Revan Santiago adalah seorang pemuda biasa yang telah menjadi menantu mitralokal di keluarga Barnes. saat ini, dia sedang berjuang untuk mencari biaya untuk pengobatan ibunya dirumah sakit. ketika dia meminta bantuan kepada temannya, Revan bukan hanya tidak mendapatkan pinjaman namun, dia malah di pukuli hingga sekarat. dalam kondisi sekarat dia tiba-tiba mendapat warisan, "Selamat datang pewaris Dewa semesta!" tiba-tiba Revan mendengar suara seorang pria tua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Martin Yang Menyedihkan
Kediaman keluarga Samos...
Saat Rolls-Royce phantom itu berhenti. Martin dan Adolf segera turun dari mobil.
Saat melihat Mansion mewah yang ada didepannya, Martin tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. dirinya yang di anggap sebagai generasi kedua yang kaya di antara keluarga kelas tiga di Renville, tetap saja merasa kagum setelah melihat mansion mewah yang ada di hadapannya. siapapun pasti berkeinginan untuk tinggal di mansion seperti ini. namun, dia menyadari bahwa itu hanya akan menjadi mimpi bodoh.
Hanya ada beberapa orang terpilih yang layak untuk tinggal di mansion semewah ini. seperti keluarga Samos dan Keluarga Lowrence.
Di dalam mansion mewah itu, Herry mondar mandir dengan cemas. Saat ini, penyakit putrinya kembali Kambu. tubuhnya mengalami kejang-kejang terus menerus.
"Dokter Leon, bagaimana keadaan putriku?"
Tanya Herry kepada sala satu dokter terkenal dari ibu kota, Leon White.
Dokter Leon menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit. Dia adalah sala satu Dokter terkenal di ibu kota. Dan menduduki peringkat teratas. Bahkan mungkin di seluruh negara Canea. Dia telah banyak menemukan penyakit yang kompleks dan dia bisa mengatasinya. Sehingga beberapa orang memberinya gelar, Dokter Genius. Namun, menghadapi penyakit gadis kecil di hadapannya, dia kehilangan akal. Dia bahkan tidak bisa menemukan penyebab penyakitnya. Karena itu, dia dengan berat hati berkata, "Tuan Samos, maafkan saya ..."
Mendengar jawaban dari dokter Leon, wajah Herry seketika berubah. Dalam kepanikannya, dia berseru dengan suara yang lantang, "Apakah Tuan Santiago sudah datang?"
Harapan satu-satunya yang dia miliki saat ini adalah Tuan Santiago. Yang telah menekan gejala penyakit putrinya di rumah sakit saat itu.
Mendengar nama Tuan Santiago, Dokter Leon juga penasaran dan ingin bertemu dengan orang yang bernama Tuan Santiago itu.
Sesaat kemudian, seseorang bergegas masuk kemudian berkata, "Tuan, Adolf telah kembali!"
Mendengar bahwa Adolf telah kembali, Herry menjadi bersemangat. Dia kemudian bergegas keluar untuk menyambutnya.
Saat Herry baru saja keluar dari ruang rawat putrinya, Adolf pun muncul. "Tuan, Tuan Santiago sudah tiba!"
"Dimana dia?"
Herry melihat sekeliling namun tidak melihat keberadaan Revan. Akhirnya tatapannya jatuh pada sosok Martin yang berdiri tepat di belakang Adolf. saat melihat Martin, ekspresi Herry seketika berubah muram lalu berteriak, "Siapa dia?"
Mendengar teriakan Herry, Adolf seketika panik. "Apakah aku telah salah orang?"
Begitu Martin melihat Herry, tatapan kekaguman terlihat jelas di matanya lalu bergumam, "Herry Samos memang layak menjadi tokoh teratas di kota Renville. Dia memancarkan aura berwibawa yang hanya di miliki oleh seseorang yang berkedudukan tinggi selama bertahun-tahun.
Melihat tatapan tajam Herry, Martin bergidik ngeri. Aura mengancam ini membuat orang sulit untuk bernafas.
