roni, seorang pemuda tampan dari desa terpencil memutuskan untuk merantau ke kota besar demi melanjutkan pendidikannya.
dengan semangat dan tekat yang kuat iya menjelajahi kota yang sama sekali asing baginya untuk mencari tempat tinggal yang sesuai. setelah berbagai usaha dia menemukan sebuah kos sederhana yang di kelola oleh seorang janda muda.
sang pemilik kos seorang wanita penuh pesona dengan keanggunan yang memancar, dia mulai tertarik terhadap roni dari pesona dan keramahan alaminya, kehidupan di kos itupun lebih dari sekedar rutinitas, ketika hubungan mereka perlahan berkembang di luar batasan antara pemilik dan penyewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aak ganz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4
"bang akhrinya kau datang juga,"kata bayu saat melihat roni datang juga dari tadi dia menunggunya.
"Ada apa bayu, sepertinya ada hal penting?" Tanya roni.
Ini saya mau mengajak abang pergi ke warung kopi, anggap saja sebagai tanda terimakasih tadi malam membantu memperbaiki atap saya, saya gak mungkin dong minta bantuan secara cuma-cuma"Ucap bayu.
"Astaga kamu ini, itu hal biasa saling membantu mah, kirain ada hal penting, memangnya disini warung kopi dimana?" Kata roni.
"Bang walaupun ini kota gak kalah kok sama di kampung, ayo ikut saya kita pakai motor saya,ucap bayu sambil berjalan mengajak roni untuk menaiki motor vario miliknya.
Baiklah ayo, roni tidak menolak sebab dia juga ingin menghangatkan tubuh dengan minum kopi hangat.
Setelah beberapa saat dengan mengendarai motor, bayu dan roni sampai juga di warung kopi.
"Nah ini tempat nya, disini memang biasa tempat para anak kos seperti kita nongkrong, sebentar lagi pasti rame, maaf saya mengajak abang siang-siang begini takutnya nanti malam hujan lagi, di jakarta sering sekali hujan kalo awal bulan begini," ucap bayu.
Mbak kopinya dua ya ... "Pesan bayu.
"Begitu ya, oya bayu saya mau nanya nih saya lagi cari kerjaan siapa tau kau ada kenalan gitu, saya orang kampung gak banyak uang jadi kalo gak kerja saya gak bisa dong melanjutkan hidup," kata roni sambil bercanda.
Walah nanti ya bang saya tanyakan ke bos saya, tenang aja untung aja Abang bertanya ke orang yang tepat kayak saya nanti saya kabarin ya kalo ada, kata bayu sambil memuji dirinya yang memang mudah mencari pekerjaan karena dia sudah sangat mengenal kota jakarta.
"Terimakasih kalo begitu, seperti kau memang sudah lama di kota, asli mu orang mana?" Tanya roni kepada bayu sebab bayu memang belum memberitahu dia asalnya.
"Saya dari medan bang, disini saya bekerja sambilan kuliah lah gitu," jelas bayu memberitahu roni.
"Hai abng-abang...ayo yang mau dua ratus ribu semalam full servis kok"Tiba-tiba seorang wanita seksi menghampiri mereka dan menawarkan sebuah jasa.
"Servis? Servis apa ya?" Tanya roni dengan polosnya sebab dia tidak mengerti maksud wanita seksi itu.
"Maksudnya gini loh bang, abang memberi mereka uang maka abang akan di layani sepanjang malam di atas tepat tidur," kata bayu menjelaskan kepada roni.
"Walah ogah ah, daripada uang saya yang sedikit ini di pergunakan seperti itu mending buat jajan tiap harinya, lagian uang segitu bisa cukup saya pake seminggu," kata roni langsung menolak saat sudah mengerti maksud wanita itu.
"Yakin bang uang segitu bisa di pake dua minggu ini kota loh, mana kenyang,"balas wanita itu menyindir roni.
"Bagi saya segitu sudah cukup mbak, anda cari di tempat lain saja saya meolak,"kata roni menolak tawaran wanita itu dan wanita itupun dengan kesal sambil menyindir meninggalkan mereka, "dasar miskin.."katanya.
Tapi roni yang sadar diri hanya bisa diam.
"Jangan di taruh di hati bang di sekitaran sini memang banyak yang seperti itu, mereka menjual tubuh ya demi uang segitu." Kata bayu menyabarkan roni agar tidak terkena omongan wanita tadi.
"Kamu tenang saja saya bisa memaklumi kok, ini juga kota saya sudah menyiapkan diri jauh-jauh hari sebelum meutuskan datang kekota." Balas roni sambil tersenyum.
Beberapa saat kemudian para pemuda dengan masing-masing membawa pacarnya datang ke warung itu untuk membeli makanan, memang warung tempat meraka itu memang sangat di gemari oleh para anak muda bukan karena murah tapi tempatnya lengkap dan juga nyaman.
"Udah mulai rame ni bayu, gimana kalo kita balik saja, saya belum mandi soalnya, saya juga mau siap-siap untuk kuliah saya besok, kita kembali besok saja lagi kesini"Ajak roni.
"Baik bang tunggu sebentar yaa saya mau bayar dulu,"pinta bayu dan pergi membayar pesanan mereka.
Tiba-tiba datang sekelompok preman kesana, tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan hanya untuk memalak uang mereka.
"Ayo seperti biasa lima ribu untuk satu orang, kata ketua mereka yang berambut merah.
"Bang ayo cepat kita pergi preman sudah datang kebiasaan emang memalak orang-orang," kata bayu dengan cepat mengajak roni untuk pergi.
