PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.
Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 12. KOTA EMBUN BATU
"Ini Kamarnya Tuan... Tapi Tuan besok pagi pagi meninggalkan Desa ini" Pelayan mengingatkan
" Memangnya ada apa Pelayan?" Tanya Huli Yue.
" Akhir- akhir ini Ada Sekelompok Perampok yang selalu mengganggu ketenangan Desa kami ini. Itulah sebabnya lebih baik besok Pagi cepat-cepat meninggalkan Desa ini agar tidak terjadi Hal buruk pada Tuan dan Nona" Pelayan tersebut membungkuk lalu meninggalkan mereka.
" Baru saja keluar Sekte" Ryu menggerutu sambil berjalan ke Kamar.
" Ka Ryu... Apa kita bantu mereka?" Tanya Huli Yue
" Kita lihat Saja besok Pagi" Ryu melangkahkan kaki menuju kamar mandi membersihkan badan.
Tidak lama Ryu pun sudah keluar dari kamar mandi "Yue'er... Sekarang Giliran mu" Ryu berjalan Ke arah Tempat tidur lalu berbaring.
Huli Yue pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
" Brrukk" seperti benda jatuh di tempat Tidur Ryu yang membuat nya terbangun.
" Yue'er... kenapa kamu Tidur disini? bukankah disana juga ada tempat Tidur?"
" Ka Ryu... kenapa kamu marah Padaku? Bukankah dulu saat di Desa kita juga Tidur satu Ranjang. Pokoknya aku tidur disini." Huli Yue terlihat cemberut. " Lagipula Aku senang saat Kaka terus menatapku sampai tertidur." Huli Yue senyum tipis sambil memegang tangan Ryu
" terserah kamu Saja." Ryu terlihat Cuek dengan wajah memerah mengingat apa yang pernah dia lakukan telah diketahui.
Hari sudah Pagi, Ryu dan Huli Yue kembali melanjutkan keluar Gerbang Desa mencari tempat untuk Bersembunyi.
Beberapa Saat kemudian, Kini Terlihat Sekelompok Perampok berjumlah 50 Orang yang rata Rata Level 20 dan beserta Pemimpinnya berada di Level 23 telah Berada di Depan Gerbang.
" Serahkan semua Harta Kalian! Jika Tidak maka Kami sendiri yang akan mengambilnya." Pemimpin Perampok bicara Lantang.
" Maaf Tuan... Hanya inilah sisa Harta kami Tuan." Sosok Pria Paruh Baya memberikan Beberapa Koin berjalan ke Arah Pemimpin Perampok dengan tubuh Gemetar.
Para Penduduk sendiri Berinisiatif menyerahkan Harta mereka daripada Rumah mereka dibakar Bahkan membunuh Warga jika ketahuan masih menyimpan Harta lain.
" Hanya Sekelompok Semut." Ryu keluar dari Persembunyiannya.
" Siapa Kamu?" Tanya Pemimpin dengan Garang.
" Sebernarnya terlalu berlebihan harus membersihkan Semut seperti kalian. Tapi aku tidak suka dengan Orang yang seperti kalian." Pandangan Ryu dengan Tajam.
" Slash... Slash... Slash..." Sebuah bayangan yang sangat cepat menebas kepala Para Perampok yang kini hanya tinggal Pemimpinnya saja.
“ Apa? Bagaimana mungkin." Gumam Pemimpin Perampok keringat dingin seakan sudah bertemu Malaikat Maut.
" Sekarang Kamu harus jawab dengan jujur, jika tidak, aku akan memotong bagian tubuhmu satu persatu" Ryu memandang dengan wajah datar " Sekarang dimana Markas Kalian?"
" Ampuni Aku Tuan... Kami tidak memiliki Markas.Karena kami lebih senang Berpindah tempat." Jawab Pemimpin dengan cepat bergetar ketakutan.
" Slashhh...." sebuah tebasan yang cepat membuat Pemimpin Perampok mati ditempat.
Setelah Pemimpin Perampok itu mati, Ryu memeriksa Barang yang ada pemimpin tersebut dengan menemukan Puluhan Cincin Ruang Biasa Level 3 hingga Level 5 berisi berbagai Macam Pil, Inti Roh, Kitab, Senjata Ratusan Keping Koin Emas, Ribuan Keping Koin Perak dan Jutaan Keping Koin Perunggu.
" Ternyata target mereka bukan hanya Penduduk Desa. Tapi juga Para Pedagang, Para Kultivator murid Sekte bahkan Klan Bangsawan." Gumam Ryu saat memeriksa begitu banyak Harta pada Pemimpin tersebut.
