KLAUSUL CINTA SANG CEO

Damian’s POV

Pembicaraan terakhir dengan Thomas membuatku panas. Aku merasa jengkel. Mengapa menjatuhkan anak kemarin sore macam Alexander yang jelas jelas banyak kelemahan dan kekurangan dari sisi personal life rasanya begitu sulit.

Sebenarnya banyak hal yang bisa aku hembuskan sebagai isu yang bisa merusak citranya sebagai CEO sebuah perusahaan besar. Hanya saja selama ini aku masih belum cukup tega melakukan semua itu padanya. Namun waktu ku terbatas, sebelum aku mati, aku harus punya kepastian bahwa akulah pemilik tunggal Remington Steel Corp. Tanpa itu semua aku tidak akan mati dengan tenang.

Segera aku menghubungi kontak ku dari bidang media dan promosi,

“Hugo, aku perlu bantuanmu.Tolong kau buatkan berita di media online milikmu dan milik beberapa rekanmu. Tentang Alex”

Suara di seberang terdengar antusias.

"Jadi… kau ingin aku menulis artikel tentang Alexander Remington?"

Damian tersenyum tipis.

"Bukan hanya artikel, aku ingin berita utama. Sesuatu yang membuat semua orang meragukan profesionalisme kerja dari Alexander,”

Wartawan itu tertawa kecil.

"Kau punya sesuatu yang bisa dijadikan bahan skandal?"

Damian mengambil sebuah dokumen dari mejanya, matanya berkilat licik.

"Lebih dari cukup. Siapkan headline seperti ini: ‘Alexander Remington: CEO Berbahaya dengan Masa Lalu Kelam. Sertakan juga rumor bahwa dia memanipulasi saham perusahaannya, dan tambahkan bumbu bahwa istrinya sendiri mungkin menjadi korban permainan kotornya. "

Hugo itu tertawa penuh minat.

"Skandal bisnis dan pernikahan dalam satu berita? Ini akan jadi ledakan besar."

Aku tersenyum puas, dan aku tambahkan permintaan khusus pada Hugo.

"Pastikan beritanya menyebar dengan cepat."

Dalam hati aku berkata, “Kali ini kau pasti tamat Alexander,”

Hugo benar benar melaksanakan perintahku dengan cepat. Dalam hitungan jam sudah muncul di berbagai media online tajuk berita yang sangat dahsyat.

Judul-judul mulai muncul di layar ponsel dan televisi:

Alexander Remington: CEO Berbahaya dengan Masa Lalu Kelam?

Istrinya Hanya Alat? Apakah Valeria Sinclair Terjebak dalam Pernikahan Beracun?

Manipulasi Saham? Skandal Keuangan Besar Mengancam Remington Steel Corp!

Tak berapa lama aku mendapat laporan dari broker Remington Steel Corp, jika harga saham goncang dan anjlok sebanyak 2 digit.

Segera aku menghubungi Thomas.

“Thomas, apa yang kau inginkan sudah terjadi, Saham Remington anjlok sebanyak dua digit.” ujarku penuh semangat.

Melalui ponselnya thomas pun menjawab,” Apa? Bagaimana bisa? Tadi pagi semua baik baik saja!”

“Sudahlah kau jangan banyak tanya. Aku sudah membuat kolam ikan menjadi keruh, tinggal tebar racunnya agar ikan itu mati. Tugasmu melobi orang pemerintahan, agar apa yang kau inginkan tercapai.”

“Hahhah, kinerjamu luar biasa Damian. Aku puas. Oke terimakasih!”

Begitu pembicaraanku dengan Thomas berakhir, segera masuk banyak sekali pesan singkat dari para Pemegang saham. Mereka semua menanyakan kebenaran dari berita online yang mengguncang nilai saham Remington Steel Corp. Salah satunya adalah ketua dewan komisaris, yang juga teman dekat ayah Alexander, bernama Nicholas.

“Halo Nicholas, apa yang bisa aku bantu?”

“Damian, apakah kau sudah baca berita online pagi ini terkait Skandal Baja? Apakah benar keponakan mu melakukan semua itu?”

“Maaf Nicholas, aku tidak tahu kebenarannya. Aku rasa kau bisa minta RUPS jika ada keraguan diantara pemegang saham, terhadap kinerja Alex, ” jawabku

“Ah, apa apaan ini. Dari mana Harian online bergengsi seperti United Steel bisa memberitakan hal besar jika tidak ada campur tangan orang dalam?” teriak Nicholas dengan nada tinggi.

