NovelToon NovelToon
Tumbal Pasung Perjanjian Gaib

Tumbal Pasung Perjanjian Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horror Thriller-Horror / Suami Hantu / Iblis / Roh Supernatural / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tumbal
Popularitas:868
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Hal yang mengejutkan dialami oleh Nurhalina, gadis penjaga toko swalayan. Ia menjadi korban penculikan dan dijadikan tumbal untuk sebuah perjanjian dengan sebelas iblis. Namun ada satu iblis yang melanggar kesepakatan dan justru mencintai Nurhalina.

Hari demi hari berlalu dengan kasih sayang dan perhatian sang iblis, Nurhalina pun menaruh hati padanya dan membuatnya dilema. Karena iblis tidak boleh ada di dunia manusia, maka dia harus memiliki inang untuk dirasukinya.

Akankah cinta mereka bertahan selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiket Pengajian

...Panca...

...────୨ৎ────...

7 hari yang lalu...

"Jadi selama ini, kamu lihat makhluk-makhluk itu, Yoana?" tanyaku, sambil mengunyah sarapan di warung depan Kampus.

Yoana yang baru nimbrung, kaget dengan pertanyaanku, "Mbok Ti. Pecel satu, ya, nggak pedes, kasih telor sama kayak Panca!"

"Nggeh," balas Mbok Ti.

Yoana ambil tempat di sebelahku, duduk di kursi plastik menghadap sawah, "Lucu-lucu, kan mereka? Gemes, gak!" ucapnya sambil cekikikan.

"Jadi, menurutmu mereka kayak boneka Labubu, ngegemesin? Yoana?" jawabku sambil menaruh punggung tangan di jidatnya. "Sengklek, kamu!"

"Udah biasa, Panca. Wong dari kecil aku sudah begitu. Jadi aku anggap mereka teman-temanku."

"Dan itu jangan dijadiin alasan kamu buat gak berteman sama manusia, Yoana!" kataku sambil menggetok jidatnya dengan pegangan sendok. "Jadi ini alasanmu gak punya teman di kampus..."

"Ya, enggak, juga. Aku punya teman, kok!"

"Siapa?"

"Tuh," tunjuk Yoana ke arah seorang pria yang sedang memarkir motornya di trotoar.

Aku pun menoleh untuk mencuri pandang.

Bayu.

"Selain si Kadal?"

"Hmmm," gumam Yoana, mencari alasan lain. Kali ini dia selamat, karen Mbok Ti memanggilnya.

"Nduk, ini pecelmu!"

"Nggih, Mbok." Yoana langsung meluncur dan kembali lagi ke kursinya, "Panca, tahu, kan etika orang makan? Dilarang berbicara oke?"

Oke.

Aku tinggalkan dia, aku duduk di dalam warung untuk mengambil minum.

"Habis dibuka mata batinnya, ya, Dik Panca?" tiba-tiba Mbok Ti bertanya, "Dulu awal-awal si Mbok juga pernah, sampai pingsan malah. Dulu si Mbok di suruh makan pakai lauk ontong pisang, biar gak kaget, biar gak muntah pas lihat mereka."

Aku menyeka air di bibirku yang tak sengaca muncrat akibat tersedak, "Arggh, Mbok bisa lihat?"

"Sekarang udah gak bisa, habisnya takut. Semenjak suami meninggal, si Mbok minta buat di tutup kembali. Soalnya sering gak bisa tidur." jelasnya sambil mengambil piring sisa makanku tadi yang tergeletak di meja. "Tapi kalau, Dik Panca udah terbiasa, malah bagus. Bisa minta tolong ke mereka buat bantu-bantu pekerjaan kita."

"Bukannya itu syirik, ya, Mbok?" tanyaku , sedikit ngegas. Si Mbok hanya diam, mungkin masih mencerna pertanyaanku.

Belum sempat menjawabnya, pelanggan lain datang. Alhasil, aku dicuekin saja.

Baik, lah.

Setelah kenyang aku memutuskan untuk duduk di samping Yoana. Kini ada Bayu yang ikut meramaikan topik.

"Katanya, nggak boleh bicara kalau makan?" tanyaku dengan tatapan menantang.

"Nyam nyam.... Khusus untukmu, Panca!" balas Yoana yang belum selesai mengunyah.

"Kalian tahu, gak? Bentar lagi ada pengajian Akbar, di lapangan. Ada Gus Tampan yang terkenal itu, loh." timpal Bayu dengan semangat. "Yang viral."

"Oh, itu? Iya, iya aku tadi lihat bannernya di perempatan." sahut Yoana. "Minggu depan kayaknya."

Mereka tampak antusias. Bayu antusias karena memang dia anaknya suka mengikuti pengajian-pengajian seperti itu. Kalau Yoana aku nggak, yakin. Mungkin karena ingin lihat Gus Tampan saja.

Kalau aku?

Jujur, gak begitu antusias.

"Pokoknya kita, harus ke sana. Oke?" ajak Bayu.

"Setuju, mmb..."

"Habisin dulu makannya, Yoana, duh!" pekikku sambil menatap Yoana. "Kalian masih mau masuk kelas, gak sih?"

"Iya lah. Wong baru kemarin kita libur. Memang kenapa?" sentak Bayu.

Aku mengarahkan layar HP yang menunjukkan jam.

09.58.

Di mata kuliah pak Anwar, telat 15 menit sama dengan Alpha serta dilarang masuk kelas.

Jika kelas dimulai jam 09.30 maka, "Sial!"

"Lari!"

"Mbok, tak bayar nanti pulange, yah!"

"Heyy!!!" panggil Mbok Ti, tapi suaranya makin pelan dan menghilang.

Kami bertiga melesat seperti PKL yang digerebek satpol PP. Bayu ada di paling depan menabraki mahasiswa lain, aku dan disusul oleh Yoana paling belakang.

Saat kami tiba di depan ruangan kelas, pintu sudah tertutup, hanya terlihat punggung pak Answar dari jendela, dia sedang menulis di papan dengan spidolnya. Teman-teman di dalam kelas menoleh ke arah kami dan memberikan kode keras untuk menunduk.

Belum sempat kami menunduk, Pak Asnwar sudah berbalik badan dan mencopot kacamatanya, akhirnya mata kita saling bertemu.

1
Ani
Sungguh wanita bodoh, sudah ada peluang utkmkabur, masih sja mau menuruti aturan. Rasakan, itu krn kebodohan mu, wanita bodoh.
Ani
Bodoh sekali wanita ini, jelas2 dia sudah mendengar tadi bahwa dia mau di jadikan tumbal, ada kesempatan utk. Lari, eh malah mikir nya berulang - ulang, berarti dia memang mau mati percuma, di jadikan tumbal. Dasar wanita bodoh.
Yuli a
loh kk,, disini lagi...
Yuli a: oh... sip lah... biar bisa baca lagi...🥰
Tya 🎀: iya balik lagi, di sebelah nge bug sistemnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!