" Terimakasih Tuan telah menolong Kami." Ucap Pria Paruh Baya tadi berlutut sampai ke tanah.
“ Sudah seharusnya bagiku untuk menolong orang dalam Kesusahan." Ryu berjalan kemudian menatap para Penduduk seperti ketakutan. " Jangan takut. Aku bukan orang Jahat."
" Sekarang coba kalian Periksa semua mayat itu." Ryu menunjuk Tumpukan mayat para perampok.
" Baik Tuan" beberapa pemuda berlari menggeledah satu persatu.
" Ka Ryu... " Huli Yue berlari kecil ke Arah Ryu.
" Ini Tuan..." Seorang Pemuda memperlihatkan hasil temuan mereka yang terdapat Ratusan Koin Perunggu, Puluhan Koin Perak dan Puluhan Pil.
" Kalian Ambil saja untuk mengganti kerugian kalian selama ini." Ryu sambil melihat Para mayat.
" Tapi Tuan... ini terlalu banyak." ucap Pemuda itu.
" Anggap saja untuk upah kalian untuk mengubur mayat mereka agar tidak menimbulkan penyakit " Ryu membalikan Badan menatap Huli Yue. " Yue'er " mengisyaratkan untuk pergi.
Setelah kepergian Ryu dan Huli Yue Penduduk desa pun mulai berkumpul mengambil bagian mereka sesuai kerugian kemudian mengubur Mayat para Perampok tersebut.
" Ka Ryu... sepertinya Para Perampok tadi adalah Orang yang Licin bahkan bisa dibilang Cerdas" Huli Yue bersuara saat jauh dari Desa.
" Aku Pikir demikian... Mereka pasti adalah Buronan Dari beberapa Sekte, Bangsawan bahkan Kerajaan." Ryu ikut membenarkan.
Tiga Minggu telah berlalu sejak kepergian Ryu dan Huli Yue meninggalkan Sekte, Kini terdengar dari Mulut kemulut Bahwa Sosok Pasangan Kekasih yang yang sudah membunuh Kelompok Perampok Hantu Bayangan yang selama ini menjadi Buron Kerajaan Bahkan Kekaisaran yang dimana sebelumnya keberadaan mereka sulit diketahui.
Kelompok Perampok Hantu Bayangan juga banyak menimbulkan Kerugian bagi para Pedagang dan Bangsawan karena kemunculan mereka tidak bisa diprediksi.
Kabar itu juga telah Sampai Kepada Sekte Gunung Persik yang dimana beberapa dari mereka sudah menebak siapa Pasangan tersebut namun hanya lebih baik menutup mulut.
" Apa Saudara sudah dengar tentang terbunuhnya Kelompok Perampok Hantu Bayangan? " Tanya Seorang Pemuda kepada salah satu temannya.
" Sebenarnya aku sudah dengar. Tapi apa mungkin Pembunuhnya hanya seorang Pemuda kira-kira Seusia 20 Tahun saja?" ucap pemuda lain yang memakai baju sebuah Sekte.
“ Itu Benar Senior... bahkan ada seorang warga dari sini mengatakan bahwa Pemuda itu membunuh mereka dengan Sekali Serangan saja." Seorang Wanita Berpakaian Sekte yang juga ada di meja tersebut.
" Aku yakin sekali, bahwa sosok Pemuda itu pasti seorang Guru Agung yang menggunakan Pil awet muda untuk mengubah penampilannya atau sudah menguasai suatu teknik tingkat Dewa." Ucap Pemuda yang disebut Senior.
" Bisa jadi... Sepertinya kita harus Laporkan kejadian ini pada Paktriak." ucap Perempuan tadi.
Tidak jauh dari meja tersebut, Ryu hanya senyum kecut "Guru Agung". Gumam Ryu.
" Guru Agung... sekarang kita harus bagaimana sekarang?" Huli Yue mengejek.
"jika aku Guru Agung, mungkin kamu sudah disebut Leluhur." Ryu balik mengejek.
" Hhuuffhh." Huli Yue jengkel.
" Sebaiknya kita cari Penginapan, mengingat Hari mulai Gelap." Ryu mengalihkan pembicaraan.
" Sebaiknya begitu. lagi pula aku juga capek berjalan Seharian." timpal Huli Yue.
Setelah membayar Pesanan, Ryu dan Huli Yue keluar dari kedai tersebut untuk mencari sebuah Penginapan.
Saat mereka sudah keluar, kini beberapa Pasang mata tertuju pada mereka berdua termasuk Para pemuda tadi.
" Senior... apa yang anda Fikirkan?" tanya Wanita tadi.
