NovelToon NovelToon
MENAKLUKAN SANG PEWARIS

MENAKLUKAN SANG PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Henny

Elora punya mimpi sederhana, ingin menjadi perawat dan menikah dengan pria impiannya. Bukan dari lelaki kaya, namun lelaki yang mencintainya sampai maut memisahkan. Namun impian Elora kandas saat pamannya tanpa pertimbangan apapun mengirim Elora ke Spanyol untuk menaklukan sang pewaris kekayaan keluarga Gomez sesuai dengan wasiat mamanya sebelum ia meninggal. Elora terkejut karena sesampai di Spanyol, ia harus bersaing dengan banyak perempuan yang juga punya misi yang sama, menaklukan sang pewaris. Apakah Elora bisa melaksanakan misi almarhumah mamanya? Akankah ada cinta sejati baginya di Spanyol?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Henny, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran Yang disembunyikan.

Tizza menatap Elora. Ia tahu kalau gadis itu baru selesai menangis. Matanya sembab dan rambutnya agak berantakan.

"Elora, kamu kenapa nak? Bibi panggilkan dokter saja?"

Elora menggeleng. "Aku baik-baik saja, bi." jawab Elora lalu duduk di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang.

Tizza memegang tangan Elora. "Kamu bosan di sini ya? Kamu tak bahagia di sini?"

"Aku hanya merindukan Indonesia, bi. Aku merindukan suasana yang ada di kampungku. Aku merindukan teman-teman kuliahku. Di sini aku memang mendapatkan fasilitas mewah yang tak pernah ku dapatkan di sana. Namun semua itu tak membuat ku bahagia." Elora menatap Tizza. "Bibi, ijinkan aku pulang. Aku tak mau lagi mengikuti dijodohkan dengan Enrique karena aku juga yakin kalau Enrique tak akan memilih ku."

"Sayangku. Aku sudah berjanji pada mamamu untuk memberikan kebahagiaan padamu di tempat ini. Amelia menginginkan kamu untuk tinggal di Spanyol bila kamu sudah lulus kuliah. Seandainya memang kamu tak berjodoh dengan Enrique, maka kamu pasti akan berjodoh dengan orang lain. Tetaplah di sini, nak. Aku mohon padamu."

Elora menatap wajah Tizza yang lebih permohonan. Air matanya bahkan mengalir di pipinya yang masih terlihat cantik dan mulus itu.

"Bibi....."

"Please, tinggal di sini bersamaku. Kalau kamu tak betah, kita boleh pindah ke kota atau ke Madrid. Aku punya banyak kenalan yang memiliki rumah sakit. Kamu pasti bisa bekerja di sana."

Elora memeluk Tizza sambil menangis. Tak ada yang membuatnya bisa bertahan di rumah ini kecuali kasih sayang Tizza padanya. Perempuan itu menganggap Elora seperti putrinya sendiri.

Elora terpaksa bertahan. Bukan untuk mengejar Enrique tapi tak ingin menyakiti Tizza.

**********

"Rekaman CCTV ini sudah di hapus dan diperbaiki. Jadi yang kamu lihat hanya bayangan dirimu saja yang menaiki tangga pada hal sebenarnya ada seseorang lagi di belakangmu." kata Willy, sahabat sekaligus asisten Enrique yang menangani bisnis Enrique yang lain.

"Maksudnya ini bukan rekaman yang asli lagi? Kok bisa?"

Willy yang adalah seorang ahli komputer itu tersenyum. "Di zaman sekarang apa sih yang nggak bisa? Ini sama saja dengan mengedit video menggunakan berbagai aplikasi yang ada di internet."

"Benarkah?"

"Aku sudah memperbaikinya. Kamu bisa melihatnya walaupun memang tak begitu jelas." Willy memutar layar laptopnya agar menghadap ke arah Enrique. Walaupun bayangan itu agak samar karena sudah dihapus namun Enrique dapat melihat ada seseorang yang berjalan di belakangnya. Dan Enrique yakin kalau itu adalah Elora.

