Leona tiba-tiba diculik dan dibunuh oleh orang yang tidak ia kenal. Namun ketika berada di pintu kematian, seorang anak kecil datang dan mengatakan bahwa ia dapat membantu Leona kembali. Akan tetapi ada syarat yang harus Leona lakukan, yaitu menyelamatkan ibu dari sang anak tersebut.
Leona kembali hidup, namun ia harus bersembunyi dari orang-orang yang membunuhnya. Ia menyamarkan diri menjadi seorang pria dan harus berhubungan dengan pria bernama Louis Anderson, pria berbahaya yang terobsesi dengan kemampuan Leona.
Akan tetapi siapa sangka, takdir membawa Leona ke sebuah kenyataan tidak pernah ia sangka. Dimana Leona merupakan puteri asli dari keluarga kaya raya, namun posisinya diambil alih oleh yang palsu. Terlebih Leona menemukan fakta bahwa yang membunuhnya ada hubungan dengan si puteri palsu tersebut.
Bagaimana cara Leona dapat masuk ke dalam keluarganya dan mengambil kembali posisinya sebagai putri asli? Bagaimana jika Louis justru ada hubungannya dengan pembunuhan Leona?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16. TERLUKA
Sesuai dengan ucapan dari Leona tadi, Louis fokus pada kandidat nomor empat. Orang tersebut terlihat sedikit kikuk, tapi ia dapat menjawab dengan baik setiap pertanyaan. Terlebih lagi setiap jawaban yang diberikan cukup logis dan tidak menyanjung atau pun bertele-tele seperti kelima kandidat lainnya.
Awalnya Louis bertanya-tanya kenapa Leona hanya memilih satu orang saja dari ke enam kandidat. Tapi setelah banyak bicara dan menjawab pertanyaan ada beberapa hal yang Louis tangkap, salah satunya adalah mereka masuk lewat relasi dalam kantor. Dan Louis tidak senang akan hal itu terlebih setelah Leona memberitahukan kalau ada banyak orang dengan niat buruk di perusahaan ini.
"Wawancara selesai, kami akan menghubungi kalian untuk hasil selanjutnya," ucap salah satu bawahan Louis yang bertanggung jawab atas urusan karyawan.
BRAK!
Pintu ruangan terbuka dengan kasar, membuat semua orang yang ada di sana langsung menatap ke arah orang yang melakukannya.
"Maaf, mengganggu. Tapi ada yang jatuh di tangga darurat, dan keadaannya cukup parah," beritahu orang tersebut.
Segara Louis dan yang lain menuju ke tempat kejadian. Bertanya-tanya siapa gerangan yang terjatuh di tangga siang bolong seperti ini.
Louis dapat melihat orang-orang berkerumun di pintu, dan langsung menitahkan bawahannya untuk membubarkan orang-orang dan kembali bekerja. Setelah itu Louis turun ke tempat dimana terjadi kecelakaan tersebut, dan mendapati ada dua paramedis yang mungkin telah dipanggil oleh salah satu karyawan.
Napas Louis rasanya seperti menyangkut di tenggorokan ketika ia melihat siapa yang tergeletak di ujung anak tangga dengan darah bersimbah memenuhi kepalanya.
Segera Louis berlari ke orang tersebut. Tangannya gemetar ketika melihat dengan jelas bahwa orang tersebut adalah Leona, tak sadarkan diri dengan luka cukup serius di kepala.
"Bawa dia ke rumah sakit pusat," perintah Louis kepada dua paramedis yang telah menyiapkan tandu.
Dengan sigap dua paramedis itu mengangkat tubuh Leona dan memindahkannya ke tandu. Hati-hati agar tidak memberikan cedera lebih parah sedangkan mereka tidak tahu bagian mana saja yang luka dan bermasalah dari tubuh gadis itu.
Setelah ambulan melesat pergi menuju ke rumah sakit, Louis langsung ikut melesatkan mobilnya terlebih dahulu dibandingkan ambulan. Ia harus bicara dengan dokter dan ruangan khusus untuk Leona, mengatakan kalau tidak ada yang boleh tahu siapa pun tentang kehadiran Leona di rumah sakit kecuali orang-orang yang Louis sebutkan.
Begitu sampai di rumah sakit, Leona langsung masuk ke ruang darurat. Membuat Louis takut adalah ketika gadis itu ternyata harus masuk ke ruang operasi karena ada beberapa luka yang harus di jahit.
"Dimana Leona?" tanya Noah begitu ia sampai di rumah sakit, tempat Louis menunggu setelah pria itu mendapatkan telepon tentang keadaan keponakannya tersebut.
"Masih di ruang operasi, ada luka yang harus dijahit kata dokter," jawab Louis, tidak berani melihat langsung Noah.
"Apa yang terjadi sebenarnya? Kau bilang kau hanya membawanya ke kantormu untuk melihat-lihat saja," tanya Noah, mencoba untuk tetap tenang.
