NovelToon NovelToon
Lady Of Queen

Lady Of Queen

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua / Slice of Life
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady_Xiyun

Putra Mahkota Arthur Orion de Havencourt telah kehilangan minatnya terhadap wanita setelah mantan tunangannya menikah dengan kerajaan lain. Ratu, yang melihat putranya seperti tidak berminat menikah, memiliki ide untuk menjodohkannya dengan putri seorang duke wilayah Nightshade. Namun, duke tersebut ternyata membenci kekaisaran karena kaisar sekarang mengambil tahta kakaknya melalui kudeta.

Arthur, yang tidak menyadari hal ini, tanpa sengaja bertemu dengan seorang gadis yang menarik hatinya. Seraphina Elara de Nightshade, putri dari duke Alexander Victor de Nightshade, merasa terkekang dari segala aturan dan peraturan sebagai seorang wanita. Ia berminat untuk pergi ke ibukota dan hidup bebas dari keluarganya.

Ketika Seraphina bertemu dengan Arthur, seorang pria yang aneh dan menarik, hidupnya mulai berubah. Apakah cinta mereka dapat mengatasi konflik antara keluarga mereka, atau apakah kebencian dan dendam akan menghancurkan kesempatan mereka untuk bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rahasia di Balik Saus

Di tengah-tengah acara festival yang meriah, tiba-tiba ada yang keracunan makanan. Salah satu utusan kerajaan lain, yaitu Lord Thomas dari Kerajaan Everwood, tiba-tiba merasa sakit dan pingsan.

Semua orang menjadi panik dan berlari untuk membantu Lord Thomas. Raja William segera memanggil penyelidikan untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" tanya Raja William dengan suara yang khawatir.

"Lord Thomas keracunan makanan, Your Majesty," jawab salah satu pelayan.

Raja William memandang pelayan itu dengan mata yang tajam. "Segera panggil penyelidikan dan dokter untuk mengetahui apa yang terjadi," perintah Raja William.

Penyelidikan segera dimulai dan dokter dipanggil untuk merawat Lord Thomas. Semua orang menjadi cemas dan khawatir tentang apa yang terjadi.

Di sisi lain, Putra Mahkota Alaric yang masih berada di ruangan lain, mendengar tentang kejadian itu dan menjadi khawatir. Dia segera memutuskan untuk pergi ke tempat kejadian untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" tanya Putra Mahkota Alaric kepada salah satu pelayan.

"Lord Thomas keracunan makanan, Your Highness," jawab pelayan itu.

Putra Mahkota Alaric memandang pelayan itu dengan mata yang tajam. "Saya ingin mengetahui apa yang terjadi," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Pelayan itu mengangguk dan memimpin Putra Mahkota Alaric ke tempat kejadian. Di sana, Putra Mahkota Alaric melihat Lord Thomas yang masih terbaring di tanah, dan Raja William yang sedang memimpin penyelidikan.

Putra Mahkota Alaric mendekati Raja William dan meminta penjelasan tentang kejadian itu.

"Apa yang terjadi, Ayah?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang khawatir.

Raja William memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang serius. "Lord Thomas keracunan makanan, Alaric," jawab Raja William. "Kami masih menyelidiki apa yang terjadi."

Putra Mahkota Alaric memandang Lord Thomas yang masih terbaring di tanah. "Apakah dia akan baik-baik saja?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang khawatir.

Raja William mengangguk. "Dokter sedang merawatnya, Alaric. Kami berharap dia akan sembuh."

Putra Mahkota Alaric memandang Raja William dengan mata yang tajam. "Saya ingin membantu dalam penyelidikan ini, Ayah," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Raja William memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang khawatir. "Alaric, saya tidak ingin kamu terlibat dalam hal ini," jawab Raja William.

Putra Mahkota Alaric memandang Raja William dengan mata yang tajam. "Saya ingin membantu, Ayah," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Saya tidak ingin ada yang terjadi pada tamu kita."

Raja William mengangguk. "Baiklah, Alaric. Kamu dapat membantu dalam penyelidikan ini. Tapi, kamu harus berhati-hati."

