NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Anak Sponsor Ku

Ibu Pengganti Anak Sponsor Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Pengasuh / Chicklit
Popularitas:26.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alensvy

"Aku ingin kau menjadi orang yang menyusuinya."

Sienna menatap pria di hadapannya dengan mata membelalak, yakin bahwa ia pasti salah dengar. “Maaf, apa?”

Arsen Ludwig, pria yang baru diperkenalkan sebagai sponsor klub ice skatingnya, menatapnya tanpa ekspresi, seolah yang baru saja ia katakan adalah hal paling wajar di dunia.
“Anakku, Nathan. Dia menolak dot bayi. Satu-satunya cara agar dia mau minum susu adalah langsung dari sumbernya.”

Jantung Sienna berdebar kencang.
“Aku bukan seorang ibu. Aku bahkan belum pernah hamil. Bagaimana bisa—”

“Aku tahu,” potong Arsen cepat. “Tapi kau hanya perlu memberikan dadamu. Bukan menyusuinya secara alami, hanya membiarkan dia merasa nyaman.”

Ini adalah permintaan paling aneh yang pernah ia terima. Namun, mengapa ia tidak langsung menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

...****************...

Seminggu berlalu, dan aku mulai terbiasa dengan kehidupan di rumah besar ini. Rutinitasku berubah total. Dari yang biasanya latihan es setiap hari, kini aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Nathan.

Bocah itu semakin aktif. Usianya baru lima bulan, tapi rasanya energinya tak ada habisnya. Dia sudah mulai bisa duduk dengan bantuan, sesekali membalikkan badan sendiri, bahkan mencoba merangkak kecil. Tapi yang paling sering dia lakukan adalah meraih apa pun yang ada di dekatnya—termasuk rambutku.

Sementara itu, Arsen semakin sibuk. Dia sering berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam. Tapi anehnya, setiap kali aku kembali ke kamar setelah makan atau bersantai, aku selalu menemukannya di sini. Entah duduk di sofa kecil di sudut ruangan, atau… tidur di ranjangku bersama Nathan.

Seperti malam ini.

Aku berdiri di depan pintu, melipat tangan di dada. "Kau tahu ini kamarku, kan?" tanyaku, menaikkan alis.

Arsen membuka sebelah matanya, ekspresinya santai. "Tahu."

"Dan kau tahu kalau tempat tidurmu ada di kamar sebelah?"

"Tahu juga."

Aku mendesah. "Jadi kenapa kau masih di sini?"

Arsen tersenyum tipis, menepuk tempat di sampingnya. "Tidurlah. Nathan sudah tertidur."

Aku menatap Nathan yang memang sudah lelap di dadanya, tangannya kecilnya menggenggam kaus Arsen. Aku menghela napas, lalu berjalan ke sisi tempat tidur. Aku juga lelah.

Saat aku berbaring, Arsen tiba-tiba bersuara, "Kau sudah lebih baik?"

Aku melirik ke arahnya. "Maksudmu?"

"Lututmu." Dia menatapku serius. "Kau belum bilang apa pun soal hasil pemeriksaan terakhir."

Aku menggigit bibir bawahku. "Masih dalam pemulihan."

"Berapa lama lagi?"

Aku terdiam. Aku sendiri tidak tahu pasti. Aku bisa saja pulih dalam beberapa bulan, tapi juga bisa lebih lama dari itu. Atau lebih buruk... aku tidak bisa kembali ke arena es sama sekali.

"Aku tidak tahu," jawabku akhirnya.

Arsen menatapku lama. "Jangan menyerah, Sienna."

Aku membuang napas. "Aku tidak menyerah."

"Bagus."

Tidak ada yang berbicara lagi setelah itu.

Dalam diam, aku memejamkan mata. Meskipun aku tak mau mengakuinya, ada satu hal yang kutahu tentang Arsen—dia selalu optimis. Dan aku berharap, optimisme itu cukup untuk membuatku bertahan.

...****************...

POV Arsen

Aku diam menatap pemandangan di depanku. Sienna tertidur di sisi lain ranjang, punggungnya sedikit menghadapku. Di tengah-tengah kami, Nathan terlelap dengan wajah polosnya, sesekali menggumam kecil dalam tidurnya.

Aku tidak tahu sejak kapan aku merasa nyaman seperti ini—tidur di satu ranjang bersama mereka. Tapi, yang aku tahu, ada sesuatu dalam diriku yang perlahan berubah sejak kehadiran Sienna.

Perlahan, aku mendekat. Tanganku terangkat, mengusap lembut kepala Sienna, jemariku menyapu helaian rambutnya yang sedikit berantakan.

