Arindita memutuskan pindah rumah setelah bercerai dari mantan suami yang lebih memilih wanita simpanannya.
Didampingi oleh putra satu-satunya yang baru berusia delapan tahun, mereka pindah ke sebuah perumahan elit di kawasan ibukota.
Namun kepindahan mereka membuat Arindita dekat dengan anak tetangganya, disitulah kehidupan kedua Arin dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelenyar Aneh
Beberapa detik mereka dalam posisi yang sama, tak ada pembicaraan diantara keduanya. Mereka sama-sama menikmati momen seperti ini.
Tatapan Arin kian melunak dan berubah sayu, tangan kekar yang melilit di perutnya membawa kehangatan tersendiri untuk Arin.
Dengan dorongan dalam dirinya Arin menyentuh lengan kekar itu, meraba kulit kenyal dengan tekstur yang berurat di beberapa bagian.
Tubuh Arin memanas! Hawa seperti ini membuat tubuhnya terbakar hebat! Arin mengenal kondisi seperti ini! Ia terangsang hanya dengan sebuah pelukan.
Dengan tubuh bergetar Arin menoleh ke belakang menatap lelaki yang sudah membuatnya setengah sadar.
"Mas..... "
Cup!
Tubuh Arin bagai tersengat aliran listrik beribu-ribu volt! Sentuhan Sonny membuatnya kehilangan akal sehat.
Arin tak munafik! Ia rindu belaian ini, ia menginginkan Sonny!!!
Namun kenikmatan itu harus terhenti tatkala suara bel rumah Arin berbunyi nyaring.
Ting Tong! Ting Tong!
Sontak keduanya melepaskan ciuman tersebut! Menoleh ke arah sumber suara. Mereka saling pandang beberapa detik.
Ketika keduanya mengikis jarak lagi bel rumah berbunyi kembali, kali ini diiringi suara seseorang.
Ting Tong! Ting Tong!
"Permisiiii..... Mbak Arin.... Mbak ada di rumah??" Teriak orang tersebut.
Mendengar suara seseorang di luar sana membuat Sonny menjauhkan tubuhnya, ia membenahi kembali pakaian Arin yang sempat ia kacau.
"Sepertinya ada yang ingin menemuimu, mungkin penting. Temuilah, aku akan menunggu di sini" Titah Sonny.
Arin sedikit kecewa karena Sonny tidak melanjutkan kegiatan mereka, meski memang itu bukan kesalahan yang dilakukan Sonny.
Arin pun lantas berjalan ke arah pintu utama, terlihat salah satu tetangganya berdiri disana.
"Mbak Dewi?"
"Malam mbak Arin, maaf mengganggu waktunya. Lagi ada tamu ya, mbak?" Tanyanya melihat sebuah sandal yang tergelak di depan rumah Arin.
Arin terbelalak, seketika ia jadi kelabakan menjawab pertanyaan itu.
"Emm... I-ini.... Ini sandal saudara saya mbak, tadi ketinggalan hehe.... A-ada apa ya mbak Dewi? Tumben kemari?" Sanggah Arin mengalihkan topik pembicaraan.
"Oh... Ini mbak saya mau minta salah satu tanaman hias punya mbak Arin, buat keperluan Adit sekolah. Katanya besok disuruh bawa tanaman hias, sedangkan saya gak punya tanaman di rumah. Mau beli juga sudah malam, si Adit telat ngasih taunya" Jelas Mbak Dewi panjang lebar.
Mendengar penjelasan tetangga arin langsung mengiyakan, "Iya mbak, boleh kok. Silahkan mau bawa yang mana?" Tawar Arin, sesekali pandangannya melirik ke arah dapur, melihat Sonny yang bersembunyi disana.
"Beneran boleh mbak? Kalau gitu saya mau minta bunga mawar aja, gapapa kan mbak Arin?"
"Iya mbak, gapapa. Ambil aja saya masih punya banyak kok bunga mawarnya" Kata Arin mengizinkan.
"Wah makasih banyak ya mbak, kalau gitu saya ambil pot dulu di rumah" Namun Arin langsung menahannya, akan lama jika seperti itu.
"Jangan mbak, ambil saja sekalian sama potnya"
"Serius mbak Arin?"
"Iya, mbak Dewi" Arin melangkah keluar lalu mengambil tanaman mawar miliknya untuk ia diberikan pada wanita berbadan besar tersebut.
"Ini, mbak"
"Waduh saya jadi gak enak, tapi sekali makasih ya mbak. Saya langsung pamit aja, mbak Arin lanjut istirahatnya. Saya permisi mbak, selamat malam"
"Iya, selamat malam juga"
Selepas kepergian sang tetangga Arin bisa bernafas lega, hampir saja ia ketahuan karena sandal milik Sonny.
"Hufftt.... Hampir saja"
•
•
•
•
Mana Nih Yang Belum Vote?? Masih Mamie Tunggu 😁🥰