Gairah Istri Muda

Anya pun keluar dari kamar mandi dan siap untuk berpura-pura jika ia merasakan sakit di sekitar organ intimnya. Sayangnya, saat ia keluar dari kamar mandi, Anya justru diperlihatkan Axel yang tengah merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.

“Awh, sakit!” keluh Axel sambil merintih kesakitan.

Anya pun melupakan rencananya dan bergegas mendekati Axel untuk menanyakan keadaannya.

“Pak Axel kenapa?” tanya Anya khawatir.

“Perut aku sakit banget, sayang!” jawab Axel dengan wajah yang memelas.

Anya pun langsung membuka kemeja Axel dan melihat lebam di perut Axel. “Ya Ampun, Pak! Tadi bapak ditonjok juga?” tanya Anya sambil kembali membuka kotak P3K dan mengambil salep oles khusus luka lebam dan langsung mengobati perut Axel.

“Iya, Dokter Firman memukuli aku membabi buta setelah mengetahui jika kau adalah istri mudaku, Anya!” jawab Axel.

Ucapan Axel kali ini membuat Anya mengerutkan dahinya. “Jadi Pak Axel berkelahi dengan dokter Firman?”

“Bukan berkelahi, Anya! Aku tidak membalasnya sedikitpun! Dia yang terus menyerang aku bertubi-tubi!” balas Axel.

“Waaah, ternyata masih ada juga ya yang mau peduli sama aku di dunia ini!” gumam Anya sambil tersipu mendengar ucapan Axel barusan.

“Bukannya anda memang pantas untuk dipukuli ya, Pak?”

“Ups!” Anya cepat-cepat menutup mulutnya rapat-rapat.

“Maaf, maaf! Bukan seperti itu maksudnya. Emm, yang tadi itu Cuma … emm … anu ... itu ... emm ...”

“Yah, aku sadar jika memang apa yang aku lakukan adalah kesalahan besar, Anya! Makanya aku tidak membalas saat Dokter Firman memukuli aku!” ungkap Axel membuat Anya tertegun mendengarnya.

‘Apa sebenarnya maksud semua ini?’ gumam Anya dalam hati.

‘Kenapa Pak Axel rela dipukuli dan justru merasa bersalah?’

Anya memandangi Axel secara intens. Pria yang selisih usianya jauh di depan Anya itu memang terlihat sangat tampan dan terlihat lebih muda dari usianya yang sebenarnya.

Bohong besar jika Anya tidak terpesona dengan ketampanan Axel. Bahkan sebelumnya ia juga merasa rela mengandung anak dari bos tampannya ini.

Hanya saja, akhir-akhir ini ia mulai mencoba berkelit mengingat papanya sudah tiada dan ia tidak memerlukan biaya besar lagi untuk rumah sakit.

“Apa aku terlihat tampan di matamu, Anya sampai kau tidak berkedip melihatku?” tanya Axel membuyarkan lamunan Anya.

“Memangnya siapa yang bisa mengatakan anda tidak tampan?” balas Anya sambil kembali mengobati perut Axel.

Jika tadi Anya terlihat biasa saja saat mengoleskan salep lebam, kali ini ia sedikit salah tingkah setelah menyadari perut sixpack Axel yang tampak sangat menggiurkan.

Tidak hanya itu, dada bidang Axel pun tampak sangat nyaman untuk bersandar membuat Anya menelan ludahnya kasar. Saking fokusnya, Anya sampai tidak sadar jika tangan Axel sudah berada di tengkuk lehernya dan menariknya agar jarak mereka berdua lebih dekat.

Cup! Axel mendaratkan ciumannya tepat di bibir Anya sekilas membuat Jantung Anya berdebar-debar tidak karuan.

“Jika aku menceraikan Hellencia, apa kau mau menjadi istriku satu-satunya dan melahirkan anak untukku, Anya?” tanya Axel sambil menatap Anya secara intens.

“Hah?!” Anya semakin terkejut mendengar pertanyaan Axel barusan. Seketika dadanya bergemuruh dan terasa begitu sesak.

“Ma-maksudnya ap-apa, Pak?” tanya Anya sedikit tergagap.

“Apa masih belum jelas jika aku ingin menjadikanmu seluruhnya milikku? Aku menginginkan seorang anak darimu, Anya!” jawab Axel dengan berbisik membuat tubuh Anya seketika meremang.

Melihat tidak ada penolakan dari Anya, Axel mulai mengabsen leher Anya dengan sangat lembut dan membuat Anya benar-benar seperti terkena setruman listrik. Anya sendiri sama sekali tidak menolak Axel karena entah mengapa tubuhnya sangat menginginkan sentuhan dari pria yang kini sudah sah menjadi suaminya.

