Sena, gadis tujuh belas tahun yang di abaikan oleh keluarganya dan di kucilkan oleh semua orang. Dia bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan bullying yang setiap hari merampas kewarasannya.
Alih-alih mati menjadi arwah gentayangan, jiwa Sena malah tersesat dalam raga wanita dewasa yang sudah menikah, Siena Ariana Calliope, istri Tiran bisnis di kotanya.
Suami yang tidak pernah menginginkan keberadaannya membuat Sena yang sudah menempati tubuhSiena bertekad untuk melepaskan pria itu, dengan begitu dia juga akan bebas dan bisa menikmati hidup keduanya.
Akankah perceraian menjadi akhir yang membahagiakan seperti yang selama ini Siena bayangkan atau justru Tiran bisnis itu tidak akan mau melepaskan nya?
*
Ig: aca0325
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mapple_Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sena mengerjapkan mata saat merasa begitu silau seolah ia sudah tidur lama. Pandangannya yang masih agak kabur, mengedar. Langit-langit berwarna putih dihiasi lampu kuning.
"Nyonya! Anda sudah bangun?"
Suara asing menggelitik telinganya. Apa itu suara malaikat di alam baka? Tetapi, kenapa dia memanggil sena dengan sebutan nyonya? Penasaran ia menoleh ke samping, dari arah datangnya suara.
" Apa ada yang sakit, Nya?"
Seorang perempuan dewasa memakai baju hitam putih berdiri di sisi tempat tidur, menatapnya dengan wajah cemas. Sena mengernyitkan dahi, merasa ada yang aneh. Malaikat kok...
"Ina, cepat beritahu Tuan kalau nyonya sudah sadar." Tiba-tiba wanita itu berseru keras pada wanita lain yang juga ada di ruangan itu. Sena baru menyadari keberadaannya.
"A-aku dimana?" Suaranya lebih halus daripada biasanya. Apa yang terjadi? Sena buru-buru duduk hendak turun, tapi kepalanya sangat pusing, sesaat benda-benda di sekitarnya berputar. Sena terduduk lemas di ranjang besar yang baru ia sadari sangat empuk.
"Nyonya belum sembuh betul. Sebaiknya tetap berbaring."kata wanita itu cemas, melarang Sena untuk turun.
"Aku dimana?"Sena kembali mengulang pertanyaannya. Eh, emangnya di alam baka ia boleh mengajukan pertanyaan? Bukannya hanya malaikat yang boleh bertanya dan tugas Sena hanya menjawab. Apakah ia baru saja bersikap lancang kepada malaikat?
"Nyonya ada dirumah sekarang. Tadi malam anda terjatuh ke dalam kolam renang setelah bertengkar dengan Tuan. Sekarang, Ina sedang pergi untuk mengabari Tuan kalau nyonya sudah sadar." Wanita itu menjelaskan dengan cepat.
"Hah? Jatuh ke kolam renang?" Sena berjengit kaget. Yang benar saja! Ia tidak akan pingsan hanya karena jatuh kedalam kolam renang. Lagipula seingatnya, ia hendak menerjunkan diri dari atap sekolah tetapi lebih dulu di dorong oleh seseorang dan mati mengenaskan.
Sena bahkan masih ingat rasa sakit saat badannya menyentuh beton lapangan sekolah. Sena merinding, ia ngeri sendiri mengingat nasib tragis yang menimpanya.
" Aku nggak jatuh ke kolam renang. Aku jatuh dari atap sekolah."Sena merasa malaikat ini salah informasi dan ia harus memberikan informasi yang sebenarnya.
"FRANS CEPAT PANGGILKAN DOKTER!" Wanita itu malah berteriak histeris memanggil seseorang. Sena semakin bingung, apa akan ada malaikat lainnya yang datang.
Berhenti memikirkan malaikat, bodoh! Satu suara asing terdengar dalam kepalanya. Gadis itu hendak bertanya-
Tidak lama kemudian seorang pria memakai pakaian dokter masuk. Dia langsung memeriksa Sena yang masih bengong.
Jadi aku belum mati? Ya, pasti begitu. Karena tidak mungkin ada dokter dia alam baka. Batin Sena
"Nona Siena syok berat yang menyebabkan dia melupakan beberapa hal. Istirahat yang cukup dan bantu dia untuk mengingat ingatan yang dia lupakan."kata dokter Ferdy.
Setelah memberikan diagnosa kondisi Sena, Ferdy pun pamit pergi.
"Nyo-"
"Kau pergilah, ambilkan beberapa makanan."potong Sena cepat. Ia harus memastikan sesuatu dan itu hanya bisa ia lakukan jika wanita ini meninggalkannya sendirian.
"Baik, nyonya." Wanita itu menunduk singkat lalu segera keluar seperti yang diperintahkan Sena.
