NovelToon NovelToon
Bidadari Yang Ternoda

Bidadari Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Chicklit
Popularitas:31.2k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.

Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.

Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Menghadiri Acara Keluarga

Bab 9

Bola mata Rain membulat mendengar teriakkan Puput. Dia paling tidak suka ada orang yang tidak sopan di hadapannya.

"E ... Puput, dia ini masih saudaranya Malika. Bukan orang asing," kata Bu Larasati buru-buru sebelum kena semprot Rain.

"Om Ganteng ini saudaranya Kak Malika?" Puput kini terkejut. Dia tidak tahu karena saat hari pernikahan tidak ikut. Jadi, gadis muda itu tidak tahu siapa saja keluarga kakak iparnya.

"Maaf, ya, Nak Rain. Puput anaknya ceplas-ceplos, tapi dia pintar dan baik, juga penurut," ucap Bu Larasati tersenyum kaku, hanya formalitas saja agar Rain tidak marah.

Wanita paruh baya itu memberikan kode agar sang anak meminta maaf kepada Rain. Bisa bahaya jika sampai mereka berurusan dengan keluarga Hakim.

"Maafkan aku, Om Ganteng. Aku kira Kak Malika selingkuh. Padahal kakakku adalah laki-laki baik," ucap Puput dengan lirih dan wajah memelas agar dimaafkan.

Rain bisa membaca gestur tubuh Bu Larasati dan Puput. Instingnya tajam, walau tidak sekuat kakak-kakaknya. 

"Aku harap kamu betah dan nyaman tinggal di sini. Jika tidak, kembali saja ke rumah kamu," celetuk Rain. Dia khawatir Malika diperlukan tidak baik oleh mertua dan iparnya.

"Alhamdulillah, semua masih bisa aku atasi," balas Malika tersenyum manis.

"Hari Minggu besok datanglah ke rumah! Ajak suamimu," kata Rain.

"Om Ganteng, aku boleh ikut juga, kan?" tanya Puput dengan penuh harap.

Diam-diam dalam hati Rain bersorak. Karena itu yang dia inginkan. Lalu, dia pun berkata, "Tentu saja kalian semua boleh datang."

Terlihat binar dari mata Puput dan Bu Larasati yang bahagia. Mereka akhirnya bisa merasakan berkumpul dengan orang-orang kaya.

***

Malika merapikan pakaian yang baru saja selesai disetrika. Untung dia bawa alat setrika modern yang bisa dengan cepat merapikan pakaian cuka dengan satu alat yang mirip dengan hairdryer. Tidak butuh waktu lama semua beres.

Dia juga kalau masak selalu menggunakan metode cepat. Semua bumbu sudah dia haluskan dan di simpan di dalam kulkas. Jika masak tinggal keluarkan bumbu apa saja yang dibutuhkan. Membersihkan rumah juga menggunakan alat smart cleaning yang bisa membersihkan debu dengan bergerak sendiri, nanti tinggal dia pel dengan alat yang cepat kering.

Orang rumah tidak ada yang memperhatikan itu. Walau dia mengerjakan semua pekerjaan rumah sendirian, bisa dikerjakan tepat waktu. Untungnya Bu Larasati tidak pernah bertanya bagaimana bisa Malika mengerjakan semua pekerjaan itu di waktu yang singkat. Ketika mereka bangun semua pekerjaan sudah diselesaikan oleh Malika.

Malika tidak akan membiarkan orang mencari celah untuk memarahi atau menghina dirinya karena melakukan pekerjaan yang tidak becus. Dia lebih baik bekerja cepat tanpa banyak bicara, karena dengan begitu bisa menghemat energi untuk bekerja nanti di rumah sakit.

Pintu kamar terbuka, Pradipta pulang dengan wajah lelah. Dia melemparkan tas kerja ke atas meja kerjanya yang ada di pojok.

"Mas, mau mandi dahulu atau mau makan?" tanya Malika.

"Aku lapar, tapi tubuhku lengket sama keringat. Menurutmu lebih baik aku pilih mana?" tanya Pradipta balik.

Walau sekilas, terlihat kening Malika mengkerut. Lalu, dia berkata, "Mas, mandi dahulu biar saat makan nanti terasa nyaman."

"Aku siapkan air hangat biar otot-otot menjadi rileks," lanjut wanita yang kini pipinya sudah terlihat chubby karena efek kehamilannya.

Pradipta pun mengikuti saran Malika. Begitu dia keluar dari kamar mandi, makanan untuknya juga sudah disiapkan. Wangi dari kuah soto membuat cacing di dalam perutnya langsung meronta-ronta ingin segera mencicipi makanan itu.

Malika mengambilkan air teh tawar minum untuk Pradipta. Laki-laki itu akan protes jika dia memberikan air putih. Padahal menurutnya lebih baik banyak mengkonsumsi air putih dibandingkan dengan banyak minum kopi dan teh.

"Ada undangan dari Rain untuk datang ke rumahnya besok," kata Malika.

"Memangnya ada apa dia mengundang kita?" tanya Pradipta setelah selesai mengelap bibirnya dengan tisu.

"Keluarga kita sudah biasa berkumpul sebulan sekali. Biasanya akan bergilir tempatnya," jawab Malika.

"Bulan kemarin tidak ada acara itu," ucap laki-laki yang memakai kaus dan celana pendek selutut.

"Bulan lalu, kan, acaranya di rumah orang tuaku. Hari pernikahan itu, makanya semua keluarga besarku bisa hadir," balas Malika.

