Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Janji Renata
Hari ini Renata tidak datang ke kantor karena memang tidak ada pemotretan. Ia juga sudah membicarakan hal ini pada Digo semalam.
Untuk membuang rasa jenuhnya, akhirnya Renata memutuskan untuk pergi ke mall sekedar untuk berbelanja.
Ia memutuskan untuk membeli beberapa pakaian yang lebih tertutup, karena ia sadar jika suaminya itu sangat tidak suka jika ia selalu menjadi pusat perhatian dikantor.
Begitu sampai di mall Renata langsung mencari pakaian yang sesuai untuknya. Tidak terlalu seksi, tapi tidak juga terlalu besar.
Namun ia juga memilih beberapa baju dinas malam yang akan ia pakai jika bersama Digo nanti.
Semua yang ia suka akan ia ambil dengan senang hati. Renata tidak bermaksud untuk boros, tapi jika ia terlihat lebih cantik, bukankah Digo juga akan lebih mencintainya?
Banyak waktu yang Renata habiskan disana dan sibuk memilih pakaian. Hingga akhirnya ia selesai berbelanja dan membayar semuanya menggunakan kartu black card yang Digo berikan padanya.
Renata mulai berjalan pergi dengan membawa banyak tas belanjaan di tangannya.
langkah Renata tiba-tiba terhenti ketika ada yang menepuk pundaknya. Wanita itu langsung menoleh ke arah belakang, menyusuri pemilik tangan tersebut.
Tampak Jihan berdiri di belakangnya dengan wajah datar. Renata buru-buru memutar tubuhnya dan menyapa jihan dengan ramah.
"Tante? Kebetulan sekali kita bertemu disini." ucap Renata.
Hening sejenak, Jihan tidak langsung menjawab sapaan Renata padanya.
"Biasa kita bicara sebentar?" tanya Jihan dengan nada datar.
"Oh, tentu saja." ucap Renata sambil tersenyum.
Kini mereka berdua sudah berada di dalam restoran yang terdapat di dalam mall tersebut.
"Sudah berapa lama kamu mengenal anak saya?" tanya Jihan. Wajahnya pun belum terlihat ramah sama sekali pada Renata.
"Baru beberapa bulan terakhir Tante." jawab Renata apa adanya.
Jihan mengangguk kecil dan membuang nafas. "Langsung pada intinya saja Renata, kita sama-sama perempuan. Kamu pasti tau, jika sampai kapanpun didalam rumah tangga, orang ketiga itu adalah benalu. Saya tau, kalian berdua saling mencintai. Digo sudah bicarakan semuanya pada saya. Tapi, saya dan Daniel hanya memiliki Digo. Dia anak kami satu-satunya. Saya tidak ingin hubungan kamu dengan Digo itu akan merusak aliran darah antara Digo dengan papanya. Karena sampai kapanpun, papa Digo tidak akan pernah merestui hubungan kalian. Dan asal kamu tau, Kinara dan Digo sudah sepakat untuk memperbaiki hubungan mereka atas permintaan papa Digo tanpa adanya orang ketiga." tegas Jihan. Wanita paruh baya itu tidak segan-segan bicara terang-terangan pada Renata.
Ia berharap agar Renata dapat mengerti dan pergi dari kehidupan putranya dengan sukarela.
Renata menghela nafas dan tersenyum. "Saya mengerti maksud tujuan Tante, tapi maaf saya tidak bisa melakukannya. Saya memang hanya orang ketiga didalam hubungan mas Digo dan Kinara. Tapi saya tidak akan pernah pergi dari kehidupan mas Digo kecuali mas Digo sendiri yang menginginkannya. Bukannya saya tidak ingin hubungan mas Digo dan om Daniel membaik. Tapi mas Digo sendiri lah yang sudah memilih saya, jadi saya akan pergi jika mas Digo sendirilah yang memintanya." jelas Renata.
Ia sudah berjanji pada Digo, jadi apapun yang terjadi ia akan tetap memperjuangkan hubungan mereka berdua bersama-sama.
Meski Renata tau ini tidak mudah, tapi.. bukankah semua ikatan rumah tangga memiliki sebuah perjuangannya masing-masing. Dan Renata tengah memperjuangkan itu bersama Digo.
rahang Jihan mengeras, ia menyipitkan tatapannya pada Renata. "Sungguh keras kepala!" umpatnya.