"Apa sekarang papa menyesal dan membelikan aku rumah serta menyewakan pembantu?"Gumam Sena bangun dari tempat tidur. Agak pusing gadis itu berjalan ke nakas, ia mengambil sebuah pigura yang dipajang disana.
Foto pernikahan Erlan Dallin Harrison dan Siena Ariana Calliope, pasangan keluarga konglomerat Harrison dan Calliope. Pernikahan mereka pernah menjadi trending topik di kota Limerick selama satu Minggu. Tunggu...
Kalau foto pernikahan mereka ada di disini apa itu artinya Sena sedang berada di kamar-
BRAK!
Pintu terbuka dengan keras, sontak membuat Sena menoleh. Mata gadis itu membelalak lebar. Tidak mungkin! Erlan, si Tiran bisnis yang mewarisi perusahaan Harrison itu sedang berjalan kearahnya.
Postur tubuhnya tinggi, wajahnya tampan namun dingin, mata Hazelnya menyorot tajam pada Sena. Tanpa sadar gadis itu melangkah mundur.
Apa yang terjadi? Kenapa ia bisa ada disini?
Berpikirlah,sena. Pikirkan solusi sebelum singa galak itu menyerangmu atau lebih buruk mencincang tubuhmu.
Kabur! Ya, Sena harus kabur dan...tidak, tidak, Sena harus meminta maaf karena secara tidak sengaja sudah memasuki ruangan paling pribadi pria itu.
"Ma-maafkan saya, Tuan." Sena membungkuk sembilan puluh derajat ketika Erlan sudah ada depannya.
"Ada apa denganmu? Apa ini trik barumu?" Tanya Erlan berdecak kesal, merasa sangat terganggu dengan tingkah aneh Sena.
"Apa?" Sena mengangkat kepalanya hanya untuk melihat wajah bingung pria itu, melihat tatapan tajamnya Sena buru-buru menunduk. Menatap mata Erlan bukankah ia baru saja bersikap lancang?
Kenapa dia tidak marah?kenapa dia tidak mengusirku karena sudah lancang masuk ke kamarnya? Sena keheranan dan terus bertanya-tanya dalam hati.
"Baguslah kalau kau sudah sadar. Kau bisa mengurus dirimu sendiri, jangan menggangguku atau memikirkan cara licik untuk mencelakai Cindy."kata Erlan datar.
"Cindy?"Sena berpikir keras. Siapa Cindy? Seingatnya, ia tidak pernah mengganggu siapapun. Malahan selama ini ia yang sering di ganggu.
"Cih! Setelah melakukan berbagai upaya untuk melukai Cindy, sekarang kau berpura-pura tidak mengenalnya." Erlan maju ke depan hingga membuat Sena yang tidak bisa bergerak lebih jauh terjatuh keatas ranjang. Erlan menindihnya dan mencengkram kuat pipinya, "kau menjijikkan, Siena!"
Siena?
Siena?
Sepertinya Erlan sedang mabuk dan menganggap Sena sebagai Siena, ya walaupun nama mereka hanya beda satu huruf tetap saja beda kan.
"T-tuan, sepertinya ada-"
"Jangan mengganggu Cindy lagi, ini peringatan terakhir untukmu." Erlan menghempaskan tangannya dari pipi Sena lalu segera pergi keluar.
BRAK.
Dia menutup pintu kasar, membuat Sena terlonjak kaget dan langsung bangun. Saat itu tidak sengaja ia menoleh ke kanan-dimana ada sebuah cermin besar disana.
Sena buru-buru berdiri dan berjalan ke depan cermin. Wajahnya, tubuhnya dan bajunya, semuanya milik Siena, istri dari pria yang baru saja datang marah-marah.
"Jangan bilang, ini transmigrasi seperti yang ada dalam novel-novel yang dibaca Ayudia."
"Aaaaa...! Tidaaaaakkk!" Sena berteriak histeris. Ia tidak mau. Apalagi menempati tubuh Siena Ariana Calliope, yang dibenci oleh suaminya sendiri lalu juga sering melakukan hal-hal gila.
Hampir setiap hari ada berita buruk tentang Siena. Entah itu menarik simpati Erlan dengan trik sampahnya atau yang lebih annoying membuat geger seantero kota dengan berita hilangannya yang padahal Siena lakukan untuk menarik perhatian Erlan.
"Sialan! Setelah terbebas dari Bara dan Nadine sekarang aku harus terjebak di tubuh wanita problematik."keluh Sena meratapi nasibnya yang selalu buruk.
"It's ok, karena sekarang tubuh ini milikku. Mari perbaiki citra nya yang sudah terlanjur buruk. Sehingga aku punya kesempatan bertemu Bara, Bella, Nadine beserta dayang-dayangnya. Rasa sakit hari itu harus dibayar lunas."kata Sena penuh tekad setelah menenangkan diri cukup lama.
...***...