Dokter Cantik Milik Mafia Kejam

Clara terus saja mengomel atas apa yang terjadi pada mereka tadi. Lebih tepatnya ketika Robert membawanya masuk ke dalam kolam renang di saat dia sudah siap untuk pergi ke rumah sakit.

Tapi, bukannya merasa bersalah dan meminta maaf pada Clara, Robert malah semakin menjadi-jadi dengan membuat kegaduhan lagi.

"Kenapa kamu terus saja mengomel sejak tadi? Apa tenggorokan mu tidak sakit?" tanya Robert yang membuat Clara langsung menatap tajam ke arahnya.

Bahkan jika bisa di artikan, tatapan Clara seperti mengeluarkan sinar laser seperti Superman yang bisa meleburkan apa saja.

"Aku mengomel juga karena kamu. Karena kamu aku harus mandi dan bersiap lagi. Bahkan aku mengatakan pada asisten ku di rumah sakit untuk menunda jam visit ku. Tapi kamu apa? Kamu bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun. Bukannya mint maaf, kamu malah melakukan hal ini. Dasar menyebalkan!" umpat Clara karena dia sudah terlalu kesal dengan Robert.

"Untuk saat ini kamu memang mengatakan bahwa aku menyalakan dan apa pun itu terserah. Tapi aku pastikan jika suatu saat nanti, bibir mungil ini akan mengatakan cintanya." ujar Robert sambil menyentuh bibir kekasih hatinya dengan ibu jari miliknya.

Bahkan tatapannya saja pun mengartikan banyak hal. Jika dia benar-benar sangat mencintai Clara.

Sejenak Clara terhanyut dalam buaian kata-kata yang keluar begitu saja dari bibir seksi Robert.

Tapi, ketika mendengar kelanjutannya, kepala Clara seperti hendak meledak saat itu juga.

"Lagi pula untuk apa bekerja lagi. Kamu bebas datang kapan saja ke rumah sakit itu karena aku sudah membelinya."

Jeder...

Seperti ada Sambaran petir yang menyambar di siang bolong saat Clara mendengar apa yang Robert katakan.

"Apa kamu bilang?" tanya Clara yang tidak percaya dengan apa yang Robert katakan barusan.

"Apa? Memangnya apa yang aku katakan?" jawabnya dengan begitu santai tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Ayo katakan apa yang kamu katakan tadi. Kamu mengatakan bahwa kamu sudah membeli rumah sakit itu, bukan?" ulang Clara yang membuat Robert hanya menganggukkan kepalanya saja karena memang itu yang terjadi.

"Memangnya kenapa?"

"Kenapa kamu bilang? Kamu pikir membeli rumah sakit itu seperti membeli secangkir kopi di cafe, iya? Itu rumah sakit, tuan Robert. Untuk apa kamu membelinya? Apa kamu pikir mengelola rumah sakit itu mudah? Lagi pula untuk apa membelinya? Astaga, aku benar-benar tidak percaya ini. Bagimana bisa ada orang seperti kamu ini?" ujarnya ya g merasa frustasi dengan kehidupannya saat ini.

Terlebih ketika Robert membuat keputusan begitu saja dengan membeli rumah sakit. Astaga, bagaimana ini. Apa yang harus Clara lakukan saat ini dan seterusnya?

"Aku membeli rumah sakit itu untuk kamu agar kamu bisa masuk kapan saja. Aku tidak berminat berbisnis di bidang kesehatan. Aku lebih tertarik berbisnis di bidang lain. Seperti senjata ilegal atau barang haram. Itu terlihat lebih seru, ku pikir." Clara semakin terkejut ketika mendengar apa yang Robert katakan tentang keinginannya yang ingin berbisnis senjata ilegal atau barang haram kayanya.

Apa-apaan laki-laki ini? Banyak orang yang ingin berbisnis dengan jujur dan bersih. Sementara dia malah ingin berbisnis yang tidak benar seperti itu.