" Bukankah kamu merasakan Aura yang sangat kuat dari Kedua Orang tadi? Aku kira mereka bukan Orang bisa." Jawabnya.
" Benar sekali... Kurasa kita Sepemikiran, kurasa mereka adalah orang yang kita cari selama ini. Kita harus menyelidikinya dengan Hati-hati." Ucap pemuda yang lain.
" MMMMM" semua mengangguk setuju.
......................
" Pelayan... aku ingin mencari Kamar yang terluas di Penginapan Ini. Jika ini kurang, katakan saja." Ryu memberikan 800 Koin Perunggu di atas meja Kasir.
" Ini Sudah cukup Tuan." ucap pelayan.
" aku juga menginginkan Kamar itu." Seorang pemuda Berpakaian Bangsawan sedang menggandeng Seorang Wanita bersama 5 Pengawalnya.
" Maaf tuan. Pemuda ini sudah memesan. jadi itu aturan yang ada di penginapan." Pelayan berkeringat dingin.
" Apa kau tidak tau siapa aku? Aku adalah Pao Ding Putra Walikota di Kota ini. Aku akan membayar Berapapun yang pelayan mau. bahkan membeli Penginapan ini." Pao Ding dengan Angkuh memberikan 1000 Koin Perunggu.
" Rakyat jelata sepertimu tidak layak disini. Aku yakin kamu tidak akan mampu membayar lebih tinggi lagi dariku." Pao Ding menatap rendah Ryu.
" Atau... Aku akan memberikanmu kamarnya asalkan Nona manis ini ingin melayaniku malam ini." Pao Ding menatap Huli Yue penuh nafsu.
Mendengar itu Huli Yue sangat marah dan ingin menampar Pemuda sombong itu, namun capat dicegah Oleh Ryu.
'Sepertinya Pemuda ini harus dikasih pelajaran.' Batin Ryu sambil memberikan 2000 Koin Perunggu di meja Kasir.
" Apa ini sudah cukup untuk menutup mulutmu?" Ryu melempar 1 kantong Koin yang berisi 1jt Koin Perunggu.
" Apa... Siapa Pemuda ini? Aku Yakin Pasti lebih banyak lagi Harta padanya." Gumam Pao Ding saat memeriksa kantong tersebut.
" Sepertinya pemuda ini adalah Pencuri yang selama ini kami cari." Pao Ding mencari alasan" Pengawal... Tangkap Pencuri itu" menunjuk ke ara Ryu.
" Praaakk... Praaak... Praaak..." Pukulan keras dari Ryu membuat para pengawal mati seketika.
" Gluug" Pao Ding menelan ludah keringat dingin.
" Bagaimana mungkin? " mengingat Para pengawalnya Sudah mencapai Level 20 dengan mudah dikalahkan oleh Ryu.
Semua yang berada di dalam Ruangan itu juga terlihat ketakutan melihat kejadian tersebut berbanding terbalik dari Perkiraan mereka.
" Sekarang Pergilah dari sini sebelum aku berubah Pikiran." Ryu mengancam.
" Ba...Baik Tuan... " Pao Ding gemetar dengan terburu-buru meninggalkan tempat itu bersama Seorang Wanita yang bersamanya.
" Tunggu... Berikan Harta yang ada padamu kepada pelayan itu sebagai ganti rugi Kerusakan." ucap Ryu.
“ Ba...Baik Tuan." Pao Ding memberikan Sekantong berisi Koin kepada Pelayan. lalu pergi meninggalkan Penginapan.
" Te..Terimakasih Tuan" ucap pelayan dengan tubuh gemetar.
" Tidak masalah... " Ryu senyum ramah kemudian menatap para tamu yang berada di tempat itu juga terlihat ketakutan." Mohon maaf semuanya atas kejadian tadi. Sebagai Permintaan maafku aku akan mentraktir kalian semua." Ryu memberi hormat.
" Terimakasih atas Kedermawanan Tuan." jawab mereka serempak terlihat gembira bercampur takut.
Melihat tingkah mereka, Ryu hanya tersenyum lalu meminta Pelayan mengantarkan mereka ke Kamar.
Setelah sampai di Kamar, Ryu dan Huli Yue langsung membersihkan diri kemudian kembali untuk istirahat.
" Tok tok tok" sebuah ketukan terdengar dari pintu.
" Siapa?" Tanya Ryu.
" Maaf mengganggu Senior. aku Dong Shen ingin bertemu sebentar dengan Tuan." ucap orang tersebut.
" Baiklah aku akan segera kesana!" Ryu beranjak dari tempat tidur tidak ingin mengganggu Huli Yue.
