Clara merupakan gadis yatim piatu, dia memiliki seorang adik angkat yang memiliki kelainan genetik namun dia tetap menyayangi adiknya. Mereka di asuh oleh keluarga tantenya yang kaya raya sejak usianya sembilan tahun. Namun suatu hari mereka di usir sebab Clara di tuduh menggoda kekasih putri tantenya. Akhirnya Clara dan adiknya keluar dari rumah. Kemudian dia bertemu dengan mantan pengasuh adiknya dan tinggal bersama pengasuh mereka dengan membuat usaha jualan sayur, namun ada rahasia yang di simpan oleh pengasuhnya itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Hadiah universarry
Bu Sinta selalu saja terbayang senyum clara yang sangat mirip dengan sahabatnya, Tak bisa dia pungkiri wajah clara memanglah sangat mirip dengan tiara ibunya
" Ma, kenapa sih? Dari kemaren papa lihat kok kayak kepikiran sesuatu?" tanya pak Akmal pada istrinya
" Gak pa, Minggu lalu kan mama ke rumah teman mama, trus di sana ada gadis yang mirip banget sama Tiara pa, Papa masih ingat Tiara kan? Sahabat aku waktu kuliah dulu" jawabnya
" Tiara yang pernah bantu donorin darah ke Adit ma?"
" Iya pa, mama kepikiran jika dia memang mungkin anaknya Tiara pa"
" Kenapa gak nanya ke teman mama itu aja?"
" Katanya sih dia tuh anak yatim piatu pa"
" Coba mama tanya ulang lebih jelas, biar mama tuh mama bisa tenang, dan gak pikiran lagi ma"
" Ya udah deh ntar mama tanya sama temen mama lagi, Semoga aja ada jawaban seperti yang mama mau"
" Iya pokoknya mama tanya aja biar jelas, Ya sudah papa berangkat ya ma"
" Hati hati pa" jawab bu Sinta mencium tangan suaminya
Bu sinta segera meraih ponselnya dan menghubungi Tante Ratna, ingin bertanya perihal orang tua clara. Namun sayang ponsel ratna tak aktif dan membuat bu Sinta sedikit resah
*****
Sementara di kantor, Adit telah mendapat kabar jika asisten omah Wulan yaitu ibu Meri terlihat di kota yang kini dimana Adit berada.. tapi sayang orang yang telah di minta untuk mengawasinya kehilangan jejak sehingga membuat Adit sedikit marah dan kecewa dengan orang suruhannya itu
" Aku tak mau tahu, pokoknya kalian harus temukan Bu Meri dan bawa segera ke hadapan saya. Bagaimana mungkin kalian bisa kehilangannya, padahal ini bukan kota besar" teriak Adit pada orang suruhannya
" Maafkan kami tuan, kami berjanji akan menemukan Bu Meri itu tuan" Ucap salah satu orang suruhan Adit
" Ya sudah kalian cepatlah bergerak mencari keberadaan nya"
" Baik tuan".. mereka bertiga segera bergegas mencari keberadaan Bu Meri yang entah sembunyi dimana
" Fen, tolong kamu antar aku pulang ke rumah, kepalaku sepertinya mau pecah" ucap Adit
" Baiklah tuan" jawabnya saat berada di kantor
" Fen, sudah berapa kali aku katakan tak usah memanggil ku begitu, aku tak suka"
" Tapi tuan"
" Sudahlah, jika kita hanya berdua atau di luar kantor tak perlu kamu memanggil ku dengan sebutan itu, Aku senang jika kamu memanggilku seperti ketika kita bersama di clara"
" Baiklah jika itu maumu, mulai sekarang aku tak akan memanggil mu tuan, kecuali di depan keluarga dan di dalam kantor"
" Oke, aku suka dengan ucapanmu"
" Baiklah bro kita berangkat sekarang "
" Hahahaha sepertinya panggilan itu sangat cocok untuk kita"
Akhirnya mereka meninggalkan kantor dan pulang ke rumah menggunakan mobil mewah milik Adit. Sementara motor bututnya berada di kantor
*****
Setelah beberapa hari tak bertemu clara, Adit merasakan rasa rindu yang sangat dalam. Dengan menggunakan motor bututnya dia menuju ke lapak clara dengan membawa beberapa bungkus cemilan dan coklat untuk Clara dan raka
" Kangen sekali rasanya dengan clara, apakah dia juga merindukan ku? Maafkan aku karena terlalu sibuk mengurus kerjaan dan mencari keberadaan omah, hingga aku tak ada waktu untukmu" gumamnya melajukan motor butut itu
Berapa menit perjalan akhirnya Adit telah Sampai di lapak Clara, Lapak terlihat ramai sehingga Adit bergegas membantunya yang sedari tadi sibuk menghitung belanjaan pelanggan
" Sayang, kamu sibuk banget dari tadi, kamu capek gak?"