Namun, dia berusaha untuk menahan tekanan itu. Karena dia datang kemari atas undangan khusus dari Herry. Karena itu, sebelum Adolf mengatakan sesuatu, Martin mengulurkan tangannya dengan sopan sambil berkata, "Tuan Samos, senang bertemu anda! Saya Martin Santiago Barrett."
Herry mengabaikan Martin, lalu menatap tajam ke arah Adolf dan berkata, "Apakah ini yang kamu bilang Tuan Santiago?"
Melihat tatapan tajam Herry, keringat dingin membasahi punggung Adolf. Dia menyadari bahwa dia telah salah orang.
"Tuan Adolf, kamu telah bekerja untukku sejak lama. tapi bagaimana kamu bisa lalai dalam pekerjaanmu? Jika terjadi sesuatu pada putriku, kamu harus bertanggung jawab!" kata Herry dengan suara dingin.
"Baik! Baik Tuan ..." Adolf sangat ketakutan. Herry tidak pernah main-main dengan pernyataannya dan juga, Dia adalah orang yang cepat mengambil keputusan. Setiap Kata-kata yang telah keluar dari mulutnya, pasti akan dia lakukan.
Herry kemudian mengalihkan pandangannya kepada Martin. tatapannya setajam pedang sambil berkata dengan suara dingin, "Jangan pernah membawahi seekor tikus dan bebek kerumah saya. anda anggap apa keluarga Samos, hah?"
"Tuan Samos, anda ..."
Mendengar kata-kata itu, ekspresi Martin berubah muram.
Sebelum Martin melanjutkan kalimatnya, Adolf langsung melayangkan tamparan keras. Sambil berkata, "Dasar bajingan. kau bukan Tuan Santiago, berani-beraninya kau berpura-pura menjadi dirinya? Cari mati!"
Martin terkejut dengan perubahan sikap Adolf. Dia tidak menyangka, saat dirinya tiba, bukannya di sambut dengan sanjungan malah mendapatkan tamparan seperti ini.
Beberapa saat kemudian, Herry kembali berkata, "Sudah cukup! pergi dan temukan Tuan Santiago. Tidak boleh ada kesalahan lagi kali ini!"
Saat dia memikirkan putrinya yang berharga, dia dengan cepat melambaikan tangannya untuk menyuruh mereka pergi.
Sebelum melangkah pergi, Adolf bertanya dengan suara pelan, "Tuan, bolehkah saya tahu nama lengkap Tuan Santiago?"
Herry menatap Adolf dengan tidak puas lalu menjawab, "Namanya Revan Santiago!"
"Revan Santiago?"
Ekspresi Martin berubah muram saat nama Revan di sebut, dia kemudian bertanya, "Mungkinkah Revan Santiago yang anda maksud adalah menantu keluarga Barnes?"
Saat Herry mendengar itu, dia akhirnya menatap Martin dengan ekspresi penuh minat lalu berkata, "Oh, apa anda mengenalnya?"
Martin tidak menjawab pertanyaan itu, sebaliknya dia balik bertanya, "Apakah anda ingin mengundangnya kesini untuk mengobati putri anda?"
Ekspresi kesal terlintas di mata Herry. Namun, dia menekan amarahnya. Memikirkan fakta bahwa, orang ini mungkin mengenal Revan, jadi dia memutuskan untuk mengalah. sambil menganggukkan kepalanya, Herry berkata, "Ya, kau benar!"
Hahaha ...
Mendengar itu, Martin langsung tertawa terbahak-bahak.
"Apa yang kamu tertawakan?"
Ada kilatan dingin melintas di kedalaman mata Herry.
"Sampah yang tidak berguna itu? apakah dia tahu cara mengobati pasien?"
Sebelum Martin melanjutkan cemoohannya, tiba-tiba pandangannya menjadi kabur. Sesosok orang tiba-tiba muncul dan mengarahkan pukulannya ke arah wajah Martin.
Pukulan keras itu membuat Martin terhempas kelantai dengan keras.
Buk!
Dia bisa merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit dan darah segar keluar dari mulutnya.
Martin berusaha untuk bangkit berdiri. Namun, sebelum dia bisa berdiri tegak, sebuah tamparan keras kembali menampar wajahnya.