Di luar kamar Ryu pun disambut oleh Seorang Pria Paruh Baya yang telah menunggunya lalu mempersilahkan menuju sebuah meja kosong.
" Ada apa Senior memanggilku?" tanya Ryu melihat sosok di depannya yang tua dari dia.
" Ah tidak Pantas senior memanggilku seperti itu. Dari tingkat Kultivasi Senior sangat jauh tinggi dariku." Dong Shen merendah.
" jika begitu bagai mana jika dipanggil Saudara saja?" Ryu mengerti aturan semua Kultivator.
" Baiklah jika Saudara berkata demikian. Nama saudara sendiri?" Dong Shen menanyakan.
" Panggil Saja Saudara Ryu." ucap Ryu.
"Oh saudara Ryu. Senang Berkenalan denganmu" Dong Shen menatap pelayan yang tidak jauh dari mereka. "Pelayan... bawakan 2 Kendi Arak terbaik untuk kami."
" Baik Tuan" Sambut pelayan.
" Begini Tuan Ryu... sebenarnya aku meminta Bantuan mu. Akhir-akhir ini ada sosok Siluman yang sering membunuh para Warga bahkan Para Kultivator tidak luput dari Sasaran Siluman tersebut. Dengan kekuatan Saudara sekarang, aku yakin Siluman tersebut akan dikalahkan." Dong Shen terlihat Serius.
" Saudara Shen... Apa kejadian ini sudah dilaporkan kepada Walikota?" tanya Ryu.
" Kejadian ini sudah dilaporkan kepada Walikota. Namun masalahnya juga nihil. Bahkan Walikota sendiri mengadakan Sayembara bagi siapa yang mampu membunuhnya akan diberikan Senjata Suci kelas Dewa." ucap Dong Shen.
" Permisi Tuan... Ini Pesanannya" Pelayan memberikan 2 Kendi Arak.
" Terimakasih Pelayan" Dong Shen langsung memberikan Tips.
" Saudara Ryu... Silahkan!" Dong Shen menawarkan 1 kendi Arak kepada Ryu.
Tidak ingin mengecewakan Orang yang baik kepadanya, Ryu pun mengambilnya dengan beberapa teguk sebagai rasa hormat.
" Tidak hanya itu saja. Walikota juga akan memberikan Harta lain. Itulah sebabnya Para Kultivator dari berbagai sekte ingin mencari keberuntungan. Pada Akhirnya sudah Ratusan Para Kultivator sudah mati di tangan Siluman tersebut." lanjut Dong Shen.
" Saudara Shen... Jika boleh tau, Siluman jenis apa itu? " tanya Ryu.
" Saudara Ryu... Siluman itu adalah Laba-laba jaring Giok. Namun ada hal aneh, Siluman tersebut BerElemen Petir." ucap Dong Shen.
" BerElemen Petir?" Ryu sedikit heran dimana dalam pengetahuannya Laba-laba jaring Giok adalah menggunakan Racun.
" Benar Saudara Ryu... " ucap Dong Shen.
" Baiklah Saudara Shen. " Besok antarkan aku kesana!" ucap Ryu.
" Tentu saja." Dong Shen terlihat bersemangat.
Cukup lama mereka berbincang, kini Ryu pun meminta izin pamit untuk beristirahat berdiri dengan sempoyongan menuju kamarnya.
" Haaahh... tidak kusangka, seorang Kultivator Hebat bisa dikalahkan hanya dengan Arak " Dong Shen menggelengkan kepala.
......................
Di Pagi Harinya Ryu yang sudah bangun kini kaget menyadari dirinya tidur tanpa sehelai kain bersama Huli Yue.
" Yue'er... apa yang terjadi? " Ryu menarik selimut tanpa sengaja menatap tubuh wanita di sampingnya yang terlihat sangat putih dan Halus.
" Hoooaamm... Bukannya Ka Ryu sendiri memintanya. Bahkan melakukannya dengan sangat Gagah." Huli Yue dengan wajah memerah.
" Maafkan Aku Yue'er... ini semua diluar kendaliku." melihat bercak darah di tempat mereka berbaring
" Ka Ryu... kau harus Janji untuk menikahi ku!" Huli Yue mengulurkan tangan dengan jari Kelingking.
" Aku Janji Yue'er..." Ryu juga mengulurkan jari kelingking.
Setelah membersihkan diri, Ryu meminta Huli Yue untuk sementara tinggal di Penginapan karena dia ingin bertemu dengan Dong Shen untuk menyelesaikan sedikit masalah.
Meskipun tidak tau apa yang dikatakan oleh Ryu, Huli Yue hanya mengangguk setuju mengingat dia masih betah di kamar tersebut.