Cintanya, harga dirinya, dan ketulusannya, telah ia berikan pada pria itu, dan bahkan sampai rela tidak menginginkan, James Sebastian, tunangan yang di jodohkan Ibunya kepadanya.
Tapi, apa yang ia dapat? Eleanor Benjamin, di tinggalkan pria itu, Richard Marvin, saat mereka akan melangsungkan pernikahan, demi wanita lain!
Hingga sebuah mobil menabraknya, dan ia meregang nyawa, Richard tidak memperdulikannya!
Eleanor berharap, seandainya ada kesempatan kedua untuknya! ia akan mendengarkan Ibunya. Dan membalikkan keadaan! membalas apa yang ia rasakan pada Ricard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18.
Eleanor berlari menuju villa yang di maksud Ibunya, yang tidak jauh dari villa mereka. Mata Eleanor nanar memandang villa, yang ia ingat tidak semewah villa yang saat ini ia pandang.
Ada perubahan pada villa tersebut, yang hampir sama dengan villa milik orang tuanya. Memiliki perubahan seraya tahun berganti. Gaya villa tetap sama, tapi di renovasi menjadi mewah.
Perlahan kaki Eleanor melangkah memasuki pekarangan villa, yang terlihat terang oleh lampu yang menyala. Dan, ingatannya pun kemudian mulai mengingat kenangan masa kecilnya.
Eleanor merasa heran dengan dirinya, kenapa bisa melupakan masa kecilnya, yang pernah sangat sulit ia lupakan.
Dadanya terasa semakin sesak, saat ia melangkah menghampiri pintu utama villa. Ia melihat dari jendela tempered villa, lampu dalam villa menyala.
Ternyata James tinggal di villa peninggalan orang tuanya tersebut. Dan, rasa rindu Eleanor yang tiba-tiba datang, membuat ia ingin menangis.
James Sebastian ternyata anak lelaki kecil, yang sangat ia rindukan sampai ia duduk di bangku SMA. Dan kenangan akan sosok James kecil hilang, saat ia masuk ke bangku kuliah.
Sosok Ricard yang hadir dalam hidupnya, membuat ia tidak ingat lagi dengan James. Hari-harinya hanya ada Ricard dan Ricard.
Air mata Eleanor mengalir dari sudut matanya, saat ia dapat membuka pintu villa, dengan menekan kunci password yang masih ia ingat.
Dadanya semakin sesak oleh rasa yang membuncah, karena rindu yang sangat kuat, membuat air matanya semakin deras mengalir.
Perlahan ia membuka pintu villa, dan ia melihat James duduk di sofa sedang memangku laptopnya. Sepertinya James sedang bekerja.
Begitu pintu villa terbuka semakin lebar, James pun tersadar kalau pintu villanya terbuka.
"Elea?!" James terkejut melihat siapa yang berdiri di ambang pintu villanya.
James meletakkan laptopnya ke atas meja, lalu berdiri dengan pandangan tidak percaya, melihat Eleanor datang ke villa keluarga Sebastian.
Dada James berdegup dengan kencang, melihat Eleanor yang tampak memandangnya, dengan tatapan mata berkaca-kaca.
Sepertinya Eleanor sudah mengenal siapa dia sebenarnya, karena pintu villa Sebastian dapat Eleanor buka. Dan, detik berikutnya ia melihat Eleanor berlari menuju ke arahnya.
Dada James membuncah melihat tubuh mungil Eleanor, yang berlari ke arahnya. Ia pun merentangkan tangannya, menyambut Eleanor menghamburkan tubuhnya memeluknya.
"James... James... maafkan aku, maafkan aku... huaaaa... !!" tangis Eleanor pun meledak dengan begitu sedihnya.
James tersenyum bahagia, akhirnya Eleanor mengetahui siapa dia sebenarnya. Ia pun membalas pelukan Eleanor dengan erat.
Mereka saling berpelukan dengan erat, dengan tangis Eleanor yang terdengar kencang memenuhi ruang utama villa Sebastian.
James membelai rambut Eleanor yang tergerai di punggungnya, ia bahagia sekali Eleanor telah kembali padanya.
"Aku sangat merindukan mu James, hu hu huu... !" Eleanor semakin erat memeluk James.
"Aku juga merindukan mu, Elea!" ucap James tersenyum bahagia, ia kemudian mengecup puncak kepala Eleanor dengan lembut.
Mata James tanpa sengaja melihat ke arah kaki Eleanor, dan alangkah terkejutnya ia melihat Eleanor bertelanjang kaki datang ke villanya.
"Elea! kamu tidak memakai sandal berlari ke villa Sebastian?!"
James dengan cepat mengangkat tubuh mungil Eleanor, dan meletakkan tubuh Eleanor duduk pada sofa.
"A.. aku lupa, karena ingin segera bertemu dengan mu" jawab Eleanor pelan dengan suara sengau karena menangis.
James memeriksa kaki Eleanor, ia melihat pada telapak kaki Eleanor memerah, dan terluka. Dan James pun marah pada Eleanor, karena tidak memikirkan keadaan jalanan menuju ke villanya.
"Kamu, ya! benar-benar teledor! sandal pun tidak di pakai! lihat! kaki mu terluka!!" James mengomel memperlihatkan kaki Eleanor yang terluka.
"Maaf" ucap Eleanor pelan.
James pun bergegas mengambil kotak p3k nya, dan kemudian membersihkan kaki Eleanor, lalu membalut kaki Eleanor yang terluka dengan pembalut luka.
"Terimakasih" ucap Eleanor setelah James membalut luka pada kakinya, dan ia kembali memeluk James.
James membalas pelukan Eleanor, "Terimakasih sudah mengingat ku" kata James lembut.
Mendengar apa yang di katakan James, tiba-tiba Eleanor kembali menangis dengan sedih. Karena kesalahannya mencintai lelaki yang salah sebelumnya, membuat ia jadi lupa pada James.
Bersambung......