Permainan bibir Axel di leher Anya membuat Anya menahan suaranya agar tidak mengeluarkan suara yang mempermalukan dirinya sendiri. Axel yang sangat memahami hal ini pun mulai menggerakkan tangannya membuka kancing baju Anya satu persatu dan melepaskannya.

Setelah itu tangannya mulai m3r4b4 dua gundukan milik Anya dan akhirnya membuat Anya tidak bisa lagi menahan suara d354h4nnya.

Suara d354h4n Anya kali ini membuat Axel semakin gencar menyentuh setiap inchi tubuh istri mudanya dan membuat tubuh Anya men993linjang hebat. Terlebih saat Axel mulai melepaskan pengait br4 yang ia kenakan dan membuat miliknya terasa bebas dari tempatnya.

“Kau benar-benar sangat cantik, Anya!” puji Axel sambil memandangi Anya dari atas dan berhenti di dada Anya.

“Dan tampak sangat men994ir4hkan!” lanjutnya lagi membuat Anya cepat-cepat menyilangkan kedua tangannya di depan dada untuk menutupi asset berharganya dari Axel.

Axel pun langsung menggendong tubuh Anya dan membawanya ke atas tempat tidur. Kemudian merebahkan tubuh Anya di atas sana sambil melepaskan celana miliknya.

“Kita lakukan perlahan ya, sayang! Aku berjanji akan melakukannya dengan lembut!” ucap Axel sambil membuka tangan Anya yang masih menyilang menutupi tubuhnya dan kemudian menguncinya di atas.

Kini milik Anya bergerak naik turun mengikuti nafasnya yang menderu membuat Axel tidak mampu lagi menahan keinginannya. Tanpa ba bi bu, Axel langsung mendaratkan bibirnya untuk mulai mencicipi ujung titik sensitif Anya.

Sentuhan bibir Axel membuat ujungnya seketika tegang dan membuat Axel makin gencar untuk memainkannya dengan lidah. Anya sendiri mulai mengeluarkan suaranya yang terdengar begitu 53k5i di telinga Axel.

Sapuan lidah Axel membuat Anya mabuk kepayang. Ini memang pertama kalinya untuk Anya dan Anya terlihat begitu menikmati permainan Axel yang sangat lembut. Bahkan Anya menginginkan Axel melakukan hal yang lebih padanya.

“Apa ini terasa nikmat, Anya?” tanya Axel menghentikan permainannya sebentar.

Wajah Anya langsung merah merona mendengar pertanyaan Axel barusan. Ia tentunya sangat malu jika mengatakan itu sangat nikmat.

“Biasa saja!” jawab Anya berbohong.

“Oh yaa? Bagaimana jika seperti ini?” tanya Axel yang kemudian menyesap ujung titik milik Anya dan membuatnya seperti bayi yang tengah kehausan.

Anya kembali mend3s4h panjang. Yang tadi saja ia merasakan begitu nikmat. Dan kali ini kenikmatan itu bertambah berkali lipat ia rasakan. Anya benar-benar seperti tengah melayang di udara.

Mungkin ini yang dinamakan surga dunia untuk pasangan yang sudah sah. Axel sendiri yang sudah tidak sabar pun terus membuat Anya mabuk kepayang hingga mereka berdua sampai di ambang penyatuan mereka.

“Mungkin ini akan terasa sangat sakit di awal. Tapi aku tidak akan membuatmu merasakan sakit yang berkepanjangan, Anya!” ucap Axel yang mulai menyatukan miliknya dengan milik Anya.

Anya sedikit meringis menahan sakit saat milik Axel sudah masuk separuh ke dalam miliknya. Perih dan membuat Anya menggigit bibirnya kuat-kuat.

Sedangkan Axel merasa milik Anya begitu mencengkeram miliknya. Sudah lama ia tidak merasakan hal ini, dan kali ini Axel pun benar-benar begitu menikmatinya. Meskipun begitu, Axel tetap melakukannya secara pelan dan lembut untuk mengurangi rasa sakit yang Anya rasakan.

Sampai akhirnya Anya mengeluarkan suara yang ia nantikan. L3n9uhan Anya yang keluar dari mulutnya menandakan rasa sakit itu berubah menjadi nikmat tiada tara. Keduanya pun lebur dalam penyatuan mereka hingga sampai pada pelepasan pertama mereka.

Axel langsung mengecup kening Anya selepas pelepasan pertamanya dan kemudian membaringkan tubuhnya di samping Anya.

“Terima kasih banyak, Anya! Aku berharap benihku cepat berkembang di dalam perutmu!” ucap Axel sambil mengusap perut Anya.

Anya pun hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Kemudian dengan manja Anya menyandarkan kepalanya di dada Axel membuat Axel mendekapnya dengan hangat.