Pradipta terlihat diam. Pancaran matanya menunjukkan kegelisahan. Dia bingung harus pergi atau tidak. Dia terlanjur sudah buat janji dengan Selina akan pergi ke puncak menemaninya melakukan pemotretan. Namun, di sisi lain, jika dia tidak menghadiri acara itu, bisa-bisa keluarga Malika tidak respect kepadanya dan mencari tahu ke mana dia pergi.

"Aku tidak boleh salah pilih. Bisa-bisa bahaya untukku. Bagaimanapun juga untuk saat ini aku tidak boleh menunjukkan kontra dengan keluarga Malika," batin Pradipta.

"Baiklah," kata Pradipta.

Segera saja Pradipta menghubungi Selina untuk memberi tahu kalau dia tidak bisa ikut ke puncak. Laki-laki itu juga menjelaskan apa yang terjadi dan kenapa tidak bisa pergi.

Walau awalnya Selina marah, akhirnya luluh juga setelah dijanjikan akan dibelikan tas branded yang akan launching minggu depan. Pradipta sudah hafal betul sifat dan pikiran kekasihnya itu. Cukup diberikan uang dan barang-barang kesukaannya maka semua akan beres. Termasuk ketika dia akan menikahi Malika. Dengan merogoh kocek sekitar 300 juta, semua berjalan lancar sesuai keinginan Pradipta.

Melihat Pradipta duduk bersandar pada dasboard ranjang sambil memijat kepalanya, Malika pun menyuruhnya untuk berbaring di atas paha, lalu dia memijat bahu, punggung, dan beberapa bagian kepala. Sebagai seorang istri, Malika melakukan hal yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan ridho dan pahala di hadapan Allah Azza wa Jalla.

Muka Pradipta menghadap perut Malika. Dia bisa melihat perutnya agak sedikit mengembung. Selama ini dia tidak pernah memerhatikan keadaan dan perubahan sang istri.

Rasa nyaman dari pijatan yang dilakukan oleh Malika, membuat Pradipta tertidur. Rasa sakit di kepalanya juga hilang.

***

Mata Bu Mayang dan Puput terbelalak ketika melihat rumah Rain dan Rania. Dulu, mereka melihat rumah Papa Andromeda saja sudah terkagum-kagum, apalagi sekarang melihat bangunan yang lebih besar dan halaman rumah yang begitu luas. Puluhan mobil mewah milik anggota keluarga yang datang ke acara itu berjajar rapi.

"Ayo, biasanya mereka berkumpul di halaman samping atau halaman belakang!" ajak Malika.

Ada sebuah buggy cars yang akan membawa mereka ke tempat berkumpul. Karena cukup jauh, jadi menggunakan kendaraan itu. Terlebih lagi Malika juga sedang hamil.

"Wah, ini rumah apa istana!" Puput tiada henti-hentinya mengagumi apa-apa yang ada di halaman sepanjang jalan menuju halaman belakang.

"Kalau malam hari akan indah oleh cahaya lampu yang berwarna-warni," ucap Malika.

"Ih, pemborosan listrik!" celetuk Bu Mayang.

"Lampunya menggunakan energi cahaya matahari, Bu," jelas Malika.

Jika Puput dan Bu Mayang suka datang ke sini, berbeda dengan Pradipta. Dia merasa gugup karena akan bertemu dengan banyak orang besar dan terkenal. 

Suara orang yang tertawa dan berteriak memanggil nama terdengar ramai. Bisa dipastikan berapa banyak yang hadir di sana.

"Malika, datang!" teriak Rania sambil melambaikan tangan.

Semua orang yang hadir di sana pun menoleh. Tubuh Pradipta langsung mematung dan jantungnya terasa jatuh ke dasar perut ketika matanya beradu pandang dengan seorang laki-laki berwajah bule dengan bola mata berwarna biru.

***

1
Ita rahmawati
banyak nyimpan masalah sendiri lama² gila kamu malika 😅
Nar Sih
dobel up kakk🙏
Sugiharti Rusli
sepertinya si Malika memang tipikal yang suka memendam sesuatu sendiri yah dia
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
tanggung lanjut lagi dong kak...
sryharty
duuh kenapa di gantung seh ka,,kan jadi penisirin
Eva Karmita
❤️
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Ita rahmawati
knp ya dg malika,,apakah dia pernah amnesia atau giman 🤔
Ita rahmawati
jgn biarkan si selina bahagia sm pradipta malika,,kamu harus buat mereka menderita dn menyesal 😏
sryharty
duuh kenapa lagi si malika
Nar Sih
apa jgn ,,malika pernah amnesia trus baru inget lgi,sabarr ya malika
Yuliana Tunru
jgn sampai malika punya penyakit parah kasihan baru hidup tenang ada lg masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor
Sugiharti Rusli
ada apa dengan Malika sebenarnya yah,,,
Sugiharti Rusli
nekat sekali yah si Selina, dia ga tahu apa keluarga besar Malika siapa,,,
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
kenapa dengan Malika 😱
Arieee
si selina 😡😡😡😡😡😡😡?belum dapet karmaaaaaaa
Nar Sih
semagatt malika jgn dgr kata si ular selina pecayakan bayi mu pda keluarga mu pssti beres💪
Heni Fitoria
cerita bagus
Bu Yudi Wahono
malika sdh sejauh ini masa kamu nyerah buat mak lampir itu kehilangan semua dong soal keselamatan bayimu minta tolong dong sama adik dan sepupumu yang lain jangan egois dan jadi bodoh kayak bapakmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!