" Terima kasih ya mas, untung aja mas dateng kalau gak bisa kewalahan aku mas"
" Iya sayang, ini ada coklat mas beli buat kamu" ucap Adit memberi coklat yang ukuran jumbo itu pada Clara
" Wiihh gede banget mas coklatnya, pasti mahal ini mas?"
" Gak kok sayang, mas tadi beli karena pas ada diskon dan jatuhnya dengan harga murah, makanya mas beli buat kamu sama raka, Oiya Azka dimana sayang?"
" Raka lagi jalan jalan ke pasar bareng bibi mas, katanya bosen di rumah Mulu, hehehe"
" Sayang maafkan aku ya"
" Maaf buat apa sih mas?"
" Mas minta maaf akhir akhir ini mas sedikit sibuk, jadi mas gak ada waktu buat kamu. Tapi karena hari ini anniversary kita yang pertama makanya mas ke sini meskipun kerjaan mas masih banyak sayang"
" Gak apalah mas, lagian aku juga ngerti mas sibuk kerja, sibuk kuliah juga kan. Jadi gak masalah kok mas buat aku, yang penting ngasih kabar aja itu udah cukup kok. Dan terima kasih karena mas ingat bahwa hari ini setahun hubungan kita mas"
" Makasih ya sayang kamu udah ngertiin mas"
" Iya mas"
" Oya sayang rumah ini udah jadi milik kamu kan? Gak nyewa lagi?"
" Iya mas, kok mas bisa tahu?" Tanya clara menautkan kedua alisnya
" Ooww itu mas denger dari orang orang, tapi Ini kok sedikit bengkok ya sayang, Mas perbaiki dulu ya biar kuat" ucapnya mendapati rak sayuran yang sedikit bengkok
" Tapi aku gak tau apa alasan bang jaka memberikan rumah ini untuk padahal sebelumnya dia datang dan mengamuk di lapak ini mas"
" Mungkin saja dia sedang ingin berbagi sayang"
" Tapi gak yakin deh mas, soalnya hari itu aku lihat wajah bang Jaka babak belur mas"
" Itu akibatnya karena dia berani mengganggu kamu sayang, makanya para preman di sini ngasih dia pelajaran " ucapnya tanpa memberitahu Clara bahwa dia yang telah meminta mata matanya yaitu bang Baron untuk melakukannya dan dia juga yang membeli rumah yang di tempati oleh clara
" Oiya kita makan siang di luar mau gak sayang?"
" Siapa yang jagain lapak mas kalau kita makan di luar?"
" Tenang aja sayang, ntar mas panggilin Fendi"
" Mas Fendi gak sibuk emang mas?"
" Gak sayang, paling juga kerjaannya udah selesai"
Tak lama rak yang di perbaiki oleh Adit telah selesai, Fendi pun telah ada dan siap untuk menjaga lapak dan melayani pelanggan yang datang ke sana. Mereka berdua kini melajukan motor bututnya untuk ke tempat makan yang biasa mereka datangi
" Mas, udah kelewatan tuh tempatnya". Ucap Clara memberitahu Adit
" Kita cari tempat makan yang lain ya sayang, bosen di situ terus"
Clara hanya mengikuti kemana melajunya motor Adit, hingga mereka tiba di satu restoran yang cukup besar dan ramai. Tentu saja Clara terkejut karena kekasihnya itu mengajaknya makan di tempat mahal seperti ini
" Mas, kok di sini? Di sini mahal mas?"
" Gak apalah sayang, sekali kali"
" Tapi mas_"
" Udah sayang ayo kita masuk" ucap Adit menarik dan menggenggam tangan clara yang sedikit terasa dingin
Mereka mengambil meja yang sedikit jauh dari jalan. Clara memesan makanan yang paling murah di menu, Setelah pesanan mereka telah datang, mereka pun makan dengan sangat lahap dan sesekali bercerita
Ddrrrtt.. Ddrrrtt...