Sungguh membingungkan sekali bukan? Tapi bukan Robert nmanya jika dia tidak bisa membuat wanita itu berhenti memikirkan hal tadi.

"Sudahlah, jangan di pikirkan. Sekarang kita akan pergi kerumah orang tuamu yang tidak tau diri itu."

"Untuk apa lagi?" tanya Clara dengan suara yang terdengar lebih pelan.

Robert tau jika wanitanya pasti tidak nyaman ketika dia menyebut ayahnya sebagai orang tua yang tidak tau diri. Tapi memang kenyataannya seperti itu. Ayahnya itu adalah laki-laki yang tidak tau diri.

Meminta banyak hal dan rela menjual Clara dengan harga saham yang menurut Robert tidak ada artinya sama sekali. Tapi bagi sebagian orang itu adalah jumlah yang sangat besar sekali.

"Kita akan membicarakan tentang pernikahan ini dengannya. Walau aku bisa saja melakukan hal itu untuk membuat dia jadi suka keluarga yang tidak datang ke acara pernikahan kita, tapi aku masih menghargai dirimu. Aku tidak ingin kau dipandang buruk pada orang di luar sana. Jadi aku sudah memutuskan bahwa aku akan memintanya untuk datang ke acara pernikahan kita nanti." jelas Robert pada calon istrinya kadang bagaimanapun dia tetap memikirkan Clara.

Dia yakin di dalam hati wanita itu pasti tersimpan keinginan yang besar untuk dihadiri orang tuanya dalam acara pernikahannya. Walau menurut Robert ayahnya itu tidak pantas disebut sebagai orang tua. Tapi dia tetap akan mengupayakan yang terbaik untuk wanitanya.

Mata Clara melihat berkaca-kacangan ketika mendengar apa dikatakan Robert. Dia semua tidak menyampai jika dibalik sikap menyebarkan laki-laki itu tersimpan sesuatu yang membuatnya merasa luluh.

"Aku tau aku ini tampan, kaya raya, baik hati dan tidak sombong. Jadi berhenti memikirkan tentang diriku seperti itu."

Duarrr...

Clara benar-benar tidak percaya dengan semua ini. Baru saja dia tersentuh akan perhatian laki-laki ini padanya, tapi sikap menyebalkannya itu kembali membuat kesal dan menyesal karena telah terharu akan sikap manis Robert.

"Ahhhkk...terserah kamu!" Clara sudah tidak tahu harus melakukan apalagi jadi dia lebih memilih keluar dari kamar itu daripada harus berdebat dengan Robert.

Melihat reaksi Clara yang seperti itu membuat Robert kembali tersenyum karena dia bisa mengendalikan kehangatan yang di miliki kekasih hatinya itu.

"Aku bersumpah bahwa aku akan terus membuatmu tersenyum dan mengumpat setiap hari honey. Aku tidak akan membiarkan kesulitan datang padamu. Bahkan jika tuhan menghadirkan sebuah takdir buruk untukmu, maka aku akan melawan takdir itu. Aku bersumpah bahwa aku akan melawan takdir itu untuk mu dan aku akan menciptakan takdir yang baru. Sebuah takdir yang jauh lebih indah untukmu, Clara," ucap Robert dengan penuh penghayatan.

Dia benar-benar bersumpah dan berharap jika takdir baik itu memang ada.

Setelah memikrikan semua itu. Robert ikut keluar untuk menyusul Clara yang ternyata sedang menikmati satu tangkai penuh buah anggur hijau yang berada di pangkuannya ketika Robert masuk ke dalam mobil mereka.

"Kau terlihat manis jika makan dengan mulut yang terisi penuh seperti itu, honey. Menggemaskan sekali calon ibu dari 5 anak kita nanti. Eh tidak, jangan 5 itu terlalu sedikit karena uang ku banyak. Jadi aku rasa akan jauh lebih baik jika kita memiliki 10 anak atau lebih juga boleh."

"Kau gila!" umpat Clara setelah mendengar apa yang Robert katakan tadi. Menceritakan perihal anak yang tidak masuk akal menurut-nya.

***