"Jadi benar di malam itu Elora ikut aku ke kolam? Sayang sekali CCTV yang di kolam tak ada lagi."

"Lho, kamu kan meminta aku memasang CCTV tersembunyi yang hanya bisa di akses dari ponselmu. Kamu lupa ya? Karena lantai 3 adalah lantai privasimu jadi CCTV yang ku pasang di sana memang tak terhubung dengan CCTV yang ada di rumah ini. Kamu lupa?"

Enrique mengusap wajahnya kasar. "Astaga, kok aku bisa lupa ya?"

"Kamu mau melihat apa sih? Serius amat sampai meminta aku datang ke sini."

"Aku hanya ingin membuktikan sesuatu. Oh ya, bagaimana bisnis kita?" Enrique langsung mengalihkan pembicaraan.

"Lancar. Laporannya akan aku kirimkan besok. Jangan lupa Senin ada rapat penting jadi kamu harus ke Madrid."

"Baiklah."

"Katanya Vania sudah kembali ya?"

"Iya."

"Terus, bagaimana hubungan kalian?"

"Seperti biasa."

"Jadi kamu akan memilih Vania atau salah satu gadis yang ada di rumahmu ini?"

"Aku bingung, Wil. Kamu tahu kalau aku sangat menghargai papa, mama yang iparku. Tak ada satupun diantara mereka yang memilih Vania. Namun hatiku hanya untuk Vania."

"Ya sudah. Kamu tembak saja si Vania. Buat Vania hamil. Bereskan?"

"Gila kau! Kamu tahu bagaimana papa ku? Dia sangat menjunjung tinggi ajaran agama dan norma-norma kesusilaan. Makanya aku tak pernah mau tidur dengan sembarangan wanita saat kuliah dulu."

Willy hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Menghormati orang tua adalah kewajiban kita sebagai anak. Namun kamu juga harus mengikuti kata hatimu sendiri untuk memilih teman hidup." kata Willy sambil membereskan semua peralatan yang dibawahnya. "Aku pergi dulu ya? Sampai jumpa Senin."

Enrique menatap sahabatnya itu sampai menghilang dibalik pintu kerjanya. Ia kemudian membuka aplikasi yang ada di ponselnya. Berharap agar rekaman sebulan yang lalu itu belum terhapus.

Mata Enrique terbelalak saat melihat adegan di kolam itu. Ia memperbesar rekamannya dan melihat bagaimana panasnya ia dan Elora saling berciuman.

Jantung Enrique bertambah kencang berdetak saat melihat bagaimana ia mengangkat tubuh Elora yang nyaris tak berbusana itu menuju ke kamarnya.

Rekaman di pagi hari menunjukan Elora yang meninggalkan kamarnya sekitar jam 4 subuh. Gadis itu mengambil kimono gaun tidurnya yang ada di dekat kolam dan berlari meninggalkan lantai 3.

"Apa yang sudah kami lakukan di kamarku?"

Enrique ingat, di pagi itu saat ia terbangun tanpa busana, ia langsung mandi dan berpakaian. Namun ketika ia mencari ponselnya di atas ranjang, Enrique sempat melihat ada suatu yang menempel di seprei berwarna coklat itu. Enrique sempat berpikir kalau itu darah namun ia menepiskan semua prasangka itu.

Enrique coba mengingat kejadian malam itu. Walaupun hanya sepotong-sepotong, kini ia dapat merasakan sensasi nikmat yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. Sentuhan kulit dengan kulit, bahkan teriakan kesakitan dari Elora.

"Ya Tuhan. Aku sungguh sudah melakukan hal itu dengan Elora? Tapi kenapa gadis itu terlihat biasa saja?"

Enrique keluar dari ruang kerjanya. Ia segera menuju ke kamar Elora. Kali ini ia mengetuknya namun tak ada jawaban dari dalam.

"Tuan Enrique!" Nuna mendekati Enrique. Di tangannya ada pakaian Elora.

"Nuna, di mana Elora? Bukankah hati Sabtu dia tidak ke rumah sakit?"

