NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Terpaksa Menikah Dengan Ceo Lumpuh

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

Elena Rosalina Smith memiliki seorang tunangan yang tiba-tiba di rebut oleh saudari tiri nya. Dan sebagai ganti nya, Elena terpaksa harus menikahi tunangan dari saudari tiri nya- seorang miliarder kaya yang telah di tolak oleh saudari nya karena pria itu cacat.

Terikat oleh perjanjian antar keluarga dan ingin merebut kembali pusat perbelanjaan mendiang ibu nya, membuat Elena setuju untuk menggantikan saudari nya menikah dengan CEO cacat.

Elena tidak menyadari jika diri nya telah melempar batu dan mengambil berlian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20

    Elena hanya diam dan duduk pasrah di depan meja rias, sementara para stylish yang tentu nya tidak ia kenal bergerak kesana kemari hanya untuk membuat penampilan Elena agar terlihat lebih menarik di acara pesta topeng nanti.

    Tak perlu waktu lama, setelah semua nya  selesai. Elena pun beranjak dari duduk nya dan melihat pantulan diri nya sendiri di depan  cermin besar yang ada di ruangan itu . Gadis itu hampir saja tidak mengenali diri nya sendiri, Elena di minta mengenakan gaun malam yang berpayet hitam di bagian lehernya, model baju yang di pilih adalah off- the - shoulder dengan garis leher yang di celup kan.

    Lekuk tubuh nya terlihat menonjol dengan sempurna dan terdapat belahan setinggi paha di sisi kiri. Rambut pirang nya di keriting dan di gerai bebas.

    Sepatu hak tinggi bertali di pergelangan kaki nya berwarna hitam melindungi kaki nya. Seorang perias menyempurnakan penampilan Elena dengan renda seksi, tak lupa topeng hitam yang menutupi hampir seluruh wajah nya  kecuali bibir dan bola mata hijau nya. 

    ' Aku bahkan gak tau, alasan kakek menyuruh ku datang ke acara itu dengan dandanan serempong ini'. Kata Elena dalam benak nya.

    " Nona, anda sudah siap untuk berangkat sekarang?". Tanya seorang wanita dengan senyum ramah nya .

    " Ah iya!, Aku sudah siap ". Balas Elena lalu berjalan menuju pintu keluar dan terkejut kala mendapati Malvin tengah menunggu nya di tangga bawah dan hal itu membuat jantung Elena berdebar tak karuan. 

    Sementara tatapan pria itu sulit untuk di artikan . Dari tatapan nya , seolah - olah menunjukkan jika Elena adalah makhluk terindah yang pernah ia lihat.

    Perasaan aneh kembali Elena rasakan saat tatapan ke dua saling bertemu, perlahan Elena mulai menuruni anak tangga dan berhenti tepat di hadapan Malvin.

    Dengan malu - malu Elena menyelip anak rambut nya yang menggantung ke belakang telinga."Aku harus pergi ke pesta sekarang". Kata Elena pada Malvin.

    Malvin mengerutkan dahinya. Pria itu mengepalkan tangan nya yang berada di atas sandaran tangan kursi roda. " Apakah harus berangkat sekarang?". Tanya Malvin dengan suara serak nya.

    Elena tau jika Malvin tidak ingin melihat diri nya menghadiri pesta topeng tersebut, karena pasti nya akan ada banyak pria yang akan melihat Elena dengan penampilan nya yang seperti ini.

    " Apa tuan Malvin lupa ? Aku harus melakukan ini karena kakek memberi ku kartu VIP dan meminta ku untuk pergi ke—".

    " Kamu tidak harus pergi ". Kata Malvin menukas perkataan Elena dengan cepat. " Aku yang akan mengatakan pada kakek jika kamu sedang tidak enak badan ". Sambung Malvin mengusulkan ide nya.

    Namun, Elena justru menggelengkan kepala nya ." aku tetap harus pergi, sebagai perwakilan dari keluarga Narendra". Kekeh Elena.

    Sesuatu melintas di dalam pemikiran Malvin, dengan lekat pria itu kembali memperhatikan penampilan Elena dari atas hingga bawah. " Jika kamu tetap ingin pergi, ganti dulu pakaian mu. Aku tidak menyukai nya, ini terlalu terbuka untuk mu ". Titah Malvin yang  tanpa sadar, jika diri nya telah menunjukkan sisi posesif nya pada Elena.

    Elena mengedipkan ke dua mata nya beberapa kali, menatap tak percaya ke arah Malvin.

  Apakah pria ini sungguh - sungguh dalam mengatakan nya ? Tetapi apa alasan nya ?.