"Maaf," bisikku pelan.

Maaf karena menyeretmu ke dalam kehidupanku.

Maaf karena membuatmu menerima pernikahan yang kau sendiri tak yakin.

Maaf karena aku terlalu egois, hingga akhirnya kau yang harus menanggung akibatnya.

Aku menarik napas dalam, lalu menundukkan kepala, mencium keningnya sekilas. Sentuhan ringan yang bahkan mungkin tidak akan terasa olehnya.

Aku menatapnya sekali lagi sebelum akhirnya menarik diri, kembali ke tempatku.

Besok, aku ingin melakukan sesuatu untuknya. Sesuatu yang bisa membuatnya merasa lebih baik, meskipun hanya sedikit.

...****************...

Pagi datang lebih cepat dari yang aku harapkan. Cahaya matahari yang menerobos dari celah gorden membuat mataku sedikit menyipit. Aku menggeliat pelan, lalu menoleh ke sisi tempat tidur.

Nathan masih tidur nyenyak, wajahnya polos seperti malaikat kecil. Tapi ada sesuatu yang membuatku sedikit kaget—Arsen sudah tidak ada di tempatnya.

Aku mendesah pelan, lalu mencoba bangkit. Lututku masih terasa ngilu, tapi sudah lebih baik dibanding beberapa hari lalu. Dengan hati-hati, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Saat keluar, aku mendengar suara samar-samar dari luar kamar. Langkahku tertahan sejenak sebelum akhirnya aku membuka pintu dan melangkah keluar.

Di ruang tengah, Arsen sedang duduk santai di sofa, mengenakan kemeja putih dengan beberapa kancing atasnya terbuka, rambutnya sedikit acak-acakan, mungkin baru mandi. Di meja, ada nampan berisi sarapan.

"Kau bangun lebih cepat dari dugaanku," ucapnya santai tanpa menoleh.

Aku menyipitkan mata, berjalan mendekat dengan tangan terlipat di depan dada. "Kau pergi ke mana pagi-pagi begini?" tanyaku, duduk di seberang sofa.

Arsen akhirnya menatapku. Senyumnya samar, tapi ada sesuatu di matanya yang membuatku sedikit waspada.

"Aku hanya keluar sebentar untuk sesuatu," jawabnya singkat, lalu mendorong nampan sarapan ke arahku. "Makan dulu."

Aku menatapnya curiga. "Kau tidak biasanya melakukan ini," seruku.

Dia mengangkat bahu santai. "Anggap saja aku sedang mencoba memperbaiki kesalahanku."

Aku terdiam, tidak tahu harus merespons apa. Kuambil sendok dan mulai menyuap sarapanku dalam diam, sementara Arsen tetap di tempatnya, memperhatikanku dengan ekspresi yang sulit ditebak.

"Apa kau merencanakan sesuatu?" tanyaku akhirnya, merasa ada yang aneh dengan tingkahnya pagi ini.

Arsen menyandarkan punggungnya ke sofa, menyilangkan kaki, lalu menatapku lekat-lekat. "Aku ingin mengajakmu pergi hari ini," katanya santai.

"Ke mana?" tanyaku bingung.

"Rahasia," balasnya singkat, senyumnya sedikit terangkat.

"Kau tahu aku benci kejutan, kan?"

"Aku tahu. Tapi kau tetap harus ikut denganku." balasnya sedikit terkekeh.

Aku menatapnya penuh curiga. Apa yang sebenarnya ada di pikirannya?

Aku melangkah pelan mengikuti Arsen ke luar rumah, masih tidak tahu akan dibawa ke mana. Nathan ada di gendongannya, tampak sibuk mengisap jari kecilnya seperti biasa.

Begitu sampai di belakang rumah, aku langsung terpana.

Sebuah taman luas terbentang di hadapanku, dengan danau buatan di tengahnya. Airnya bening, memantulkan cahaya matahari pagi. Di sekeliling danau, ada berbagai macam bunga berwarna-warni, tertata rapi seperti di taman kerajaan. Aku bisa mencium aroma manis dari kelopaknya yang tertiup angin.

Ada jalan setapak berbatu kecil yang mengarah ke ayunan kayu di bawah pohon besar. Udara di sini terasa segar, berbeda dari suasana rumah yang biasanya sunyi dan penuh ketegangan.

Aku menoleh ke Arsen yang sedang tersenyum kecil melihat reaksiku.

"Ini..." Aku tidak tahu harus berkata apa.