Ponsel Adit bergetar bertanda sebuah panggilan masuk, dia mengambil ponsel android yang biasa dia pake, namun sayang bukan ponsel itu yang bergetar melainkan ponsel Adit yang berlogo apel di gigit yang kini bergetar
" Mas itu ponsel kamu"? Tanya clara terkejut melihat ponsel yang kini di pegang oleh Adit, yang di ketahui bahwa harga nya bukan kaleng kaleng
" Bukan sayang, ini ponselnya bos mas, bentar ya mas angkat dulu" ucap Adit berlalu menjawab panggilan tersebut
Clara melihat Adit begitu serius menjawab panggilan telpon itu
" Ada apa mas? Bos mas marah ya?"
" Gak sayang, tadi bos bilang besok harus ikut dia keluar kota sayang, gak apa apa ya?"
" Gak apa mas, Oya makanan kita udah habis mas, balik yuk, kasihan mas Fendi kalau terlalu lama jagain lapakku mas"
" Hehehe iya sayang maaf ya"
" Minta maaf nya di mas Fendi dong mas, bukan di aku hehehe"
" Iya nanti mas minta maaf sama dia, kalau gitu mas bayar dulu ya makanan kita" ucap Adit pergi ke kasir dan dia tak tahu jika clara mengikuti nya dan kini berada di belakangnya, seketika Clara sangat terkejut melihat isi dompet Adit yang di penuhi dengan uang berwarna merah
Adit yang tak mengetahui Clara berada di belakangnya kini sama terkejutnya ketika dia hendak berbalik dan melihat sosok Clara
" Astagfirullah sayang kamu bikin mas kaget aja" ucap Adit sembari mengelus dadanya
" Maaf mas, bukan maksud aku buat mas kaget heheheh"
" Untung aja mas gak jantungan"
" Mas uang siapa itu di dompet mas"
" Uang bos mas sayang"
" Mas, gimana kalau bos mas itu minta ganti rugi? Lagian kenapa sih mas mesti ajak aku di tempat mahal kayak gini?"
" Gak bakal sayang, yang tadi mas pake itu uang pribadi mas, selebihnya itu uang bos sayangku"
" Tapi benarkan? Mas gak bohong?"
" Gak dong sayang. Udah gak usah di pikir, sekarang kita ke sana yuk, dekat sana ada taman sayang"
" Bener kah?" Ucapnya
Mereka berdua berjalan ke taman yang ada di depan restoran tadi, mereka duduk di bangku dan seketika adit mengeluarkan sebuah kotak cincin dan memberikan nya pada Clara
" Apa ini mas?"
" Ini hadiah anniversary kita yang pertama sayang, sengaja mas beliin untuk kamu" ucapnya dan seketika Clara membuka kotak tersebut dan terdapat sebuah cincin mutiara yang sangat cantik
" Mas ini gak salah? Kok cantik banget mas cincinnya"
" Sini sayang aku pakein buat kamu" Adit mengambil cincin itu dan memasang di jari manis Clara
" Mas, ini beneran buat aku? Tapi mas dapat uang darimana kok bisa beli cincin mahal ini mas?"
" Itu mas beli pake uang tabungan mas, Mas emang sengaja menabung buat beli itu buat kamu sayang, Kamu suka gak?"
" Suka mas, suka banget.. makasih ya mas" ucapnya tanpa sadar Clara memeluk Adit dengan hati yang sangat bahagia
" Sama sama sayang" jawab Adit membalas pelukan Clara
" Sayang, maafkan mas selama ini udah bohongin kamu, tapi mas janji suatu hari nanti mas akan jelasin sama kamu"
" Bohong apa mas?"
" Ini tentang kehidupan mas, jadi mas minta maaf karena belum bisa jujur sama kamu sayang, tapi kamu harus ingat rasa sayang aku ke kamu itu bukan bohong sayang. Mas benar benar sayang dan cinta sama kamu, Kamu percaya sama mas kan?"
" Iya mas , aku percaya kok. Dan untuk mas mau jujur itu aku akan tunggu hingga mas akan ngomong secara langsung sendiri"
" Terima kasih ya sayang, kamu udah mau menerima semua kekurangan ku, dan tak pernah mengaluh meskipun mas hanya menggunakan motor buntut"
" Mas udah deh, gak usah ngebahas itu lagi, aku juga makasih karena mas mau terima semua kekurangan ku juga, mau membantu dan menyayangi raka juga"
" Ya udah kalau gitu kita balik ya sayang, takut bibi udah balik dari pasar trus nyariin kita heheheeh..."