    Elena benar - benar di buat tak percaya sekaligus merasa bingung.

    " Aku tidak mau ganti baju, aku sudah terlanjur menyukai baju ini, tapi jika tuan Malvin tetap tidak menyukai nya untuk ku, tuan bisa mengawasi ku di pesta itu. Aku berangkat dulu ". Balas Elena dengan keras kepala nya, berjalan dengan dagu terangkat tanpa merasa takut pada Malvin.

    ***

    Gadis bertopeng itu menarik napas nya lega, saat mobil akan  berhenti tepat di pintu masuk gedung, membuat nya tidak perlu repot - repot berjalan jauh dari parkiran menuju pintu masuk.

    Jujur saja, Elena lebih suka duduk di rumah, membaca buku atau menonton film di luar jam kerja nya. Sementara menghadiri acara seperti ini tidak terlalu menarik bagi seorang Elena Rosalina Smith.

    Tetapi Elena terpikir kan tujuan lain, selain menjadi perwakilan keluarga Narendra di sini.

    Karena tujuan ke dua  Elena adalah dia ingin melihat apa kah diri nya mampu membuat koneksi yang bisa membantu nya dengan kompleks perbelanjaan ibu nya? .

    Mall itu membutuhkan lebih banyak investor jika Elena ingin mengembangkan nya dan dari mana ia bisa mendapatkan calon para investor nya, selain di pesta topeng kelas atas ini .

    Embusan angin menerpa rambut panjang nya yang tergerai saat Elena baru saja turun dari mobil Limosin. Angin malam menyapu kulit putih mulus itu .

    Sebelum benar - benar masuk ke dalam , Elena mendongak menatap langit malam dan berdoa agar diri nya bisa mendapatkan banyak investor malam ini. Karena Elena masih pertama kali nya dalam hal ini. Ia sama sekali tidak memiliki pengalaman apa pun, dalam mencari investor.

    Barulah setelah itu, Elena melanjutkan langkah nya dan masuk ke dalam pintu gedung.

    Namun, belum sepenuh nya masuk langkah Elena di hentikan oleh para penjaga yang meminta kartu undangan milik Elena. Tentu saja dengan santai nya, Elena menunjukkan kartu VIP yang Andrian berikan pada nya. Membuat para penjaga yang tadi memperlihatkan raut wajah garang mereka , kini tersenyum juga  menunduk mempersilahkan Elena untuk masuk ke dalam.

    *

    Aula di dekorasi sedemikan rupa sehingga memberikan kesan yang misterius. Semua orang di pesta itu memakai topeng sehingga sulit untuk mengenali siapa mereka.

    Tetapi seharusnya Elena berada di lantai dua untuk pesta pribadi, mengingat gadis itu memegang kartu VIP. Tetapi Elena justru tidak pergi ke sana dan lebih memilih menikmati pesta di lantai bawah bersama orang - orang yang tidak ia kenali.

    Ini adalah momen pertama kali nya bagi Elena menghadiri pesta ini, jadi gadis itu berusaha untuk terlihat menikmati acara sembari meminum satu gelas sampange dari seorang pelayan, yang lewat di depan nya dan menawari nya minuman.

   Berdiri di tempat nya dengan perasaan canggung dalam diri nya sembari memperhatikan orang - orang di sekitar nya yang sibuk bersosialisasi, mengobrol satu dengan yang lain nya.

    Ini lebih sulit, daripada yang Elena pikiran. Bagaimana cara nya agar gadis itu dapat menjalin hubungan kerja sama dengan orang - orang yang belum ia kenal ? . Di tambah mereka mengenakan topeng.

    " Elena ? Apa itu kamu? Ngapain kamu ada di sini ?"

    Terdengar sebuah suara yang sama sekali tak ingin Elena dengar malam ini, mengapa suara cempreng itu seakan ada di mana - mana diri nya berada ?.

    Sungguh, Elena sedang tidak mood untuk meladeni nya saat ini. Tetapi, mau tidak mau. Elena pun akhirnya tetap berbalik badan dan mendapati wajah adik tiri nya yang menatap nya dengan raut wajah kebencian khas nya itu .

    Saat ini Maya terlihat mengenakan sebuah gaun zamrud, sementara tangan nya melingkar di lengan Alvaro.

    Biasa nya memang Maya tidak hadir untuk acara - acara seperti ini, kecuali jika ayah di undang, namun tidak dapat hadir membuat Maya lah yang akhirnya menggantikan sang ayah untuk menghadiri acara tersebut.