Putra Mahkota Alaric mengangguk. "Saya akan berhati-hati, Ayah," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Penyelidikan pun dimulai, dengan Putra Mahkota Alaric dan Raja William bekerja sama untuk mengetahui apa yang terjadi pada Lord Thomas.

Putra Mahkota Alaric dan Raja William mulai menyelidiki kejadian itu dengan bantuan beberapa pelayan dan penjaga istana. Mereka mulai dengan memeriksa makanan yang disajikan di acara festival dan mencari tahu siapa yang mempersiapkan makanan itu.

Setelah beberapa jam menyelidiki, mereka menemukan bahwa makanan yang disajikan di acara festival itu dipersiapkan oleh seorang koki yang baru direkrut oleh istana. Koki itu bernama Emma, dan dia tampaknya memiliki reputasi yang baik di kalangan koki lainnya.

Namun, ketika Putra Mahkota Alaric dan Raja William menanyakan Emma tentang makanan yang disajikan di acara festival, dia tampaknya terlalu bersemangat dan tidak tenang. Putra Mahkota Alaric dan Raja William saling memandang dan merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Emma, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma terlihat panik dan tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Putra Mahkota Alaric dan Raja William memutuskan untuk memanggil penjaga istana untuk menginterogasi Emma lebih lanjut.

Sementara itu, di ruangan lain, Viona dan Pangeran Karel sedang berbicara tentang kejadian itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Viona dengan suara yang khawatir.

Pangeran Karel memandang Viona dengan mata yang serius. "Saya tidak tahu, Viona," jawab Pangeran Karel. "Tapi, saya memiliki perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres."

Viona memandang Pangeran Karel dengan mata yang khawatir. "Apa yang akan kita lakukan?" tanya Viona.

Pangeran Karel memandang Viona dengan mata yang serius. "Kita harus menemukan tahu apa yang sebenarnya terjadi," jawab Pangeran Karel. "Dan kita harus melindungi diri kita sendiri."

...****************...

Robi salah satu pegawai yang tadi di bawa Seraphina atau Ela. Segera mencari tahu kenapa di makanan ada masalah dan membuat tamu penting menjadi keracunan.

"Maaf yang mulia raja William saya ingin mengatakan sesuatu." kata Robi mendekati rombongan raja.

"Iya apa yang ini kamu katakan."

"Tadi saya dan Ela sudah memeriksa semua bahan tidak ada yang perlu di khawatirkan, sepertinya ada yang sabotase makanan tersebut."

Raja William memandang Robi dengan mata yang tajam. "Sabotase?" ulang Raja William dengan suara yang serius. "Apa yang membuat kamu berpikir seperti itu, Robi?"

Robi mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Saya dan Ela sudah memeriksa semua bahan makanan sebelum disajikan, dan tidak ada yang tampak mencurigakan. Tapi, setelah kejadian itu, saya menyadari bahwa ada satu bahan yang tidak saya periksa dengan baik."

Raja William memandang Robi dengan mata yang tajam. "Apa bahan itu?" tanya Raja William dengan suara yang serius.

Robi ragu-ragu sebelum menjawab. "Saya tidak yakin, tapi saya pikir itu mungkin ada hubungannya dengan bahan yang digunakan untuk membuat saus."

Putra Mahkota Alaric memandang Robi dengan mata yang tajam. "Saus?" ulang Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Apa yang membuat kamu berpikir seperti itu, Robi?"

Robi mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Saya ingat bahwa Ela pernah mengatakan bahwa saus itu dibuat oleh koki baru yang direkrut oleh istana. Saya tidak tahu apakah itu ada hubungannya dengan kejadian itu, tapi saya pikir itu patut untuk diselidiki."

Raja William memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang tajam. "Alaric, saya ingin kamu untuk menyelidiki lebih lanjut tentang koki baru itu dan saus yang dibuatnya."

Putra Mahkota Alaric mengangguk. "Saya akan menyelidikinya, Ayah," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Putra Mahkota Alaric segera memulai penyelidikannya tentang koki baru itu dan saus yang dibuatnya. Dia memanggil beberapa pelayan dan penjaga istana untuk membantunya dalam penyelidikan.

