berawal dari di tolak oleh pria yang di sukai nya berakhir di kejar oleh putra dari keluarga Duke .
apa kah kalian penasaran dengan bagai mana perjalanan mereka
ayo baca
★CONQUERING THE BARON'S DAUGHTER ★
untuk mengetahui ending dari kisah cinta mereka ,dan kisah persahabatan sang MC
★selamat membaca★
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bila bintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah makan siang semua orang tanpa terkecuali berpindah ke rumah kaca yang di isi oleh banyak tanaman untuk minum teh bersama
rumah kaca itu di penuhi dengan pembicaraan in formal antara keluarga Baron Duke dan Virscount
Sedang kan di sana hanya Abigail hanya diam sambil asyik memakan Pai yang berada di depan dia dengan Erland yang sesekali menatap Abigail
" hahah ,aku tak menyangka tuan Duke berkenan datang kekediaman ku yang sederhana ini" ujar Arthur
" jangan begitu , bagai mana mungkin aku tidak mengunjungi kediaman teman baik ku ini" sahut Theodore dengan tersenyum
" hahah ,aku masih mengingat masa masa di aka demi itu sangat menyenangkan ,rasanya seperti baru kemarin" ujar Linon ,ya g merupakan virscount Herman
" ya ,waktu memang banyak berubah" ujar Theodore
" kau tau Arthur ,ketika nyonya Baroness akhirnya menerimamu ,kami lah orang yang merasa paling lega ,karna akhirnya kami tak perlu mendengar ceritamu yang selalu di tolak oleh , Baroness " ujar Theodore ,dengan tertawa yang di respon dengan tawa oleh semua orang berada di sana
Tak terkecuali Abigail yang hanya tersenyum karna masih asyik memakan desserts , sampai dia menghentikan makan nya karna kue yang berada di piringnya hanyalah tersisa sebuah coklat saja
' ya tinggal ini , mau ngambil nanti kesan nya aku gak baik,sekarang saja kesana nya aku sudah tak sopan,apa aku ke dapur saja ya " ujar nya dalam hati
Ketika dia masih dia tiba tiba sebuah piring tersodor ke arah nya dengan perlahan , yang tak lain pelaku nya adalah Erland ,setelah menyodorkan piring berisi Pai Erland langsung mengisyaratkan ,mempersilah kan Abigail makan
Abigail juga memberikan isyarat terimakasih ,tapi tidak menyentuh nya ,menatap wajah Erland membuat nya teringat dengan kejadian malam itu ,yang menurut nya jika Erland bisa menyusup dengan jubah nya kekediaman nya tanpa dia sadari maka berarti Erland juga bisa menyusup kedalam mansion dan melukai nya kapan saja
Sedang kan Duchess Baroness dan virscountess ,terlihat tersenyum kecil melihat Abigail dan Erland
" ah , kudengar nona Abigail menyukai Teh ,jadi aku membawakan hijau yang dapat menenangkan dan merilekskan" ucap sang Duchess mencairkan suasana canggung antar Abigail dan Erland
Seorang pelayan menghampiri Abigail dan memberikan kotak berisi Ter itu kepada Abigail
" ah ,terimakasih nyonya Duchess ,saya sangat menyukai nya " ucap Abigail berterimakasih dengan suara lembut nya
" oh ya ,Erland juga menyiab kan sesuatu ,Erland berikan lah " ujar sang Duchess sambil melirik putra nya itu
Erland mengambil kotak berukuran sedang dengan warna ping dan pita biru sebagai hiasan nya
" kudengar kau juga menyukai makanan penutup jadi aku membeli ini " ujar Erland sambil memberikan kotak itu pada Abigail
" terimakasih Tuan Erland ,saya sangat menyukai nya" ucap Abigail sambil tersenyum
Erland hanya mengangguki dengan senyuman nya ,Abigail mulai bangkit dari duduk nya
" eem,saya permisi undur diri ,ada yang harus saya lakukan" ujar Abigail dengan hormat
Semua orang yang berada di sana mengangguki nya ,kecuali Erland yang ikut berdiri dari duduk nya
" boleh aku ikut" tanya Erland
Abigail diam sesaat sebelum akhirnya dia mengangguk dengan Kakaku " ya ,silahkan saja" jawab Abigail
Erland menunduk member hormat ,dan lalu mulai mengekori Abigail yang membawa kotak coklat pemberian nya