"Nona memang tidak ke rumah sakit. Tadi selesai sarapan, nyonya Tizza mengajak Nina Elora ke kota. Mungkin akan menginap di sana karena tuan Pedro juga ikut. Katanya ada seminar kesehatan yang akan mereka ikuti."

Enrique langsung pergi. Ingin rasanya ia segera menyusul ke kota. Namun hari ini Vania akan datang untuk melihat pabrik pembuatan anggur. Vania ingin berinvestasi di bidang minuman anggur dan dia akan memulainya dengan kebun anggur milik keluarga Gomez.

***********

Tizza ternyata tidak membawa Elora ke kota dekat perkebunan mereka. Melainkan ia membawa Elora ke Madrid.

Selama 2 hari mereka menikmati kebersamaan. Lewat wisata kuliner dan mengunjungi berbagai tempat wisata lainnya. Tak lupa juga dengan belanja.

Elora tahu kalau Tizza berusaha menghiburnya dan Pedro selalu menjadi driver yang siapa mengantar mereka ke mana saja.

Rumah keluarga Gomez cukup besar di kota Madrid ini. Walaupun tak sebesar mansion keluarga mereka di perkebunan.

"Elora sayang, besok kamu dan Pedro akan mengikuti seminar kesehatan kan? Bibi mau berangkat ke Vanensia. Ada kerabat bibi yang meninggal di sana. Malam ini bibi akan naik jet pribadi bersama paman Hernandes. Dia sudah dalam perjalanan ke sini. Kamu nikmati saja kita Barcelona ini nanti kita ketemu lagi di peternakan ya?" kata Tizza.

"Baik, bi."

Elora pun tinggal sendiri di rumah keluarga Gomez. Pelayan di rumah ini tak sebanyak di mansion perkebunan. Hanya ada tiga orang. Itu pun yang satu tidak tinggal di dalam rumah. Sementara yang dua adalah pasangan suami-istri.

Pedro juga tinggal di apartemennya sendiri.

Seminar akan dilaksanakan jam 10 pagi dan Elora segera bersiap. Pedro akan menjemputnya.

"Elora, maaf ya, aku tak bisa hadir di seminar. Mamaku mendapatkan serangan jantung dan aku harus segera pulang." demikianlah pesan suara yan Pedro kirimkan kepadanya. Elora pun berangkat ke tempat seminar dengan menggunakan taxi.

Ia sangat menikmati seminar itu yang menambah wawasannya tentang bagaimana menjadi seorang petugas kesehatan yang cekatan dan mampu membuat para pasien menjadi nyaman dan tenang.

Seminar selesai jam 5 sore. Elora memutuskan untuk jalan-jalan sebentar di pusat kota sambil mencoba kuliner pinggir jalan yang tentu saja tak bisa ia nikmati bersama Tizza.

Pukul 7 malam Elora tiba di rumah. Pasangan suami-istri yang adalah pembantu yang biasa tinggal di sana meminta ijin untuk tidur di luar karena ada acara keluarga mereka.

Elora tahu kalau dia sendiri di rumah ini namun ia merasa aman karena rumah ini dilingkari dengan pagar tembok yang tinggi dengan gerbang yang menggunakan sensor gerak sehingga alarm akan berbunyi jika ada orang yang masuk kecuali mereka membukanya dengan password.

Selesai mandi, Elora menggunakan kaos dan celana hotpants kesayangannya yang tidak pernah ia gunakan di perkebunan karena ia tahu kalau orang di rumah ini selalu menggunakan pakaian yang sopan.

Sejak pagi sebenarnya Elora merasakan kalau tubuhnya agak lemah dan perutnya mules. Mungkin karena 2 hari ini ia harus makan makanan yang tak biasa ia makan. Elora bahkan sudah 2 hari tak makan nasi. Makanya ia ingin membuat segelas teh hangat dan makan mie instant yang tadi dibelinya di sebuah supermarket Asia.

Namun saat ia menuruni tangga, Elora kaget melihat Enrique yang sedang duduk di ruang tamu sambil menelepon.

