NovelToon NovelToon
ANAK MAMA

ANAK MAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Paksa / Kehidupan di Kantor
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kata Kunci

Malam "panas" antara Danar dan Luna, menjadi awal kisah mereka. Banyak rintangan serta tragedi yang harus mereka lalui. Masa lalu mereka yang kelam akankah menjadi batu sandungan terbesar? atau malah ada hamparan bukit berbatu lainnya yang terbentang sangat panjang hingga membuat mereka harus membuat sebuah keputusan besar dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kata Kunci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21.

Suara debaran jantung terdengar cukup keras bahkan Dimas Si Pemiliknya merasakan dadanya bergerak sendiri saking gugupnya.

Beberapa waktu sebelumnya...

Dimas langsung bergeser duduk tepat disamping Ningning, mereka lalu berhadapan. Ningning kemudian menceritakan ciri - ciri yang mirip dengan sosok perempuan yang sedang dicari oleh lelaki berkulit sawo matang itu. Wajah serius perempuan berambut cepol itu memulai ceritanya dan didengarkan dengan seksama oleh Luna dan terlebih Dimas. Namun ekspresi wajah Luna yang paling pertama berubah dan terlihat seperti sedikit berpikir,

"Masa iya Mbak Dian? Kamu yakin Ning, nggak salah liat orang maksudnya beneran setelan pakaian yang dipakai sama Mbak Dian memang warna biru?" banyak pertanyaan yang akhirnya terlontar dari perempuan yang baru saja resmi menjadi kekasih seorang Danar Perkasa.

Dimas kemudian menganggukkan kepalanya dengan cepat setelah mendengar pertanyaan logis Luna. Ningning kemudian menarik napas dalam dan juga menghembuskannya dengan cukup panjang, lalu ia merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah kartu dan diserahkan kehadapan Dimas. Satu alis lelaki berambut ikal itu naik dan sesaat melihat kearah kartu yang perlahan diambilnya itu.

"Itu kartu ruangan Mbak Dian, biasanya dia akan ada di ruangannya pas pagi aja sisanya dia ada 1 lantai dibawa lantai Pak Danar, disana meja kerjanya berada. Nah, kalau kamu mau, besok pakai kartu itu dan gantiin aku ngebersihin ruangannya trus kamu bisa sekalian ngecek kemiripan tulisan di gelas itu sama tulisan Mbak Dian yang pasti ada ditempat penyimpanan berkasnya." jelas Ningning sambil juga menunjuk gelas kopi Dimas.

Senyum lebar terkembang di wajah Dimas dan saking senangnya dia hampir saja memeluk Ningning, tapi dengan cepat perempuan itu menahan wajah hitam manis temannya itu. Setelah menyelesaikan masalah Dimas, Ningning kemudian beralih menoleh kearah Luna yang terlihat juga ikut senang. Lalu tangan Ningning meraih satu tangan temen perempuannya itu, kini giliran Luna yang menaikkan kedua alisnya.

"Na, kamu yakin bakal meneruskan punya hubungan istimewa sama Pak Danar?" tanya Ningning dengan wajah khawatirnya.

Luna kemudian memberikan senyum simpul dan membalas pegangan tangan Ningning dengan tepukan pelan, lalu anggukan penuh keyakinan diberikan oleh perempuan berambut kepang itu. Ningning merunduk sejenak dengan anggukkan penuh keraguannya.

Kembali ke masa sekarang...

Dian terlihat baru saja datang, dia memindai kartu tanda pengenal karyawannya lalu masuk sambil sesekali menyapa sambil agak merundukkan kepala pada beberapa karyawan yang mengenalnya. Senyum yang tidak begitu dingin nan cantiknya membuat sebuah karisma berbeda terpancar dari perempuan berkacamata itu, cara jalan yang selalu cepat namun tetap tegak dan sesekali dia melihat kearah gawai pintar nya membuat Dian semakin terlihat menarik. Dimas yang berada disebuah sudut sebuah lorong, memperhatikan perempuan yang menjadi target rasa penasarannya itu, sudah masuk ke dalam lift. Setelahnya Dimas berbalik dan kini ada sebuah keraguan mengusik hatinya dan semua pertanyaan logis Luna kemarin terbentuk di otaknya, dia berjalan dengan 1/2 melamun namun dengan cepat dikembalikan kesadarannya dan juga menata hatinya yang bimbang sesaat menjadi mantap kembali.