Mereka mulai dengan menginterogasi koki baru itu, yang bernama Emma. Emma tampaknya sangat nervus dan tidak tenang saat diinterogasi.

"Apa yang kamu ketahui tentang saus yang kamu buat?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma ragu-ragu sebelum menjawab. "Saya... saya hanya membuat saus seperti yang diperintahkan oleh kepala koki," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Apa yang kamu ketahui tentang bahan-bahan yang digunakan dalam saus itu?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma tampaknya semakin nervus. "Saya... saya tidak tahu apa-apa tentang bahan-bahan yang digunakan," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Kamu tidak tahu apa-apa tentang bahan-bahan yang digunakan?" ulang Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma menggelengkan kepala. "Tidak, saya tidak tahu apa-apa," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Baiklah, Emma," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Kamu harus datang dengan saya untuk diinterogasi lebih lanjut."

Emma tampaknya sangat takut. "Tapi... tapi saya tidak melakukan apa-apa yang salah," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Kita akan lihat tentang itu," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma kemudian dibawa oleh Putra Mahkota Alaric dan beberapa pelayan untuk diinterogasi lebih lanjut. Sementara itu, Raja William dan Ratu Alethea sedang berbicara tentang kejadian itu.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Ratu Alethea dengan suara yang khawatir.

Raja William memandang Ratu Alethea dengan mata yang serius. "Saya tidak tahu, Alethea," jawab Raja William. "Tapi, saya akan melakukan segala yang saya bisa untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."

Ratu Alethea memandang Raja William dengan mata yang khawatir. "Saya harap kamu bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," kata Ratu Alethea dengan suara yang lembut.

Raja William memandang Ratu Alethea dengan mata yang serius. "Saya akan melakukan segala yang saya bisa," kata Raja William dengan suara yang serius.

Sementara itu, Putra Mahkota Alaric dan beberapa pelayan sedang menginterogasi Emma lebih lanjut. Mereka berusaha untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian itu.

"Emma, kami tahu bahwa kamu tidak bersalah," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang lembut. "Tapi, kami perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Emma memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang takut. "Saya... saya tidak tahu apa-apa," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Emma, kami tahu bahwa kamu tidak sendirian dalam membuat saus itu," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Siapa yang membantu kamu?"

Emma ragu-ragu sebelum menjawab. "Saya... saya dibantu oleh seseorang," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Siapa orang itu?" tanya Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius.

Emma memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang takut. "Saya... saya tidak bisa mengatakan," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Emma, kamu harus mengatakan," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Kami perlu tahu siapa yang bertanggung jawab atas kejadian itu."

Emma ragu-ragu sebelum menjawab. "Saya... saya akan mengatakan," kata Emma dengan suara yang lembut. "Tapi, saya minta kamu untuk melindungi saya."

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang serius. "Kami akan melindungi kamu," kata Putra Mahkota Alaric dengan suara yang serius. "Tapi, kamu harus mengatakan siapa orang itu."

Emma memandang Putra Mahkota Alaric dengan mata yang takut. "Saya... saya dibantu oleh... oleh Ela," kata Emma dengan suara yang lembut.

Putra Mahkota Alaric memandang Emma dengan mata yang tajam. "Ela?" ulang Putra Mahkota Alaric pura - pura tidak mengenal Ela dengan suara yang serius. "Siapa Ela?"

"Dia pemilik kedai Dreamweaver's Den, yang mulia." ujar Emma dengan suara bergetar dan ketakutan.

...To Be Continued...

Note:

Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love you

1
Zalina
ceritanya menarik
Freya Cattleya
gini namanya Seraphina Elara de Nightshade kedua sahabat baiknya gak tau kalau dia anak seorang duke jadi dia memperkenalkan diri menjadi ela singkatan elara.
Dede Mila
mampir
Freya Cattleya: kemana
total 1 replies
kalea rizuky
oh jd satu nama
kalea rizuky
q kira ketemu serafina kok jd Ella
Musiyana Oke
cerita romance fantasy menarik
Freya Cattleya
menarik dan tidak membosankan
gema sunyi
cerita nyata Dan menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!