Menceritakan perjuangan seorang miliarder dalam mendapatkan seorang hati wanita cantik nan elegan. Sosok Shaleen merupakan wanita tangguh, mandiri, dan mempunyai prinsip tinggi hingga akal pikir yang cukup di luar logika.
Namun di sisi lain, seseorang bernama Peter telah lama menyusun strategi untuk menangkap Tristan. Hal itu dikarenakan dendam masa lalu, di mana ayah Peter bernama Omar Farid di tangkap. Di tambah dia baru tau kalau Tristan juga mengincar wanita yang ia cintai selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VICENZO ─ 12
Di tengah keheningan, Tristan mendengar adanya jejak kaki yang mendekat ke tempat persembunyian mereka. Mendengar itu, Tristan langsung berdiri dan menggendong Neroica. Tristan juga meminta mereka semua untuk diam, dan tidak mengeluarkan suara. Mereka semua bersembunyi di pojok ruko yang sedikit tertutup lemari. Sekilas, Tristan melihat ke arah lubang kecil dinding ruko tersebut. Ada banyak anak buah Peter yang berada di luar ruangan. Tidak mungkin Tristan hanya diam saja. Dia menurunkan Neroica, dan meminta mereka semua untuk tetap diam di tempat persembunyian. Tristan mengendap-endap keluar dari persembunyiannya. Salah satu anak buah Peter berhasil dia tangkap tanpa adanya suara. Tristan langsung mencekik lehernya sampai tewas. Tristan juga mengambil senjata anak buah Peter.
"Kalian mencari ku?" Ucap Tristan yang mengejutkan seluruh anak buah Peter. Mereka semua langsung bersama menyerang Tristan dengan menembaki nya. Tristan yang pintar dengan gesit langsung menembaki satu persatu anak buah Peter hingga tewas. Di tengah pertarungan satu melawan hampir 20 orang itu, peluru Tristan habis. Mau tidak mau Tristan melawan dengan menghajar mereka.
"SERAHKAN DIRIMU!" teriak Peter yang muncul dengan membawa senapan mesin yang cukup besar. Peter lengkap menggunakan kostum santa claus dan topengnya.
"Jangan bermain-main lagi dengan ku Vicenzo.
Jika kau berani melawan ku, akan ku habisi kau sekarang." Tristan memasang wajah seperti takut dan panik, bahkan sampai menjatuhkan senapan nya itu.
"Jadi kau masih mengira aku adalah Vicenzo?"
"Tidak usah berbohong lagi Vicenzo. Apa kau tidak capek menyembunyikan identitas mu?"
"Sekali lagi ku tegaskan kalau aku bukan─Vicenzo,"
"Ketangguhan mu sama seperti Vicenzo. Apa kau masih ingin mengelak?"
"Kau pikir di dunia ini hanya Vicenzo saja yang tangguh? Jika Vicenzo mendengar ini─dia pasti akan tertawa setelah tau, musuhnya mengakui kalau dirinyalah yang paling tangguh di dunia ini." Mendengar itu tentu membuat Peter merasa malu, karena merasa di rendahkan oleh Tristan. Peter yang kesal dengan gegabah langsung membidik senapan mesinnya untuk menembak Tristan. Sebelum peluru itu menembus perut Tristan, Leo dan Thony datang melindungi Tristan dengan membawa pintu lemari besi untuk di jadikan pelindung. Untungnya pintu itu sangat kuat dan anti api.
"Ini kak, " ucap Thony memberikan senapan lainnya yang ia ambil dari anak buah Peter. Dalam hitungan ketiga, Leo dan Thony membuka pintu itu dan Tristan langsung menembaki mereka semua. Bahkan Tristan juga menembak senapan mesin Peter sampai meledak. Setelah semua anak buah Tristan tewas, kini tersisa hanyalah Peter. Dia yang sudah tidak ada anak buah dan senjata pun memutuskan untuk lari.
"Kalian bawa yang lain keluar dari sini cepat. Biar aku yang kejar dia, "
"Baik." Leo dan Thony masuk kembali mengajak para wanita untuk segera keluar. Leo juga menggendong Neroica, untuk membantunya agar lebih cepat. Sementara itu Peter, dia terus berlari sekuat tenaga sambil melepas seluruh kostum pakaiannya. Sungguh pintar ide Peter, di mana dia berbelok ke sisi lain dan keluar gedung melalu jendela. Tristan yang tertinggal jauh tidak bisa menangkap Peter, bahkan kehilangan jejak. Peter yang berhasil lolos, diam-diam masuk barisan warga yang tadi menjadi korban pembajakan mall. Dia bahkan mendapatkan minuman dan makanan yang sedang di bagi-bagikan oleh relawan. Tak berselang lama, pintu utama mall terbuka. Shaleen dan yang lainnya berhasil lolos. Victor langsung menggerakkan keamanan untuk menolong mereka.