Ting...

Suara lift berhenti dengan pintu yang perlahan terbuka, wajah Dimas lengkap dengan masker wajahnya serta kereta kerja yang didorong dengan santai menemani lelaki itu menyusuri lorong tidak begitu panjang hingga sampai di sebuah pintu kaca. Terlihat jelas isi ruangan tersebut serta semua tatanan benda di dalamnya, pelan namun pasti pintu itu di dorong dan Dimas masuk ke dalamnya, dia melihat ke sekeliling dan tidak ditemukan kamera pengawas karena kamera terakhir berada diluar pintu tersebut. Dimas kemudian mengeluarkan alat kerjanya dan memulai pekerjaan dengan niat sampingnya untuk memeriksa berkas yang berada di beberapa rak dekat dengan jendela dan jauh dari pintu kaca, jadi sudah tentu jauh dari pengawasan kamera. Dilap satu persatu pajangan juga rak - rak yang mendampingi berkas - berkas tersebut, hingga ia memberanikan diri mengambil satu judul berkas yang sekiranya hanya berisikan tulisan Dian. Pupil mata Dimas membesar tatkala dilihat sesuatu diberkas tersebut.

"Siapa kamu?" suara Dian yang tiba - tiba terdengar membuat Dimas semakin terkejut.

Debaran jantungnya terdengar hingga ke gendang telinga lelaki itu diikuti dengan dadanya yang bergerak sendiri karena perasaan tegang bercampur gugup dirasa lelaki itu. Dian berjalan kearah samping Dimas dan dengan cepat juga agak kasar merampas berkas yang masih terbuka ditangan lelaki itu. Wajah curiga tingkat tinggi dan alis yang berkerut terlihat jelas pada Dian, sebelum perempuan itu membuka suaranya, lebih cepat Dimas yang membuka masker wajahnya, kini giliran Dian yang terlihat cukup terkejut.

"Jadi, Mbak orangnya...," ucap Dimas.

Dian dengan cepat mengubah mimik wajahnya kembali ke datar mengarah ke dingin dengan meletakkan kembali berkas yang diambil oleh Dimas tadi, lalu masih terdiam dia mencoba untuk berlalu dari arah pandang Dimas, namun satu tangan berkulit putih pucat Dian dipegang hingga langkah perempuan cantik itu terhenti. Kepala Dian seketika menoleh kearah Dimas dan juga berusaha melepas pegangan lelaki yang menjadi bawahannya itu.

"Saya tidak mengerti maksud kamu. Seharusnya bukan kamu yang ada di ruangan saya dan sudah dengan lancang membaca berkas milik perusahaan yang bersifat rahasia. Sebaiknya selesaikan pekerjaan kamu, lalu segera pergi dari...," penjelasann tegas Dian terpotong oleh ucapan Dimas,

"Saya ada disini memang untuk menggantikan Ningning karena rasa penasaran saya, kenapa? karena ini...,"

Sebuah foto ditunjukkan Dimas pada Dian, perempuan muda itu mengerutkan dahinya dan melihat dengan cepat lalu kembali beralih menatap cukup tajam mata Dimas.

Helaan napas pendek dan agak kasar terdengar dari perempuan berkacamata itu, kedua tangannya kini bersidekap depan dadanya.

"Gelas minuman? Kamu mau pamer ada yang kasih kamu semangat atau kamu mau nyemangatin saya? kalau jawabannya yang kedua, saya tipe orang yang selalu optimis menjalani hari jadi tidak perlu energi semangat dari orang lain. Ayo cepetan keluar...," Dian lagi - lagi menjawab dengan tegas juga lebih dingin serta menarik lengan Dimas.

