Mikayla gadis cantik berusia 19 tahun ini harus menjadi Kekasih Kontrak seorang Dosen, selain menjadi Pacar kontrak ia juga harus menjadi budak ranjang Dosen nya yang bernama Theo Felix yang berumur 29 tahun. Wajah tampan nya memang memikat hati semua kaum hawa, namun sikap nya yang Arogan membuat Mikayla harus banyak bersabar demi kesembuhan Nenek nya yang sedang berada di rumah sakit. Theo selalu melampiaskan kekesalan nya kepada Mikayla, padahal semua itu di sebabkan oleh kelakuan Chealsea yang selama ini mengikatnya tanpa hubungan yang pasti. Sikap Theo yang munafik membuatnya tidak sadar wanita mana yang ia cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
Theo mendekatkan wajahnya ke wajah Mikayla yang kini sedang menangis, ia mencengkram kuat wajah mulus Mikayla dan menatap tajam wanita itu.
“Berhentilah menangis! Kau sangat munafik, Kay!” Pekiknya kesal karena sejak tadi Mikayla terus menerus mengeluarkan air matanya, padahal dirinya belum sempat memasukan miliknya.
Entah mengapa Theo sudah dua kali gagal memasukanya, dia sampai muak dengan air mata Mikayla yang mengganggu konsentrasinya.
“Sakit…” lirih Mikayla karena di bawah sana ia merasakan sesuatu yang tumpul memaksa masuk.
“Arrgghhh sial!” Pekik Theo langsung mendorong kuat miliknya ke arah inti tubuh Mikayla dengan sangat kuat sampai akhirnya ia berhasil memasuki inti tubuh wanita yang ada di dalam kungkunganya bersamaan dengan suara jeritan dari bibir Mikayla.
“Aarrrgghh!! Sa-sakit.” Pekik Mikayla sambil menggigit kuat leher Theo dengan tangisan yang luar biasa.
Theo bernafas dengan terengah-engah, hanya memasukan miliknya saja sampai membuatnya kewalahan, dia tidak tau jika bercinta dapat membuat dirinya sampai berkeringat dan kesusahan.
Karena ini pertama kali baginya.
Malam itu Theo melakukanya dengan sangat kasar, dia tidak memperdulikan Mikayla yang memohon untuk berhenti atau bahkan tidak memperdulikan isak tangisan wanita di bawahnya. Theo hanya melampiaskan semua kekesalanya pada tubuh Mikayla, karena itulah wanita ini di bayar dengan sangat mahal.
Theo menghentikan gerakanya saat pria itu mendapat kepuasan untuk yang pertama kalinya, ia melakukan dengan hanya satu gerakan dalam waktu yang cukup lama.
Theo menatap Mikayla yang sudah tidak sadarkan diri, ia lepas miliknya yang besar itu. Namun Theo terdiam saat melihat cairan itu bukan berwarna putih, melainkan berwarna merah.
Theo bukan pria yang bodoh yang tidak tau cairan apa itu, hanya dia memang belum bisa membedakan seperti apa rasanya bercinta sebelum ia melakukanya.
Kini ia melihat wajah Mikayla yang tergulai lemas di atas ranjang, ia usah wajah uang tadi meringis kesakitan dan minta ampun.
Jantung Theo berdebar tidak karuan, ia takut kecurigaanya barusan jika Mikayla masih birgin adalah benar. Itu artinya dirinya adalah pria brengsek.
“Tidak-tidak ini pasti bukan darah suci, kan?” Tanyanya pada dirinya sendiri, Theo menggelengkan kepalanya pelan sambil bangun dan sedikit menjauh.
Dengan cepat ia bergegas ke kamar mandi, namun saat hendak melewati pintu kamar mandi itu. Theo lebih memilih kembali mendekati Mikayla, sesaat Theo hanya diam memandangi tubuh tak berdaya Mikayla.
Namun rasa kemanusiaanya masih ada, dengan cepat Theo membersihkan tubuh Mikayla berikut dengan cairan yang tadi berceceran di antara kedua pangkal paha wanita itu. Lalu dengan segera memakaikan pakaian untuk Mikayla, Theo duduk di samping wanita itu sambil menghubungi seseorang.
“Dimana? Aku ingin bicara dengan kalian.” Ucap Theo dan langsung mematikan ponselnya saat sudah mendapatkan jawaban dari sahabatnya itu.
Theo kembali mengusap wajah Mikayla, lalu mencium kedu Mikayla yang tertutup.
“Aku mohon, jangan membuatku merasa bersalah Kay.” Ucapnya dia tidak mau jika Mikayla masih suci, dia tidak ingin merasa bersalah karena telah merenggut kesucianya.
Theo langsung pergi ke kamar mandi setelah ia kembali mencium kening wanita yang sudah membuatnya melampiaskan kekesalanya itu.
Di hotel yang sama tepatnya hotel milik Zayn yang baru saja resmi di buka malam itu, kini Gon terus menekan bel di kamar yang sedang di tempati oleh Zayn.
Sampai akhirnya Zayn membuka pintu kamar itu dengan kesal.
“Ada apa?! Kenapa kau mengganggu malam ku!” Pekik Zayn yang harus rela menahan hasrrtnya karena sedang bercinta dengan salah satu wanita yang ia sewa.
“Theo, dia menghubungiku. Dia ingin bicara dengan kita.” Ucap Gon yang terlihat sangat serius.
“Kita bisa bicara besok, aku sedang tidak bisa di ganggu.” Ucap Zayn, hendak menutup kembali pintunya.
“Zayn ayolah Theo tidak akan menghubungi kita lebih dulu jika bukan hal yang penting.” Ucapnya dengan cepat dia masuk ke dalam kamar itu.
Gon menatap lurus pada wanita yang sedang menutupi tubuhnya dengan selimut, wanita yang sedang duduk di atas ranjang sahabatnya.
“Cepat pakai-pakaianmu dan pergi dari sini.” Ucap Gon, sementara Zayn menjambak rambutnya sendiri dengan pelan.
“Tapi Tuan, kita belum sempat—“
“Cepat!” Pekik Gon kesal sampai membuat wanita itu bergegas memunguti pakaianya dan pergi ke kamar mandi
Zayn terlihat sangat prustasi, karena ia tidak sempat mengeluarkan cairan kenimatanya.
“Sial, kenapa kamu selalu mengganggu senanganku.” Gerutunya.
Gon yang hendak menjawab langsung menoleh ke arah pintu yang masih terbuka karena rupanya Theo lebih cepat datang dari dugaanya.
“Ada apa? Apa ada sesuatu yang genting sampai kau harus mengganggu kesenanganku malam ini?” Tanya Zayn yang masih tidak terima.
“Aku ingin bertanya.” Ucap Theo yang masih berdiri mematung di ambang pintu sambil menatap kedua sahabatnya yang kini menatapnya dengan serius.
Theo melihat seorang wanita keluar dari kamar mandi, hingga kedua sahabatnya pun ikut melihat ke arah penglihatan Theo sampai wanita itu benar-benar keluar dari kamar hotel itu dan melewati dirinya.
“Katakan ada apa jangan membuat kita penasaran.” Ucap Zayn yang sudah tidak sabar.
Akhrinya Theo pun masuk kedalam kamar itu dan menceritakan awal mula pertemuan Theo dengan Mikayla yang ternyata seorang mahasiswi di kampunya, Theo akhirnya menceritakan semuanya tanpa terkecuali kepada kedua sahabatnya itu.
.
To be continued…
Sebenarnya pengen adegan yang lebih panas lagi, tapi belum waktunya 🤪🤪