“Sebaiknya kau tanyakan langsung pada Alex kebenaran semua itu. Tanyakan juga status perkawinannya dengan istrinya. Aku dengar mereka menikah hanya atas kesepakatan dan bukan karena cinta. Pernikahan akan berakhir dalam setahun kedepan,”

Aku mendengar suara nafas Nicholas terasa berat dan suaranya bergetar menahan amarah,” Atur pertemuan untuk kita lakukan RUPS, keponakanmu itu sudah tidak dapat dipercaya.”

Aku tersenyum puas. Ah akhirnya hari sial datang juga padamu Alex.

******

Valeria’s POV

Jennifer menelpon tadi pagi. Dia menanyakan perihal kebenaran sebuah tajuk berita online yang berbunyi, Istrinya Hanya Alat? Apakah Valeria Sinclair Terjebak dalam Pernikahan Beracun?

Aku terdiam saat Jennifer mengirimkan link berita itu.

“Valeria, apakah kau baik baik saja? Aku membaca tajuk berita itu dan aku sangat khawatir denganmu,”

Aku menjawab dengan sedikit terbata bata, “ Ak…aku baik baik saja. Kau tidak perlu khawatir Jennifer. Ok.? Nanti aku kabari lagi.” KLIK

Sengaja aku matikan telepon dari Jennifer. Aku tidak sanggup berkata apa apa. Memang sejak awal aku tahu, bahwa perkawinanku dengan Alex hanyalah sebuah pernikahan bisnis. Aku pun sadar bahwa aku bisa jadi hanyalah sebuah alat bisnis.

Namun sikapnya padaku, kemesraannya dan semua kata katanya bahwa dia membutuhkanku, bahwa dia ingin aku ada didekatnya. Apakah itu juga bagian dari sandiwara? Ataukah itu perasaannya yang sejati? O My God. Tiba tiba kau merasa seperti wanita naif dan tolol.

Namun pemberitaan buruk tentang Alexander di media online bukan sekali ini. Beberapa waktu lalu alex sudah berhasil membuktikan bahwa dia bukan lah orang yang melakukan perselingkuhan saat sudah menjadi suamiku.

Karena itulah aku masih sangat percaya bahwa Alex tidaklah seburuk yang diberitakan dalam berbagai surat kabar online itu. Aku hanya ingin tahu seperti apa reaksinya jika nanti dia sudah sampai di rumah.

Belum selesai kegundahanku dengan berbagai berita online yang kembali muncul seolah ingin menghancurkan reputasi Alex, tiba tiba Elizabeth masuk dan memberikan sebuah amplop besar padaku.

“Seseorang mengantarkan ini tadi. Katanya khusus untukmu,”

“Dari mana kah ini Elizabeth, “ tanyaku.

“Maaf aku tidak melihat tertera nama pengirim. Tadi yang menyerahkan padaku adalah Security. Beberapa jam lalu ada seorang wanita menyerahkan amplop ini pada mereka. Tapi ketika ditanya identitasnya, dia hanya menjawab dg mengatakan bahwa mereka sahabatmu.’

Aku mengernyitkan kening. Setelah Elizabeth pergi, aku membuka amplop besar itu dan mengambil beberapa dokumen yang ada di dalamnya.

Betapa terkejutnya aku, ketika foto foto yang dikirim padaku adalah Foto-foto dari beberapa wanita berbeda, dan semuanya diambil di mansion ini. Beberapa di antara mereka tampak akrab dengan Alexander, tertawa bersamanya, mencium pipinya. Tapi yang paling menyakitkan adalah bahwa Setiap foto diambil di kamar paviliun belakang, di tempat tidur yang menjadi saksi malam pertama ku dan alex

Tanganku bergetar hebat, dengan langkah gontai aku naik ke kamarku di lantai dua. Aku ingin merenungi kebodohanku, keluguan ku dan ketololan ku. Air mata tak terbendung lagi. Aku menangis sejadi jadinya. Sambil berteriak sekencang kencangnya…aku sudah tidak peduli lagi dengan apapun.

*****

Alexander’s POV

Seharian ini feelingku tidak nyaman. Seperti ada hal besar yang akan terjadi, tapi entah apa. Begitu Erik muncul di hadapanku dengan tatapan khawatir, aku sudah bisa menebak apa yang terjadi.