   Tetapi karena Alvaro adalah seorang CEO yang di undang, maka Maya pun memaksa pria itu untuk mengajak diri nya mengikuti pesta topeng tersebut.

    Meski sama - sama memakai topeng, ternyata dua kakak beradik beda ibu itu masih bisa saling mengenal.

    Kebencian seakan terlihat di mata Maya, meski pencahayaan nya temaram. Gadis manja itu kembali mengamati tubuh Elena dari atas hingga bawah dan memastikan jika yang ia panggil itu  adalah benar Elena— kakak tiri nya.

     

    Sebelum itu, Maya dan Alvaro sedang berjalan santai berdua. Namun langkah Maya terhenti saat diri nya merasa familiar dengan punggung seseorang gadis yang berdiri sendirian, tak jauh dari tempat nya berada.

    Saat meninggalkan rumah, Elena memang tidak mengenakan gaun seperti itu, karena setahu Maya, Elena pergi dengan dress selutut nya yang  terlihat biasa saja dan kampungan.

    Dan maka dari itu, Maya tidak menduga jika diri nya akan bertemu dengan Elena di dalam pesta topeng ini.

    Maya merasa cemburu, ketika melihat Elena yang tampil begitu cantik sehingga Maya baru saja tersadar jika tunangan nya itu, juga tengah menatap takjub ke arah Elena.

    " Bagaimana kamu bisa masuk ke sini? Apa kamu ke sini dengan tunangan mu yang cacat itu ? Atau... ternyata kamu datang ke sini hanya karena ingin mencari sugar Daddy? Untuk menggantikan Malvin yang tidak bisa melakukan apa - pun untuk mu?". Ejek Maya, membuat Elena mencengkram kuat gelas yang berada di genggaman nya itu.

    " Aku sama sekali tidak perduli jika kamu suka mengejek ku separah apa pun itu. Tapi kamu harus berpikir dua kali jika ingin menghina tunangan ku, Maya ". Balas Elena, menggebu - gebu.

    Di saat yang sama, Alvaro justru memanfaatkan kesempatan ini untuk memperhatikan kecantikan Elena. Pria itu mengangkat sebelah alis nya ke atas dan memperlihatkan raut wajah menjengkelkan dari balik topeng yang di kenakan nya itu.

    Alvaro merasa yakin , jika Elena datang ke pesta ini benar - benar hanya untuk mencari diri nya dan berusaha mendekati nya. Alvaro pikir, Elena saat ini  berpura - pura perduli tentang tunangan nya yang lumpuh itu hanya untuk mendapatkan perhatian dari diri nya saja .

    Mata nya semakin berani memperhatikan lekuk tubuh Elena dan diam - diam mengakui bahwa Elena adalah gadis tercantik yang pernah ia lihat.

    Alvaro pikir, mungkin saat ini Elena menyadari jika diri nya  harus mengubah penampilan nya agar Alvaro mau kembali pada nya.

    Dan memikirkan keputusan nya  untuk tidak menikah dengan Maya.

    Apakah diri nya salah ? Karena telah memilih Maya dari pada Elena.

    Tanpa tau apa yang sedang pria nya itu pikirkan, Maya kembali mencibir Elena . " jangan bilang kamu memang telah menyukai pria cacat itu ? Tapi masa bodoh dengan semua itu, Inti nya kamu harus meninggalkan tempat ini, karena aku yidak mau melihat mu ada di sini!!". Maya pun lantas menoleh ke arah Alvaro dan menarik lengan pria itu agar mengikuti nya. " Sayang, ayo pergi!".

Maya menarik tangan Alvaro agar menjauh dan membiarkan Elena menahan rasa kesal akan sikap nya.

    Katakan saja Maya sangat beruntung saat ini, Elena ada di sini karena gadis itu mewakili keluarga Narendra, jika tidak mungkin Elena sudah menjambak rambut Maya dan menampar nya berulang kali hingga Elena merasa puas.

    

    

1
Noveni Lawasti Munte
elena lemah dalam segala hal. ayo Malvin bimbing tunanganmu
Reni Anjarwani
lanjutt
Diana Lely
lanjut thor
auzi aja
ceritanya gak ad lanjutan ap
Yuliana langoy Yuliana
adik tirinya merasa iri apa yg kakaknya miliki
Dewi Suntana
ketiba tiba malvin datang
Ros Mina
bagus ceritanya semangat ya thor biarpun blm bnyak x mamlir di karyamu 💪💪
Botol Yakult 🕊️: Terima kasih banyak kakak☺️🥰 betah² yaaa🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!