Lelaki berkulit sawo matang itu terlihat kebingungan kali ini, karena dia membaca tidak ada keraguan disetiap kalimat juga gestur tubuh Dian saat menyangkal semua bukti yang sudah diberikannya. Masih berdiri membeku dengan kereta kerja yang sudah bersama dengannya diluar ruangan Dian, Dimas memandangi ruang kosong disebelahnya. Dian kembali ke rak berkas setelah mengusir Dimas serta kereta keluar dari sana. Wajah lemas dan juga kecewa dirasakan oleh Dimas tanpa bisa memberikan argumennya lagi, dia melihat kearah gawai pintar nya yang masih memperlihatkan gambar tulisan di gelas kopi hari itu.

"Tulisan kalian sama, masa iya bukan dia, lalu siapa?" tanyanya dengan suara pelan.

Dimas kemudian memutuskan pergi dengan perasaan penasaran yang belum juga terobati. Lalu dari dalam ruangan tadi, Dian terlihat mengintip dengan pelan dari balik tembok penghalang ruangan rak berkas dengan pintu kaca. Tubuhnya kemudian disandarkan ke dinding dengan perasaan sangat lega dia menarik napas dan mengelus pelan dadanya.

"Hampir aja ketahuan, tapi dia cukup pintar, tapi ngapain juga dia se penasaran itu cuman karena sebuah tulisan? Aneh...," ujar Dian yang menganggap tingkah laku tidak biasa Dimas.

xxxxxxxx

Ningning terlihat mengerutkan dahinya sambil menyedot minuman dingin yang dibelinya siang itu, lalu dia menggelengkan kepala dan melepaskan bibirnya dari sedotan itu. Kedua tangannya menepuk sekali hingga membuat Dimas dan Luna terkejut.

"Dim, kayaknya Mbak Dian boong deh. Nih, aku kasih tau ya. Mbak Dian sama Mbak Muti itu kembar, tapi bukan berarti tulisan tangannya sama. Mirip mungkin tapi nggak sama...," Ningning mengutarakan pendapatnya setelah mendengar cerita dari Dimas.

Dimas dan Luna saling tatap sesaat kemudian kembali melihat kearah Ninging.

"Mbak Dian sama Mbak Mutiara saudara kembar?" tanya mereka bersamaan dan Ningning menjawab dengan anggukkan santai sambil kembali menikmati minumannya.

Dimas menjadi semakin lemas dan langsung duduk bersandar di kursinya, Luna kembali membuat ekspresi berpikir. Lalu tiba - tiba saja perempuan berkepang itu mengeluarkan gawai pintar nya dan terlihat mengutak - atik sesaat, satu jarinya kemudian agak digigit karena tidak sabar menunggu balasan dari sebuah pesan singkat yang dikirimnya pada seseorang.

Dreet...

Suara getar dari ponsel Luna membuat mimik wajahnya sumringah, lalu dibaca dan pupil mata perempuan muda itu agak membesar. Satu tangannya kemudian meraih ujung pundak Ninging dan agak menggoyangkannya.

"Teori kamu bener Ning. Nih, liat. Jadi tulisan itu punyanya Mbak Dian bukan Mbak Mutiara atau orang lain...," ucap Luna kehadapan Ningning juga kemudian kearah Dimas sambil meletakkan gawai pintar nya di tengah meja.

Dimas langsung melihat isi pesan itu dan memperbesar sebuah kiriman foto yang berisikan 2 buah guratan pena. Diletakkan kembali gawai milik Luna tersebut, tanpa basa - basi Dimas seketika meninggalkan tempat istirahatnya dan pergi dengan terburu - buru.

********

1
Mak e Tongblung
beberapa kali "mengangguk" kok "menganggur" , tolong diperhatikan thor
Kata Kunci: 🙇‍♀️🙇
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!