“Ada apa Erik? Hal buruk apa lagi yang terjadi?” tanyaku sambil lalu

“Tuan, sebaiknya anda cek harga saham Remington, pagi ini menyentuh titik Nadir. Dewan Komisaris baru saja memberitahukan, bahwa akan diadakan rapat besok pagi untuk membahas isu yang menyebabkan anjloknya harga saham perusahaan kita,” jawab Erik dengan ekspresi cemas.

Sontak aku mengambil ponselku dan melakukan cek nilai saham Remington Corp, dan betapa terkejutnya aku ketika aku mendapati nilai saham anjlok sampai dengan dua digit.

“Panggil bagian keuangan dan perwakilan perbankan, aku ingin mengadakan rapat sekarang,” teriakku panik.

Gila! Apa yang terjadi sehingga nilai saham perusahaan terjun bebas seperti ini. Aku tidak punya waktu lagi. Aku harus secepatnya menyelamatkan nilai saham perusahaan, agar segera naik.

“Tuan ini beberapa link berita yang kemungkinan menjadi sebab dari anjloknya harga saham kita, “ ujar Erik.

Mataku kembali terbelalak membaca semua berita online hari ini. Bahkan yang terparah adalah berita terkait Valeria. Aku sontak teringat dirinya. Segera aku hubungi Valeria maksudku adalah agar dia tenang. Namun sayang, panggilanku padan ponselnya berkali kali dia reject, Aku makin gelisah. Aku coba mengatur nafas, dan fokus menyelesaikan masalah satu demi satu. Ok aku harus fokus pada menyelamatkan saham perusahaan terlebih dahulu.

“Erik, perintahkan Pengacaraku Robert, untuk melakukan siaran pers, dan menyangkal semua tuduhan yang dilontarkan oleh berbagai berita online itu. Kemudian suruh dia berkata bahwa aku akan melakukan tuntutan pada sejumlah surat kabar jika terbukti menyebarkan hoax.”

“Baik Tuan,”

Sementara itu staf keuangan dan perwakilan perbankan sudah berkumpul di ruang meeting utama untuk membahas mekanisme penyelamatan nilai saham Remington. Kami membahas berbagai opsi yang bisa dilakukan sembari terus mengamati pergerakan harga saham.

Untunglah nilai saham Remington pada sesi penutupan dapat diselamatkan. Terjadi penurunan nilai memang, tetapi tidak sampai dua digit, hanya sekitar 4 point . Namun itu pun sudah berarti kerugian Miliaran dolar tampak di depan mata. Aku tidak bisa mengelak lagi dan aku harus siap menanggung kerugian ini.

*****

Sepanjang jalan kembali ke Mansion, aku tidak mampu berpikir jernih. Siapa yang sudah begitu tega membuat isu kejam seperti itu. Berita yang mereka hembuskan itu bukan hanya isu tetapi sudah mengarah pada Fitnah keji. Aku bisa kehilangan segalanya dalam semalam. Dan perusahaan bisa bangkrut jika aku tidak melakukan upaya menyuntikkan dana segar dan juga mengatasi isu dengan menurunkan tim pengacara.

Badanku terasa lemas dan pikiranku kalut. Aku juga masih belum tahu apa dampak isu tersebut pada Valeria. Aku yakin dia pasti sudah membaca berita online yang viral hari ini.

Waktu mobil memasuki Mansion, jantungku berdegup kencang. Hari masih terang meskipun sudah pukul 7 malam. Dengan langkah Gontai aku masuk ke dalam Mansion.

Elizabeth sudah menyambutku dengan wajah cemas dan gelisah

“Anakku, Valeria ..” ujarnya terbata bata

“Ada apa dengan Valeria ? Mengapa dia?” ujarku dengan nada sedikit panik

“Dia menerima sebuah kiriman amplop besar yang entah apa isinya. Lalu dia berteriak teriak dalam kamarnya dan setelah itu sunyi. Aku lihat dia duduk melamun menghadap jendela dan tidak berkata sepatah kata pun. Dia juga tidak makan apapun,”

Kupejamkan mataku dan tanganku pun mengepal. Aku berpikir keras. Apa lagi fitnah yang dikirim oleh musuh musuhku untuk menghancurkan ku. Dengan langkah gontai aku menaiki tangga dan menemui Valeria.

*****