"Pa─paman. Kakakku masih ada di dalam, " ucap Lia meminta bantuan pada Victor.
Peter yang mendengar itu tersenyum kecil sambil menunduk. Ia kemudian mengeluarkan sebuah remote kontrol lalu menekannya. Di dala saat Tristan kebingungan mencari Peter, dia mendengar adanya bunyi alarm yang menandakan akan adanya ledakan.
"Sialan." Tristan langsung bergegas lari secepat mungkin untuk menghindari ledakan.
Boom!
Ledakan pertama di belakang Tristan membuatnya terkejut bahkan sampai tersungkur di lantai. Karena takut ada ledakan selanjutnya. Benar saja. Pada saat Tristan berdiri dan berlari. Ledakan berikutnya muncul, dan kali ini Tristan terus berlari secepat mungkin.
Ledakan di dalam mall membuat semua orang panik, terutama Lia dan Neroica. "AMANKAN SEMUA ORANG!" perintah Victor. Para petugas langsung mengamakan para warga yang dekat dengan area mall, agar tidak terkena ledakan.
"KAKAK," teriak Lia dan Neroica bersama. Leo dan Thony menghalangi keduanya saat hendak pergi menyelamatkan Tristan. Mereka berdua juga terlihat mulai menangis dengan sorot mata kekhawatiran. "Kau harus keluar Tuan Tristan, " batin Shaleen.
Ledakan itu terus berlanjut, sampai akhirnya menghancurkan seisi mall. Di susul dengan ledakan yang cukup besar dari depan mall, membuat Lia dan Neroica sampai melebarkan matanya. Mendadak tubuh mereka lemas, dan suara mereka membisu. Keduanya bersama, terjatuh dan terduduk lemas di aspal jalanan halaman mall.
"K─kakak?" Neroica mulai menangis tersedu-sedu.
"Kak Lia─kakak?" Lia menatap mata adiknya dengan bola mata berkaca-kaca. Keduanya langsung saling berpeluk dan menangis mengira bahwa kakak mereka sudah tiada. Shaleen bahkan tanpa sadar sampai menjatuhkan air matanya melihat nasib kedua adik perempuan Tristan. Di tengah keheningan itu, dari jauh Victor nampak melihat sekelebat bayangan orang berjalan.
"Thomas. Bawa tim mu dan periksa ke sana." Thomas langsung bersama timnya bergerak mendekati mall yang sudah hangus terbakar itu. Perlahan-lahan bayangan itu mulai mendekat, dan saat semakin dekat rupanya itu adalah Tristan. Dia selamat, walau ada beberapa luka-luka yang mengenai kepala sampai tangannya. Leo dan Thony tersenyum saat mengetahui Tristan selamat, begitu juga dengan Shaleen. Thomas merangkul Tristan dan segera mengamankannya. Tristan menatap kedua adiknya yang menangis dan masih belum sadar kalau kakak mereka selamat. Tristan melepaskan tangannya dari rangkulan Thomas, dan perlahan mendekati adiknya.
Kedua tangan yang nampak kotor bercampur darah itu perlahan memegang kedua pipi adiknya. Lia dan Neroica terkejut dan langsung menoleh pada wajah yang saat ini berada di hadapan mereka. "Kenapa kalian menangis?" Ucap Tristan. Kedua adiknya yang senang melihat kakaknya selamat, langsung memeluk kakaknya. Suasana manis itu di iringi dengan gemuruhnya tepuk tangan para warga di sana. Mereka berterima kasih pada keberanian Tristan yang sudah berhasil menyelamatkan mereka semua.
"Tuan Tristan. Saya mau mengucapkan terima kasih, " ucap Lucas.
"Untuk apa Tuan? Mall mu hancur dan kau malah berterima kasih?"
"Mall itu tidak jadi masalah. Yang paling penting sekarang adalah keselamatan kita semua. Kau menyelamatkan ribuan nyawa hari ini, " ucap Lucas.