Rumah tangga Eleanor Lilyana Limson dengan suaminya Julian Debonson yang baru saja berjalan satu tahun, harus menghadapi badai yang teramat besar saat Eleanor mulai merasakan perubahan sikap pada diri Julian hingga membuka sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Ditengah kisruh kekecewaan dalam diri Eleanor terhadap suaminya, sosok ayah mertuanya yang bernama Kenneth Debonson hadir dan memberikan suasana baru bagi Eleanor. Akankah Eleanor memanfaatkan kehadiran ayah mertuanya demi membalaskan dendam terhadap suaminya? Ataukah Eleanor merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sesungguhnya didalam selimut Ayah mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19.
Tak tunggu lama, Julian langsung melahap satu persatu bagian depan Lily hingga tubuh gadis itu meliuk-liuk kesana kemari, apalagi kedua tangannya terikat keatas, Lily tidak akan bisa melakukan perlawanan apapun terhadap apa yang sedang dilakukan Julian terhadapnya.
Sungguh apa yang dilakukannya itu telah membuat Lily langsung menjerit-jerit.
"Ja-jangan tolong ja-jangan!"
Cukup lama Julian menikmati keduanya milik Lily sampai akhirnya Julian melepaskannya, lalu berlari menciumi bibir mungil Lily, sambil menatap dan menyunggingkan senyum licik dibibirnya Julian terlihat semakin bersemangat.
"Emmm,,, emmmtthhh,"
Julian sangat menikmati ciumannya dengan Lily bahkan saat sedang menikmati setiap inci tubuh Lily, Julian sama sekali tidak mengingat kehadiran Eleanor sama sekali. Saking dimabuk kepayangnya oleh wanita yang masih sangat muda itu, bahkan kurang lebih Julian tak pernah lagi menyentuh Eleanor sejak dua bulan terakhir.
Puas dengan bibir mungil yang dia ciumi sesuka hati, Julian pun segera berjongkok dihadapan tubuh Lily yang masih berdiri dengan kedua tangan yang terikat keatas.
"Ini adalah hal gila yang membuatku kecanduan!" ujar Julian.
"Jangan aku mohon Tuan Julian, cukup aku tidak mau lagi menjadi budakmu aku tidak mau!"
Ditanggalkannya segala yang dikenakan oleh Lily kemudian tatapan kedua mata Julian semakin berfokus pada titik dimana di sanalah terdapat surganya dunia, tidak peduli kini Lily terdengar menangis karena jiwa dan raga Julian seolah sudah terikat dan sudah tidak dapat lepas lagi segala hal milik Lily.
"Aku yakin, lama kelamaan kau akan semakin menyukai ini!" kata Julian.
Kini Lily hanya bisa pasrah karena menangis pun percuma karena yang sudah-sudah, Julian akan tetap menikmati setiap inci bagian tubuhnya! Julian pun segera menenggelamkan wajahnya.
"Tuan jangan Tuan aku mohon lepaskan aku, Tuan!" Lily terus menolak meskipun tidak dapat dia pungkiri hal yang dilakukan oleh Julian selalu berhasil memancing sisi dewasa didalam tubuhnya.
Bisa disebut semakin lama tubuh Lily sudah semakin keenakan atas apa yang dilakukan oleh Julian, meskipun otak warasnya menolak namun bagian bawahnya itu selalu merespon lain dan menginginkannya.
"Tu-Tuan euhhh"
Julian bermain dibawah Lily hingga benar-benar terlihat siap untuk hal selanjutnya, setelahnya Julian pun kembali berdiri dihadapan Lily.
"Kau terlihat sudah siap sekali gadis muda, kau menyukainya kan? Kau suka kan sebenarnya?" tanya Julian.
"Tidak! Kau bejad! Kau brengsek!" teriak Lily.
"Banyak omong kau gadis muda, rasakan ini!"
Seperti sebuah tongkat yang dengan kasarnya langsung melesat begitu saja pada tubuh Lily, hingga membuat Lily tersentak dan berteriak kencang.
"Lily ini benar-benar sangat lezat," ucap Julian, dimana setiap dirinya melakukan hal ini pada Lily pasti Julian melontarkan kata tersebut.
Tubuh keduanya sudah sama-sama terlihat berkeringat, Julian sangat menggila pada Lily hingga tidak pernah menurunkan temponya sama sekali, hal itu membuat Julian bisa menyelesaikan kegiatan yang membuatnya melayang-layang seperti terbang ke nirwana tidak dapat bertahan lama dan tiba pada babak penyelesaian.
"Lily!!!" teriak Julian.
Teriakan kencang Julian menjadi pertanda jika dirinya sudah selesai dengan Lily, sambil tersenyum penuhi kemenangan Julian pun tersenyum dan mengusap kepala Lily.
Karena sudah puas melampiaskan segalanya pada Lily, Julian pun membuka ikatan kedua tangan Lily! Setelah kedua tangannya tak lagi terikat, Lily segera berlarian menuju kedalam kamarnya lalu kemudian mengunci diri agar Julian tak lagi masuk.
Dug.
Dug.
Dug.
"Lily, aku taruh uang cash dan ATM dimeja dekat televisi, ambilah untuk kau bayar sekolah dan biaya makanmu sehari-hari!" kata Julian.
Namun Lily tidak memberikan jawaban, yang saat ini bisa Lily lakukan hanyalah membersihkan diri di bawah kucuran air shower, berharap keringat dan bayang-bayang wajah Julian saat menikmati tubuhnya segera lenyap dari pikirannya.
"Semakin lama aku semakin tidak bisa lepas dari tubuh wanita muda itu dia selalu membuatku bersemangat terus menerus, miliknya sangat nikmat apalagi saat aku berhasil merampas kesuciannya, tapi aku juga tidak mau kehilangan Elea aku sangat mencintai Elea," dalam hati Julian sambil keluar meninggalkan rumah tersebut.