Tapi semua terlambat motor bayu di tahan oleh mereka. "Kamu mau kemana hah ayo bayar dulu lima ribu cepat, oya buat kamu karena mau kabur sepulu ribu sini," kata salah satu dari preman itu yang menahan motor bayu.
"Baik ini bang dua pulu sepulunya buat teman saya,"ucap bayu karena gak mau berurusan dia langsung saja memberikan uangnya kepada preman itu, tapi belum saja di ambil oleh preman itu, roni dari belakang bayu lebih dulu mengbilnya.
"Kalo kalian mau uang ya harus kerja, apa gak malu meminta hak orang lain seperti ini,"kata roni, kali ini dia tidak takut lagi sebab dia memang tidak menyukai gaya preman itu yang meminta dengan mengancam.
"Bro..lihat ada pahlawan disini ternyata dia berani mengatai kita,"ujar preman itu memanggil temannya kedua temannya, termasuk ketua mereka yang berabut merah itu datang menghampiri bayu dan roni.
"Yang mana?,dia..?" Katanya sambil menunjuk bayu. "Bukan bang alek ini salah paham teman saya masih baru belum mengerti aturan abang ini saya ganti lima puluh tapi lepasin dia,"ujar bayu tidak mau preman-preman itu memukuli roni.
"Saya..kenapa?,kalian tidak suka kalo tidak suka sini lawan saya," kata roni, dia lagsung menendang salah satu preman itu, melihat temannya di pukul oleh roni alek yang sebagai jetua langsung geram dan menyerang roni di ikuti oleh satu temannya, untungnya roni yang sudah pandai bela diri mampu mengahadapi mereka, karena para preman itu hanya modalkan tampang seram dan mental sok keras mereka tentu saja bukan tandingan roni yang pandai bela diri. Dengan mudah roni menjatuhkan mereka bertiga.
"Ayo berdiri lagi, kalo bisa mengalahkan saya saya kasih semua uang saya ayo, masa kalah sama satu orang," ucap roni memancing emosi mereka, mereka pun kembali menyerang tapi terjatuh lagi, sampai akhirnya menyerah dan melarikan diri.
Bayu yang menyaksikan itu tapak terkejut sebab roni begitu berani melawan mereka.
"Bang abang pandai bertarung ternyata, astaga aku baru sadar kalo abang jago beladiri"
"Hai lihat kita punya pahlawan sekarang,"kata bayu memuji roni.
"Kamu berlebihan bayu saya hanya membela diri saja lagian kamu kenapa penakut sekali sama mereka mereka cumu modal tampang saja, kata roni sambil menpuk pundak roni dan mengembalikan uang roni yang hampir di serahkan bayu kepada preman-preman tadi.
"Saya gak sepandai abang buat bertarung, gila sih abang bisa ngalahin mereka, salut saya" ungkap bayu kembali memuji roni.
Mereka lalu kembali ke kosan, untungnya mereka sudah sampai kosan baru hujan turun.
"Walah hujan bang untuk kita cepat sampainya kalo tidak basah kuyup deh,"kata bayu senang mereka cepat sampai kosan.
"Bayu saya masuk dulu ya, saya mau mandi badan saya terasa lengket" Ucap roni.
"Baiklah bang ntar malam saya mampir dah kesitu kita ngobrol-ngobrol lagi kalo ada waktu" Balas bayu.
"Mas tunggu sebentar," baru saja roni melangkahkan kakinya untuk kembali ke rumah mbak maya seseorang memanggil sepertinya penghuni kos.
"Ya ada apa bang?"Tanya roni.
"Ini saya titip bayar bulanan saya tolong kasi mbak maya ya, bilang itu sisa yang kemarin kurang,"ucap orang itu ternyata mau nitip setoran kepada roni, sebab dia mengira kalo roni adalah keluarga mbak maya karena roni tinggal dirumah mbak maya,
"Baik bang nanti saya sampaikan,"kata roni sambil menerima uang tersebut.
"Terima kasih bang, baik lah saya permisi dulu,"
"Baik bang."
Roni pun melanjutkan langkahnya, dia membuka pintu rumah dan langsung memanggil mbak maya.
"Mbak, ini ada titipan setoran bayar kos katanya yang kurang kemarin, saya letakkan di meja ya," panggil roni memanggil mbak maya, tapi gak ada jawaban dari mbak maya, roni pun meletakkan uang itu dan pergi mengambil baju ganti lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Beberapa saat kemudian roni keluar dari kamar mandi dia melihat uang itu masih disana.
"Kemana mbak maya ya?" Katanya bertanya-tanya, dia pun mengambil kemabli uang itu dan mengetuk pintu kamar mbak maya, tapi gak ada jawaban.
"Masa iya mbak maya keluar, tapi kan di luar hujan, kemana ya biasanya? Gumam roni, dia pun jadi khawatir dan membuka pintu kamar mbak maya, di saat dia membuka pintu dia langsung melihat mbak maya tertidur di atas tempat tidur dengan telanjang, astaga ternyata dia tidur.
"Mbak..mbak ini ada setoran," tapi mbak maya tidak juga menyahut karena memang benar-benar tertidur pulas.
"Apa terjadi sesuatu?" Pikir roni.
Dia pun melangkah mendekati mbak maya, dan mencoba membangunkannya dengan menyentuh pundak mbak maya tapi mbak maya tidak juga bangun.
Karena mbak maya gak juga bangun, Roni tidak berani lagi membangunkan mbak maya, dia duduk di tepi ranjang dan meletakkan uang itu di samping mbak maya yang tidur, lalu dia memutuskan untuk keluar.