"Terus?", tanya husain memastikan sekali lagi, ia takut dan cemburu kalau ternyata hanum telah berbuat dengan orang lain.
"Aku ga begitu sain. Ini taktik aja biar kita direstui lalu dinikahkan. taktik...taktik...", bisik hanum lirih lagi sembari menatap husain serius meminta persetujuan.
" Ealah bocah pinter kamu. Tapi enak di kamunya num. Yang ada aku dibantai habis habisan sama keluargaku dan keluarga syaki.", ucapnya lirih dan pelan.
"Yah gimana lagi? Aku juga ga sanggup jika harus pisah denganmu hikss...", ucap hanum terisak tak ikhlas perpisahan dengan husain.
Husain yang melihat hanum menangis ikut menangis juga. Perlahan ia mengusap air mata hanum dengan jemari tangannya.
"hikss....Sabar ya num semoga Alloh memberi jalan yang baik bagi kita berdua", pinta husain sembari mengecup tangan hanum.
"Amin..hikss", balas hanum mengusap air matanya.
Dari belakang keduanya yang tengah berbincang-bincang, ibu hanum menyahut mengingatkan hanum untuk menyajikan minuman.
"Loh kok ga dibikinin minum tah num? Nak husain mau minum apa? Biar ibu yang bikinkan", tawari bu hanum.
"Ehh air putih saja mah", ucapnya sungkan.
"Mah biar hanum saja. Oh ya mah hanum nitip belikan camilan ya mah. Buat aku sama temanku mah", bujuk hanum.
Namun, ibunya yang takut anaknya berbuat hal buruk tidak mengiyakan permintaan hanum. Bahkan ia melarang hanum bertemu lelaki di dalam kamar dan mengawasi kegiatan hanum dengan cctv di berbagai letak di rumahnya. Demi rasa khawatirnya sebagai seorang ibu menjaga putri semata wayang ini.Semuanya dilakukan agar putrinya aman. Supaya perasaannya tenang, Bu hanum memilih menawari camilan yang ada di kotak penyimpanan seadanya.
"Gak usah num. Ini saja. Mama capek banget. mama mau duduk duduk saja sama nonton tv ", balas mamanya sembari menyodorkan sebungkus besar camilan kuping gajah. Lalu lergi meninggalkan keduanya.
"Hmm yaudah deh mah."
Padahal lagi mau bicarain taktik gerilya malah ada yang dengerin. Jelas gak jadi ini mah", batin hanum kesal tapi pasrah.
"Ini diminum sain, Maaf seadanya ya", ucapnya lemas sebab tak mampu berbicara leluasa.
"Iya santai aja"
Husain dan hanum pun menyemil camilan itu dan membicarakan hal lain tentang tempat wisata yang paling bagus. Padahal itu bukan topik yang hanum inginkan tapi demi menutupi keadaan dirinya sebenarnya yang diambang perpisahan. Hanum asal sahut saja asal aman.
Tak lama setelah dirasa cukup, husain pun pamit pulang.
"Mah. Husain pamit dulu ya", ucap husain sembari menyalami tangan mamanya hanum.
"Iya nak hati hati"
"Ih husain mah sebentar doang kangen nya mah. Sekarang sibuk mulu", ucap hanum tak rela.
"Mas pulang dulu ya sayang. Lain kali lagi kita bicaranya."
"Iya udah. Hati hati"
mampir juga di karyaku dong kak
1. ruang rahasia di kamar Tante feronica
2. mantanku naik pelaminan