" Iya mas ayo balik".. mereka saling tersenyum memperlihatkan gigi putih mereka
****
" Lama amat bro, hampir jamuran gw nunggu di sini" Ucap Fendi yang melihat kedua sejoli itu turun dari motor
" Maaf ya mas Fendi, jadi gak enak sama mas Fendi" jawab Clara
" Gak kok mbak, aku cuma becanda, lagian tadi ada mbak Desi juga yang temenin"
" Desi dimana dia mas?"
" Ada di dalem mbak, katanya mau temenin nenek yang lagi tertidur di dalam kamar, padahal aku aja gak tau kalo di dalam ada nenek kamu mbak Clara" ucap fendy
" Nenek? Nenek siapa sayang?" Tanya adit tak tau jika di dalam rumah Clara ada seorang nenek-nenek
" Ooww iya aku lupa ngasih tau mas Adit dan mas Fendi, kalau dua Minggu yang lalu gak sengaja ada nenek yang minta tolong, katanya dia lupa rumah nya dimana, jadi ya aku coba nolong dan memintanya tinggal di sini, kan siapa tahu nanti ada keluarga nya yang nyariin dia"
" Ooowww gitu, terus neneknya dimana yank?" Tanya Adit lagi
" Ada di dalem, ntar aku kenalin ya mas. Oya mas Fendi bibi udah pulang dari pasar belum?"
" Itu baru aja di omongin" tunjuk Fendi pada bibi dan raka yang baru turun dari angkot membawa barang
" Assalamualaikum,.. eh ada mas Adit dan mas Fendi, udah daritadi mas?" Tanya bibi
" Wa'alaikum salam, iya bi udah daritadi saya di sini sampai jamuran bi" Sindir Fendi pada Clara dan Adit
"Gak kok bi baru juga dateng" balas Adit dan melirik pada Fendi, sedangkan yang di lirik hanya terkekeh
" Ya udah bibi masuk dulu ya. Bibi tadi beli baju buat nenek, semoga aja nenek suka" Ucap bibi lagi
" Trus raka beli apa dek" tanya Clara pada adiknya, raka hanya mengangkat mainan yang ada di tangannya kemudian mengekor di belakang bibi
" Oya mas ntar masuk yuk katanya mau kenalan sama nenek" ajak Clara
" Ya udah bro masuk duluan gih, gw biar di lapak" jawab Fendi
Adit kini masuk di ruang tamu dan menunggu nenek untuk di perkenalkan pada nya, sementara Clara masuk untuk memanggil nenek
" Nek, ayo aku kenalin dengan pacar aku"
" Jangan Ra" teriak Desi yang membuat semua yang ada di kamar kaget dengan teriakan Desi
" Kenapa sih Des?" Tanya Clara
" Gak usah di kenalin dulu Ra, tunggu waktu yang pas aja" Alasan Desi padahal dia sangat takut omah Wulan dan abangnya akan syok melihat penampilan mereka masing masing
" Ini kan waktu yang pas non Desi, mumpung lagi mas Adit di luar kan gak masalah" ucap bibi namun Desi menatap omah Wulan dan berusaha memberi kode agar omah wulan menyetujui ucapannya
" Gak apa nak Desi, nenek juga pengen kenal sama pacarnya nak Clara" ucap omah Wulan yang membuat Desi semakin panik dan gugup
" Tapi nek-"
" Ayo nak Clara nenek mau kenalan sama pacar kamu" ucap omah Wulan
Mau tidak mau Desi akhirnya ikut juga di belakang omah dengan jantung yang berdebar kencang dan tangan yang sudah keringat dingin
Desi sudah sangat pasrah jika nantinya dia pasti kena marah juga dari Abang nya karena tak berkata jujur tentang keberadaan omah, padahal Desi tau bahwa seluruh keluarga mereka tengah bingung mencari omah
jelas tokoh Clara di sini tergantung dari mood menulis Kamu Thor, iya kaaann....jadi buat lah nantinya happy ending ya Thor...
oh ya, jangan kelamaan up ya Thor, hihihihiiii 🤭
up terus leee....
🤭
semangat Author 💪