****************
Setelah beberapa saat berjalan mereka sampai di tempat lapangan pelatihan pedang
" kenapa kau kesini?" tanya Erland
" karna aku sedang ingin berlatih pedang" sahut Abigail
" oh ,kalau begitu mau bermain satu putaran bersama" ajak Erland sambil mengambil sebuah pedang kayu dan melemparnya ke arah Abigail
sebelum Abigail mengambil pedang yang berada di kaki nya ,Abigail terlebidahulu mengikat ulang rambut panjangnya dengan cara di sanggul ,lali setelah nya dia mengambil pedang itu
" mari kita bermain" ujar Abigail dengan suara dan senyuman penuh semangat sambil mengacung kan pedang kearah Erland sebagai tanda menantang nya
Erland dengan senanghati menerima tantangan itu ,mereka mulai memasang kuda kuda nya
Abigail lebih dulu maju menyerang Erland " kau Lamah sekali inikah seorang putra dari pedang kekaisaran" ucap Abigail dengan nada mengejek
" kau terlalu gegabah nona " sahut Erland tak mau kalah
Suara pedang yang berdu terdengar nyaring di ruangan itu , " hah , segini saja tuan muda ,ayo lawan aku dengan semua ke ahlian mu tidak usah menahan diri" ujar Abigail yang berhasil membuatundur Erland
Erland menarik kurfa nya membuat senyuman yang tampak menajam " baik lah kalian ini aku tak akan bermain lagi" sahut Erland dengan suara yang lebih berad
Separinh pedang yang sengit itu terjadi selama 15 menit ,berakhir karna Abigail yang tiba tiba mengeluarkan darah dari hidung nya
" kau yakin kau tak apa" tanya Erland dengan memberikan saputangan ke Abigail
Abigail menerima saputangan itu , " iya gak apa apa ,ini karna aku terlalu bersemangat ,lagi pula ini bukan yang pertama" sahut Abigail yang di angguki Erland
Tiba tiba suara bariton muncul dari arah belakang mereka " apa yang terjadi" ujar Simon berjalan mendekati mereka
" nona Abigail sepertinya ke lelahan karna melakukan sedikit sparing" ujar Erland yang di tatap oleh Simon
Simon mengalihkan tatapan nya ke Abigail yang masih mengelap darah yang mengalir
di hidung nya " sudah di bilang jangan sampai kelehan" ujar Simon sambil menangkup wajah Abigail
" ABIGAIL" suara melengking datang dari belakang mereka ,gadis dengan rambut coklat gelap panjang itu berlari menghampiri Abigail
" ini kenapa " ujar Dorothy mendorong kakak nya untuk menangkup wajah Abigail
" aku hanya ke lelahan " sahut Abigail semabil tersenyum
" hah, astaga kan sudah di bingi jangan kelelahan ,kau ini apa tidak tahu batas tubuh mu" ujar Dorothy penuh ke khawatiran
" aku tidak. Selemah itu ,ini hanya karna terlalu bersemangat saja" sahut Abigail santai
Dorothy ingin membalas ucapan Abigail namun angin kencang yang tiba tiba berhembus menghentikan nya
ketika mereka menatap ke atas hal pertama yang di lihat Abigail adalah Owlina yang berukuran sangat besar ,dan lalu ketiga teman nya melompat dari atas dan mendarat di berjarak tiga meter dari Abigail
Viona langsung berlari ke arah Abigail saat melihat saputangan yang sudah ternida oleh darah
" astaga Abigail siapa yang kau pukuli sampai membuat banyak darah di sapi tangan ini " ujar Viona sambil memutar tubuh Abigail mencari luka di tubuh Abigail
" enak saja aku aku hanya mengeluarkan darah dari hidung karna kelelahan"
" ooh" respon ketiga gadis itu
" kalian kenapa lewat sana kenapa gak lewat pintu saja" tanya Dorothy
" eh , Dorothy , ya soal nya males jalan " sahut Mawara
" kami mau ke danau mau ikut " ajak Mirota
" tentu " sahut Dorothy
Setelah nya tanpa pikir panjang kelima gadis itu pergi dengan hewan spirit nya masing masing
Meninggal kan kedua pria itu ,
" hhm,apa yang harus kita lakukan" ujar Erland
"sebaik nya kita masuk saja" sahut simon
Setelah nya mereka kembali kedalam mansion itu
★Bersambung★