"Kenapa lelaki ini ada di sini?" tanya Elora pada dirinya sendiri. Namun ia terus melangkah. Melewati Enrique tanpa menyapanya karena ia melihat kalau lelaki itu masih sibuk menelepon.

"Elora...., tunggu!"

Langkah Elora terhenti. Ia membalikan badannya.

"Ada apa?"

Enrique mendekat. Ia menatap Elora dengan tajam. "Selain seorang perawat, ternyata kamu hebat juga dalam mengotak-atik rekaman CCTV sehingga bisa mengelebaui orang yang melihat rekaman itu."

Wajah Elora mendadak menjadi tegang.

"Maksud mu?"

Enrique mendekat. "Jangan bohong! Aku tahu kalau kamu yang mengubah rekaman CCTV di rumahku dengan masuk ke ruangan kerjaku pukul 4 subuh. Apa maksud mu menghapus rekaman itu?"

"Hanya rekaman naik ke tangga kan?"

"Juga saat kita di kolam."

"Tidak ada CCTV di kolam." bantah Elora.

"Aku baru ingat kalau ada CCTV khusus yang tak terhubung dengan CCTV yang ada di rumah. Malam itu kita bercinta kan?"

Wajah Elora menjadi semakin pucat. Ia tak tahu harus bicara apa.

"Aku memang mabuk malam itu. Namun aku kini ingat, apa yang sudah kita lalui."

"Itu tak ada artinya buatku. Karena aku sudah biasa melakukannya dengan pacarku."

"Kamu masih perawan, Elora. Aku ingat dengan jelas bagaimana kamu menangis kesakitan. Itu bukan mimpi. Tapi kenyataan yang terjadi. Mengapa kamu ingin menyembunyikannya?"

"Aku ........"

"Kenapa?" tanya Enrique lalu menarik tubuh Elora untuk semakin dekat padanya sehingga tak ada lagi jarak diantara mereka.

*************

Apa yang akan Elora katakan?

1
Makaristi
masih teka-teki yah..
siapa yg menginginkan kematian elora??
ksh tahu donk thor 🫢🤭
rinny santoso
duh siapa yg pengen elora celaka.... Anna kah atau istri elroy....
gws mami....
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
siapa sih orang itu apa mungkin istri dari Elroy ato anak angkatnya
Tina Ajay
apa itu ibu tirinya elora🤔🤔
gia nasgia
Enrique dan Elora nggak sadar kalau baby dalam kandungan Elora,yg membuat mereka menjadi dekat 😍sehat"bumil dan si baby sampai lahiran
Eka ELissa
nah loh dilema dia... Enrique
Eka ELissa
smoga ank mu baik2 aj El prnh alamin kyk kmu 😭😭😭dia dgn ku cumn itungan bulan El...🥹🥹🥹😭
Eka ELissa
mengangkat knpa jdi mengikat Mak...😁😁😁
tintiin21
berharap baby bs menyatukan org tuanya Elora&Enrique... 🤗🤗🤗
Apriyanti
lanjut thor 🙏
Maria Kibtiyah
semoga nantinya elora menikah sama enrique ... si anna lama2 keliatan muka aslinya
Heni Fitoria
semoga bibi tizza juga ayahnya elora segera tahu
Tina Ajay
Anna ternyata sangat menyebalkaaaaaan
rinny santoso
ernique perlahan2 mulai memikirkan elora... masih penasaran siapa yg menukar hasil tes DNA elora dan elroy
rinny santoso
Terima kasih up nya mami.... GWS ya mam... 😢
Yuli Budianto
makasih udah up kak.....sehat selalu ya Kak
gia nasgia
Tanpa Enrique sadari klau mereka banyak kesamaan, tapi semoga Enrique bisa mengalahkan Elora , takut klau Elora keluar sendiri keamanannya nggak bisa di jamin
Eka ELissa
enggak tau...kita tungguin besok ...😀
Eka ELissa
dia kngen BP nya El...brhrp Enrique yg nyidam simpatik Mak...😀😀
Eka ELissa
suruh spa pilih ana...kn dia diem krna mo dpetin kmu lok udh dpt kmu Yo asli nya kluar dong 😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!