Jihan mengeluarkan sebuah cek kosong dari dalam tas kecil yang ada di pangkuannya lalu menggesernya ke depan meja Renata.
"Tulis berapapun yang kamu mau, aku akan memberikan lebih dari yang Digo berikan padamu. Asalkan kamu mau menyetujuinya, pergilah kemanapun yang kamu mau. Biarkan Digo bahagia bersama Kinara." ucap Jihan mencoba membujuk Renata.
dengan tegas Renata langsung menolaknya. "Maaf Tante, tapi apa yang diberikan oleh mas Digo tidak akan pernah bisa dibeli dengan uang. Saya harap Tante paham itu." Renata menggeser kembali cek tersebut lalu berdiri. "Saya permisi." Renata pergi meninggalkan Jihan yang tampak sangat kesal padanya.
Wajah Jihan memerah, darahnya mulai mendidih. sepertinya ia harus mencari cara lain untuk memisahkan Renata dan Digo secepatnya. Ia tidak ingin Daniel sampai tau jika Digo masih memiliki hubungan dengan wanita itu. Jihan hanya ingin keluarganya kembali hangat seperti dulu.
Renata masuk ke dalam mobil dan mulai melaju pergi dari area mall tersebut.
Renata tidak habis pikir pada orang tua Digo yang lebih memilih kebahagiaan Kinara di bandingkan dengan kebahagiaan putranya sendiri.
Renata tidak pernah berfikir untuk membuat Digo meninggalkan Kinara, ia bahkan rela jika harus menjadi istri kedua. Tapi mereka malah begitu tega dan berniat untuk memisahkan dirinya dengan Digo.
Ciiit!!!
Renata menginjak rem mobilnya dengan kasar. pikirnya yang sedang tidak fokus membuatnya hampir saja menabrak mobil seseorang.
"Astaga! Apa yang aku lakukan?!" umpat Renata.
ia buru-buru turun dari mobilnya untuk mengecek apakah mobil yang ada didepannya itu rusak atau tidak.
"kenapa hari ini aku begitu sial!" ucapannya sambil keluar dari mobil.
"Saya akan mengeceknya Tuan." ucap supir tersebut pada tuannya yang duduk di belakang mobil.
Begitu pria itu melihat Renata yang keluar dari dalam mobil didepan, ia langsung mencegah sang supir.
"Tunggu! Biar aku saja yang keluar." ucapannya.
"Tapi tuan Hariz?" sela supir tersebut.
Ya, pria itu adalah Hariz. ia masih ingat betul dengan wajah Renata, wanita yang malam itu berada di dalam mobil Digo. Dan ia lah yang tidak lain adalah istri kedua Digo yang Kinara maksud.
Hariz mengangkat tangannya, memberi kode agar sang supir diam. Hariz segera turun dan menemui Renata.
"Maaf Tuan, saya benar-benar tidak sengaja." ucap Renata sopan.
"Tidak masalah nona. Tapi sepertinya saya pernah melihat anda?" ucap Hariz.
"Benarkah? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Renata.
Hariz mengangkat tangannya dan menggoyangkan jari telunjuknya. "Tidak, tidak.. Tapi jika tidak salah, anda adalah seorang artis majalah yang cukup terkenal?" tanya Hariz.
Renata tersenyum. "Anda terlalu berlebihan tuan."
"Tapi saya tidak salah orang bukan?" tanya Hariz memastikan.
"Ya, saya Renata Anastasya." ucap Renata.
"Hariz." ucap Hariz sambil mengulurkan tangannya. Renata pun langsung menyambut uluran tangan dari Hariz.
"Jadi bagaimana tuan? Apa kita harus membawa mobil anda ke bengkel?" tanya Renata.
"Tidak perlu berlebihan nona, ini hanya lecet kecil. biar supir saya yang menanganinya nanti." ucap Hariz dengan ramah.
"Benar tuan tidak apa-apa?" tanya Renata memastikan.
Haris mengangguk sambil tersenyum. " Nona tenang saja, saya tidak akan membawa ini kejalur hukum nona." ucap Hariz.
"Panggil saja Renata Tuan. Kalau begitu apa sekarang saya boleh pergi?" tanya Renata.
"Tentu, Renata." jawab Hariz.
Renata pun masuk ke dalam mobil begitu juga Hariz. Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka masing-masing.
/Heart/