Arsen melangkah mendekat, menggoyangkan sedikit ayunan itu dengan satu tangan. "Aku tahu kau sering diam di kamar. Jadi, aku pikir kau butuh tempat yang nyaman untuk bersantai."

Aku masih belum bisa berkata-kata. Aku memang suka tempat yang tenang, tapi tidak menyangka Arsen akan membangun ini.

"Kau sengaja buat ini?" tanyaku pelan.

"Aku hanya bilang pada tim desain untuk membuat sesuatu yang bisa kau nikmati," jawabnya santai. "Tapi ya, ini memang untukmu dan Nathan."

Aku menggigit bibir bawah, merasa sedikit aneh dengan perasaan yang muncul di dadaku.

"Kau tidak suka?" tanya Arsen lagi.

Aku menggeleng cepat. "Bukan itu. Aku hanya... tidak terbiasa. Kau selalu membuatku bingung."

Dia terkekeh pelan. "Kalau begitu, biasakan."

Aku duduk di ayunan dan perlahan mengayunkannya dengan ujung kakiku di tanah. Nathan menggerak-gerakkan tangan, seolah tertarik dengan danau di depan sana.

Arsen lalu duduk di sebelahku, masih menggendong Nathan. Udara pagi yang sejuk membuat suasana semakin nyaman.

"Arsen..." Aku menyebut namanya pelan.

"Hm?"

Aku menatapnya, lalu menatap Nathan. "Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan di sini. Tapi... terima kasih untuk ini."

Dia menatapku lama, sebelum akhirnya tersenyum kecil. "Aku tidak akan memaksamu bertahan. Tapi setidaknya, aku ingin kau merasa nyaman di sini."

Aku tidak menjawab, hanya membiarkan kata-katanya mengalir masuk ke dalam pikiranku.

.

.

.

Next 👉🏻

1
Jenny
waahh... kado pernikahannya langsung lounching adiknya Nathan. .
Jenny
pokoknya bikin pesta pernikahan yang paling wow... ngalahin pas Tiara nikah sama Arsen dulu ya kak 😃😃😃
Alen's Vy: Iyaaa
total 1 replies
Jenny
padahal selalu ditunggu2 updatenya lhooo 😄
Alen's Vy: Makasih udah nungguin/Grievance/
total 1 replies
Ririn Susanti
aku yg panas arsen/Grin/
Alen's Vy: /Chuckle/
total 1 replies
kei
Luar biasa
Alen's Vy: Terima kasih dukungannyaaa /Chuckle//Kiss/
total 1 replies
Jenny
memang jalan satu2nya biar Tiara itu sadar bahwa Arsen sudah bahagia dengan istri barunya adalah memberi adik pada Nathan.
Alen's Vy: Iya kann maunya di gaskan Arsen aja tiap hari🤣😭 tapi pun biniknya juga kebesaran gengsi
total 1 replies
Jenny
yang penting mantan istri Arsan gak ganggu lagi
Alissia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Slight/
Tyaz Wahyu
kalo aq jd arsen aq culik tiara lalu aq kasih makan buaya atau hiu spy dia mati tanpa jejak n g ganggu lg #halu
Jenny
bodoh banget jadi Sienna... kenapa tidak ganti nomor saja setelah kejadian di Milan??
Alen's Vy
Eya Eya eyaaakk udahlah gas kan aja sen..
Semangat
Thor yg istri tengil jenderal impoten kapan lanjutt?/Grievance/
Alen's Vy: Malam yaaa
total 1 replies
Semangat
lanjut thor.. mereka ini malu2 bgt. kebesaran gengsi dua²/Smug/
jenny
status Tiara sudah bercerai atau belum sih thor?
jenny: iya kak, aku tau... tapi knp Tiara kayaknya gak ikhlas gitu ketika melihat ada wanita yang menggantikan posisinya?
Alen's Vy: Udah kak, di bab 22 kan ada gosip mereka yg dari fitnahan mantannya(Rizky). Trus Sienna baca komentar netizen godain duda. Gitu..
Mereka juga udah cerai pas Nathan lahir karena selingkuh..
total 2 replies
muna aprilia
lanjut
jenny
Mulia banget hatinya Sienna... padahal tidak ada darah Sienna yang mengalir di tubuh Nathan tapi dia memikirkan Nathan sampai sebegitunya.
Semangat
lanjut thor
Alen's Vy: Iyaa ntar sore yakk
total 1 replies
Alen's Vy
Bagusss
Anonymous
Yang baca juga shock ko sienna, ga kamu doang/Facepalm//Awkward/
Semangat
jahat bgt. untung putus ya thor
Alen's Vy: Iya ih, untung aja.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!