Tuan Dave Anderson dalam usianya yang terbilang muda, dirinya sudah mempunyai segalanya. Pemimpin Intel Group itu memiliki karier yang sangat sukses, harta berlimpah, dan otak yang cerdas. Tapi semua yang di milikinya itu percuma, karena di dalam hidup Dave tidak akan pernah ada kata hubungan cinta.
Jingga gadis yatim piatu yang sangat berani, masuk kedalam kehidupan Dave Anderson. Akankah sosok Jingga bisa membuat seseorang Dave Anderson mau menjalani sebuah hubungan?
Ig mom_tree_17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Mansion Anderson.
Jingga berjalan masuk ke dalam mansion, mengikuti langkah Jo yang berjalan didepannya. Langkah Jingga terhenti saat menabrak punggung belakang Jo, yang berhenti mendadak. Dengan perlahan Jingga, menatap kearah yang ditatap oleh Jo.
"Tuan Dave," gumam Jingga dalam hati. Menatap pria yang sedang berdiri di dekat tangga, dengan tatapan mata setajam silet.
Sementara Dave yang sedari tadi menunggu jingga, kini menatap wanita itu dengan tajam. Dave merasa sangat marah, karena tahu Jingga pergi keluar sendirian dari perusahaan miliknya. Apalagi saat tahu dari Jo, bahwa Jingga pergi bersama Mike.
"Kau kemarilah!" seru Dave, dengan tatapan dinginnya.
Jingga menatap pada Jo, lalu matanya kembali menatap pada tuan Dave.
"Kenapa kau diam? Apa kau tuli?" Dave berkata, dengan suara yang meninggi.
Jingga sekali lagi menatap pada wajah Jo, yang terlihat diam dan tidak bereaksi apa pun. Lau menatap pada tuan Dave. "Anda berbicara padaku?" tanya Jingga, menunjuk dirinya sendiri.
"Tentu saja padamu! Memangnya siapa lagi yang ada di ruangan ini selain kau?" tanya Dave, dengan wajah yang gusar.
Dengan reflek Jingga menatap pada Jo, yang masih terlihat dengan ekspresi datarnya.
Jo yang tahu jika dirinya ditatap oleh nona Jingga, hanya bisa menghela napasnya dengan berat."Kau sungguh terlalu tuan, memangnya aku ini hantu? Tidak terlihat di matamu?" gumam Jo, dalam hati.
"Di sini juga ada Jo." Tunjuk Jingga, dengan wajah polosnya.
"Dia pengecualian!" sahut Dave.
"Pengecualian?" gumam Jingga, dengan mengerutkan keningnya.
"Kau jangan mengalihkan pembicaraan! Kemarilah!" bentak Dave.
Jingga yang mulai menyadari, jika saat ini tuan Dave sedang marah padanya entah karena apa. Dengan perlahan berjalan menghampiri tuan Dave Anderson.
"Siapa yang mengijinkan dirimu pergi sendiri dari kantorku?" Dave menatap tajam, pada Jingga yang terlihat menundukkan kepalanya. "Jawab!" bentak Dave, saat tidak mendengarkan jawaban dari Jingga.
"Tidak ada." Lirih Jingga.
"Siapa yang mengijinkan dirimu untuk makan siang bersama pria lain?"
"Ti-tidak ada, tuan."
"Lalu kenapa kau melakukannya, tanpa seijin diriku?" tanya Dave kembali. "Kau itu seperti jalang yang dengan mudahnya pergi bersama pria asing!" Dave berkata dengan sinis.
Mendengar dirinya disebut sebagai jalang, membuat hati Jingga terasa sangat panas. Bahkan saat ini dirinya dengan berani menatap tajam pada wajah tuan Dave.
"Aku bukan jalang! Dan kenapa kau bertanya seperti itu? Tadi ketika kau mencium bibirku, apa kau meminta ijin dariku? Tidak bukan? Lalu kenapa aku harus meminta ijin padamu jika aku ingin pergi bersama pria lain?" Jingga menatap tajam pada Tuan Dave Anderson.
Dave langsung terdiam, dan tidak bisa membalas perkataan Jingga. Lain halnya dengan Jo, wajah yang biasanya tanpa ekspresi apapun. Kini terlihat tercengang dan merasa tidak percaya dengan apa yang didengar olehnya. Seorang Tuan Dave Anderson mencium seorang wanita? Bagaikan mendengar kabar matahari terbit dari arah barat.
"Sekali lagi kau menyebutku jalang, maka disaat itu juga aku akan pergi dari mansion ini!" Ancam Jingga, lalu berjalan menuju kamarnya. Namun baru beberapa langkah, Jingga membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekati Jo. "Ini untukmu Jo, aku sudah tidak berselera untuk makan!" Jingga menyerahkan makanan yang tadi di bungkus oleh Tuan Mike untuknya. Lalu berjalan kembali kearah kamarnya, tanpa menatap wajah tuan Dave.
"Berani sekali dia mengancamku!" seru Dave, dengan wajah yang kesal. Menatap punggung jingga yang berlalu dari hadapannya. Tatapan matanya kini beralih menatap sesuatu yang ada di tangan Jo.
"Apa itu Jo?"
"I-ini ... " belum sempat menjawab pertanyaan tuan Dave, dirinya terkejut saat tuannya mengambil makanan yang ada di tangannya.
"Kau tidak boleh menerima apa pun dari Jingga!" Dave berlalu dari hadapan Jo, dengan senyum tipis di wajahnya.
"Tapi tuan, itu .." Jo hanya bisa menatap kepergian tuan Dave, dengan menghela napasnya. "Mudah-mudahan tuan Dave tidak akan pernah tahu, jika makanan itu pemberian dari tuan Mike." Gumam Jo, dalam hati. Karena kalau sampai itu terjadi, sudah dapat dipastikan kalau dirinya akan lembur kerja selama satu bulan full.
tapi apa spesial ny, jingga? mike Dave tampan, tajir smpe klepek"?
seperti makhluk kasat mata /Facepalm//Facepalm//Grin/
kayaknya jingga itu anak mereka ya.
Kaka adik donk sm jeny
tapi bagus jingga, /Casual/