Menikah adalah hal sakral yang tidak boleh di permainkan. Namun, pernikahan Elena terjadi karena semata-mata ingin menyelamatkan nyawa papanya yang sedang terancam. Dan tanpa diketahui, ternyata dirinya menjadi istri kedua dan bukanlah istri satu-satunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anasta_syia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Langkah kaki Elena terhenti di ruang tamu saat melihat anak buah Arthur duduk di sofa dengan tenang. "Elena" panggil mamanya lembut.
Elena melirik dua pria yang sedang duduk di sofa itu dan perlahan berjalan mendekat. "Ada apa?" Elena bertanya langsung tanpa basa-basi.
"Bukankah kau yang menginginkan sendiri" ucap salah satu dari kedua pria itu. Elena menatap mamanya yang sedang kebingungan karena belum tau perihal keputusannya dan penawarannya pada Arthur.
"Aku mau lihat suratnya terlebih dahulu" Elena mengulurkan tangannya meminta surat yang ia minta dimana isi dari surat itu yaitu memindahkan seluruh aset keluarganya menjadi miliknya.
"Surat apa yang kau maksud Elena?" Sandrina menarik bahu Elena agar menghadap dirinya. "Pemindahan harta keluarga kita menjadi milikku seutuhnya" ucap Elena jujur.
"Untuk apa kau melakukan hal itu?" tanya Sandrina penasaran mengapa putrinya itu melakukan hal seperti itu?
"Aku akan menceritakannya nanti" Elena duduk di hadapan dua pria itu. Gadis itu membaca dengan teliti surat yang ada ditangannya dan menandatangani surat itu setelah puas dengan isi suratnya.
"Dan ini surat pernyataan nona bersedia menikah dengan putra tuan kami" ucap salah satu pria itu.
"Dimana papa saya sekarang?" tanya Elena
"Saat ini sedang bersama tuan Arthur. Hari ini tuan Arthur akan membawanya ke negara ini jika nona sudah menandatangani surat tersebut" Elena menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia menatap mamanya yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka bertiga.
"Kau yakin sayang?" tanya Sandrina memastikan.
"Gak ada pilihan lain ma untuk saat ini kita hanya bisa menuruti permintaan mereka" ucap Elena kemudian membubuhkan tanda tangannya pada surat pernyataan tersebut.
"Besok salah satu designer akan datang kemari untuk menunjukkan gaun pernikahan nona" Elena mengangguk tanpa menjawab apapun.
Setelah urusan mereka selesai, kedua anak buah Arthur pergi dari kediaman Anderson. Kini Sandrina dan Elena saling berhadapan tanpa pembicaraan apapun.
"Kamu masih hutang penjelasan sama mama" ucap Sandrina
"Biarkan aku minum dulu. Aku benar-benar haus sekarang" keluh Elena yang sedari tadi menahan rasa hausnya.
"Pelayan!!"
"Iya nyonya?" Seorang wanita yang berpakaian pelayan itu datang dan membungkukkan badan saat berhadapan dengan Sandrina.
"Ambil minum buat Elena" ucap Sandrina dan tak lama segelas minuman dingin berada di atas meja sesuai permintaan gadis itu.
"Aku sengaja memindahkan seluruh aset keluarga kita ke tanganku" ucap Elena memulai pembicaraan yang serius.
"Untuk apa?" tanya Sandrina
"Aku yakin si Delon itu bekerjasama dengan Arthur hanya karena ingin menguasai harta papa dan menjatuhkan papa. Dia manusia rakus yang ingin menguasai seluruh perusahaan yang dimiliki papa apalagi baru-baru ini sedang jaya bukan? Itu yang diincar oleh Delon" ucap Elena
"Seluruh harta papa sudah jatuh ke tangan Arthur. Tapi aku yakin dia tidak membutuhkan itu dan hanya ingin melihat saingan bisnisnya merasa menderita. Dan dari situ aku mengambil kesempatan untuk meminta kembali seluruh aset papa dan memberikannya padamu sebagai hadiah pernikahan. Dengan begitu si Delon tidak akan mendapatkan apapun"
"Bagaimana bisa? Delon dan Arthur pasti sudah membuat kesepakatan" ucap Sandrina
"Memang. Tapi tidak menutup kemungkinan jika seorang penghianat akan dihianati juga" ucap Elena dengan tersenyum penuh arti.
"Lalu kenapa Arthur harus mau memberikan seluruh aset papa ke kamu?"
"Karena dengan memberikan apa yang aku mau maka dia akan mendapatkan apa yang dia mau. Contoh konkretnya aku mendapatkan seluruh aset papa dan dia mendapatkan aku sebagai menantunya. Dengan begitu dia harus berpikir untuk memberikan seluruh aset papa kepadaku" ucap Elena
"Mama heran kenapa kamu harus menikah dengan putranya" ucap Sandrina
"Aku adalah umpan sekaligus robotnya. Dia menjadikan aku sebagai menantunya bukan tanpa alasan dan pastinya ada maksud tersembunyi. Aku tau itu. Mungkin saja bisa menjadi alat pembalasan dendamnya pada papa karena jika aku tersiksa maka papa juga akan terluka bukan? Dan itu lebih menyakiti papa" ucap Elena.
"Mama gak setuju kamu menikah" ucap Sandrina khawatir setelah mendengar penjelasan dari Elena.
"Mam, jangan pikirin aku saat ini. Kita harus fokus pada keselamatan papa lebih dulu. Untuk urusan kehidupanku setelah menikah nanti aku bisa handle dengan baik" ucap Elena santai.
"Tapi sayang... "
"Trust me" Elena menyentuh punggung tangan Sandrina dan tersenyum sangat manis seolah meyakinkan ibunya itu agar percaya pada dirinya.
"Aku mau istirahat dulu ke kamar" Elena mengambil ranselnya dan masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai dua.