Dalam sekejap, wajah pria itu bengkak akibat terkena tamparan keras itu.
"Beraninya kau mempermalukan Tuan Revan?"
Herry berjalan menghampirinya selangkah demi selangkah sambil menatapnya dengan tatapan dingin.
Merasakan tatapan itu, Martin menggigil ketakutan. Dia seperti ditatap oleh sekawanan serigala lapar. Namun, ketika dia memikirkan bajingan tidak berguna dan di jadikan tamu kehormatan oleh keluarga Samos, hal pertama yang dia pikirkan adalah, dia merasa Revan telah menipunya.
Memikirkan hal itu, Martin menggertakkan giginya, menahan rasa sakit kemudian berseru, "Tuan Samos, Revan benar-benar bajingan yang tidak berguna. Dia tidak tahu cara mengobati pasien. Dia bahkan tidak pernah belajar tentang kedokteran."
Mendengar itu, Herry kembali mengangkat tangannya dan mendaratkan beberapa tamparan yang keras lagi.
Plak!
Plak!
Plak!
"Beraninya kau memanggil langsung namanya? kau sepertinya sudah bosan hidup!" kata Herry dengan suara sedingin es.
Wajah Martin saat ini bengkak seperti babi rebus. Wajahnya membengkak dan tidak bisa lagi di kenali. dia kembali ingin mengatakan sesuatu, namun kata-kata Herry selanjutnya seperti hukuman mati baginya.
"Adolf, setelah ini, saya ingin, kamu mencari tahu latar belakang orang ini. Cari tahu dari keluarga mana dia berasal. mulai hari ini dan seterusnya, saya ingin keluarga itu menghilang dari kota Renville. Saya tidak ingin, tamu kehormatanku di permalukan oleh orang seperti dia."
Mendengar itu, Martin buru-buru berseru, "Tuan Samos ... Jangan! Anda tidak boleh melakukan itu. Ini tidak ada hubungannya dengan keluarga saya." katanya sambil merangkak menuju Herry, saat ini air matanya mengalir tanpa henti, lalu meraih kaki Herry dan memohon padanya.
"Enyahlah dari hadapanku!" seru Herry sambil melayangkan tendangan yang keras menyebabkan tubuh Martin terpental sejauh beberapa meter.
Setelah Adolf mendapat perintah, dia pun bergegas pergi. Dalam hatinya, dia sangat tertarik dengan Tuan Santiago yang misterius itu. kemampuan apa yang dia miliki sehingga seorang Herry Samos begitu menghormatinya?
"Ngomong-ngomong ... Kali ini, pergilah dengan Lukas. Dia mengenal Tuan Santiago. Jika kalian berdua gagal membawanya kesini, mati saja kalian." kata Herry sambil berbalik dan kembali ke kamar putrinya.
Begitu Herry masuk kedalam ruang rawat putrinya, Dokter Leon berseru, "Tuan Samos, saya berhasil menstabilkan kondisi putrimu untuk sementara waktu. Namun, kondisinya ini hanya berlangsung selama satu jam. Jika Tuan Santiago tidak muncul dalam waktu satu jam, aku khawatir Semuanya akan terlambat!"
"Ok, aku mengerti!" kata Herry sambil menatap dokter Leon dengan penuh syukur lalu melanjutkan, "Dokter Leon, terimakasih atas kerja kerasnya!"
Setelah itu, Herry berjalan menghampiri jendela kaca lalu menatap langit sambil berdoa dalam hati, "Tuan Santiago, kamu harus datang!"
Disisi lain ...
Saat Revan melangkahkan kakinya kedalam club tersebut, dia langsung terlihat oleh Agus yang sedang berjaga di depan meja.
Melihat kemunculan Revan, Agus memutuskan untuk memanggilnya dengan nada mengejek, "Hei ... Ini dia bajingan yang tidak berguna itu. Jangan bilang, kamu belum mengumpulkan cukup uang untuk biaya pengobatan ibumu?"
Dia mengabaikan Agus. Sebaliknya dia langsung berjalan ke bagian dalam club tersebut.
**********