"Aku sendiri tidak tahu pasti. Dia keluar dari ruang wawancara untuk kandidat yang menggantikan Gerry karena dia bilang ingin muntah dan ke toilet. Tapi tidak lama karyawan datang dan memberitahu ada yang jatuh di tangga darurat. Saat kulihat ternyata gadis itu. Aku belum tahu apa yang terjadi sampai dia seperti itu. Aku hanya berpikir untuk segera membawanya ke rumah sakit," jawab Louis yang jujur saja ia juga masih terkejut dengan kejadian ini. Tidak tahu sama sekali apa yang terjadi pada Leona.
"Aku akan memeriksa CCTV kantormu untuk mencari tahu. Telepon aku jika ada apa-apa dengan Leona," kata Noah.
"Katakan saja aku yang menyuruhmu, jika mereka tidka percaya telepon saja aku. Aku memberikanmu hak untuk mencari tahu yang terjadi," ujar Louis.
"Baiklah. Aku titip keponakanku padamu," kata Noah yang langsung berlari menuju mobilnya untuk pergi ke kantor Louis seraya berdoa agar keponakannya itu baik-baik saja.
Waktu berjalan begitu lambat dan membuat pria itu gusar. Takut kalau-kalau terjadi sesuatu kepada keponakan Noah itu. Ia tidak bisa membayangkan akan semurka apa Noah jika sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Leona. Hal yang paling Louis hindari dalam hidupnya adalah membuat Noah murka. Ia pernah melihat sekali dan juga akibatnya, dan ia tidak ingin melihat lagi setelah itu.
Louis bisa bernapas lega ketika dokter yang mengoperasi Leona keluar dari ruangan dan memberitahu kalau gadis itu sudah dalam keadaan aman dan stabil.
Segera pria itu mengurus hal-hal yang dibutuhkan sebelum akhirnya masuk ke ruangan VVIP yang telah Louis siapkan untuk gadis itu.
Pria itu bisa melihat gadis berambut pirang terbaring tidak sadarkan diri dengan perban perban di kepala, menandakan kalau yang terluka parah adalah kepala gadis itu. Melihat Leona yang terbaring dengan wajah pucat seperti itu, membuat pria bermata kelabu tersebut merasakan banyak emosi bergumul dalam dadanya. Namun hal paling besar yang pria itu rasakan adalah penyesalan. Karena Louis yang memaksa Leona datang ke kantornya, sehingga terjadi hal tidak diinginkan seperti ini.
Suara ponsel Louis berbunyi, membuat pria itu keluar dari lamunannya.
"Ya, ada apa, Noah?" tanya Louis kepada sang penelepon.
"Aku sudah mendapatkannya. Aku sudah menemukan rekaman CCTV dan alasan kenapa Leona sampai jatuh di tangga darurat. Lift dalam keadaan mati saat itu dan Leona mau tidak mau harus menggunakan tangga darurat untuk ke lantai bawah. Lalu orang gila ini datang dan yang sepertinya membuat Leona terjatuh dari tangga," kata Noah dari seberang telepon.
"Siapa?" tanya Louis.
"Akan kukirimkan videonya." Dan panggilan pun berakhir.
Tak lama notifikasi pesan dari Noah terdengar. Buru-buru Louis membukanya dan memutar video yang dikirimkan oleh Noah barusan.
Air muka Louis berubah penuh amarah, begitu juga dengan tangannya yang telah mengepal erat ketika tahu siapa yang membuat Leona jatuh dari tangga. Orang yang seharusnya tidak berada di sana dan tidak ia sangka akan ada di sana.
"Luna," geram Louis ketika menyebut nama tersebut.
Ia menatap layar ponselnya yang menunjukan dengan jelas orang yang mengikuti Leona dari belakang menuju ke balik pintu tangga darurat, dan juga berlari kecil meninggalkan area tersebut dengan cepat setelah memastikan tidak ada yang melihatnya.
"Perempuan sialan!" umpat Louis yang telah murka setelah tahu kebenarannya. Tidak hanya melakukan kejahatan oleh orang yang Louis bawa, tapi juga kejahatan di perusahaan kebanggaan pria itu.
TING!
Pesan masuk dari Noah.
'Jangan bertindak dulu. Pura-pura saja kau tidak tahu. Biar aku yang urus masalah ini.'
Tangan Louis mengepal lebih erat ketika membaca pesan dari Noah agar Louis tidak melakukan apa-apa. Tapi ia mencoba menenangkan diri, berpikir secara logis semua kemungkinan. Ia yakin kalau Noah yang begitu menyayangi keponakannya ini hanya diam saja setelah tahu apa yang terjadi pada Leona, terlebih yang menyakiti adalah putri palsu gila yang entah kenapa sampai melakukan itu pada Leona. Padahal belum ada satu minggu Leona berada di rumah tersebut, dan juga dalam penyamaran sebagai pria.
Ia tahu kalau Luna adalah pembuat masalah, tapi tidak menyangka sampai berani menyakiti orang lain yang bisa saja kehilangan nyawa karena ulahnya. Perempuan itu benar-benar gila.